"Ini masih pagi, kenapa kamu sudah bekerja serius sekali?" Lucia mendesah saat melihat Arthur yang duduk di kursi kebesarannya.
Arthur hanya tersenyum sebagai respon.
Lucia yang melihatnya hanya bisa menggeleng lalu mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya sendiri. Yah, sama saja.
"Apa aku boleh bertanya?" ucap Arthur memecahkan keheningan.
"Silahkan." Lucia menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen di atas meja.
"Apa hubunganmu dengan Sean?" tanya Arthur yang hanya dijawab dengan keheningan mutlak.
"Hei, kamu bilang aku boleh bertanya," protes Arthur.
"Ya, memang. Tetapi, aku tidak berjanji akan menjawabnya," kilah Lucia.
"..." Gadis ini semakin pandai mengelak.
"Kalau kamu memang tidak ingin memberi tahuku, aku tidak keberatan," ucap Arthur.
"Lalu apa? Kamu akan mencari tahu sendiri?" ucap Lucia datar.
Arthur tersenyum. "Bagaimana bisa aku mengganggu privasi adik kecilku ini?" Aku hanya ingin tahu sedikit saja...
Lucia berdecak kesal. "Dia mantan pacarku."
Arthur yang mendengarnya tanpa sengaja mencoret dokumen yang akan ditanda tanganinya. "Kamu serius?"
"Kamu tidak perlu khawatir," ucap Lucia. "Aku sudah memutuskannya sehari setelah itu."
Bibir Arthur berkedut. Hei, aku menjadi lebih khawatir karena kamu memutuskannya terlebih dahulu.
"Apa dia masih menyukaimu? Kenapa dia sepertinya terus mengejarmu?" tanya Arthur.
Lucia menggeleng. "Aku rasa dia mengejarku bukan karena dia menyukaiku," ucap Lucia pelan. "Mungkin dia mengejarku karena ingin membunuhku."
Arthur tak bisa berkata-kata.
Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah seorang wanita muda yang Lucia kenal sebagai sekertaris Arthur.
"Tuan, ada tamu," ucapnya. "Dia mengatakan bahwa dia ingin menemui Nona Lucia."
Dahi Arthur berkerut. "Siapa?"
"Tuan Dimas," jawab sekertaris itu tanpa menyembunyikan kegembiraannya.
Oke, Dimas memang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam bisnis. Tetapi, tidak bisakah kamu sedikit profesional? Itu hanya Dimas! Dia juga seorang manusia!
Arthur melirik Lucia yang tak perduli lalu menyentuh kepalanya yang pusing. "Biarkan dia masuk."
Saat Dimas masuk, Arthur melihat pria itu membawa sebuket bunga mawar merah dan sekotak cokelat berbentuk hati. Tanpa sadar, bibirnya bergetar. "Hei, kenapa kamu datang ke kantorku kalau ingin bertemu Lucia," protesnya.
"Aku tahu dia pasti ada di sini," ucap Dimas datar.
"Apa kamu menyelidikiku?" tanya Lucia dengan tatapan tajam.
Dimas mengangguk. "Aku harus tahu semua hal tentang orang yang aku sukai."
Arthur yang mendengarnya merasa bahwa dia akan menjadi roda ketiga jika dia tetap diam di sini. "Aku akan istirahat terlebih dahulu di ruang pribadiku. Kalian berdua, berbicaralah dengan damai," ucap Arthur sebelum melangkah pergi.
Lucia mengerutkan bibir tak setuju tapi tidak mengatakan apapun.
"Ini untukmu," ucap Dimas sambil menyerahkan buket bunga dan cokelat.
Bibir Lucia berkedut. "Apa kamu ingin membunuhku?" tanyanya.
Dimas bingung. "Apa yang salah?"
"Aku alergi cokelat," ucap Lucia datar.
Dimas membeku. "Oh, itu, anu, em, maafkan aku, aku tidak tahu," ucap Dimas kemudian dengan malu-malu.
"Bukankah kamu mengatakan kalau kamu harus tahu semua hal tentang orang yang kamu sukai?"
"Itu, ah, aku tidak bisa mendapatkan informasi pribadimu," ucap Dimas pelan.
Lucia menatap pria di depannya yang memerah karena malu dan hatinya sedikit merasakan simpati. "Aku alergi cokelat dan kucing tapi aku menyukai stoberi dan kelinci."
Mata Dimas bercahaya. "Apa ini artinya kamu mengijinkanku untuk mengejarmu?"
Lucia membeku saat mendengar pertanyaan Dimas. "Omong kosong apa yang kamu katakan?!" Lucia menutupi pipinya yang terasa panas.
Dimas tertawa renyah. "Tidak masalah! Tidak perlu malu! Aku pasti tidak akan mengecewakanmu!"
Lucia berdecak kesal.
Jadi, saat Arthur ingin mengintip, dia melihat sepasang manusia yang saling bertatapan dengan pipi memerah. Sial! Kenapa aku harus mengintip?! Ah! Aku bahkan bisa merasakan gelembung merah muda dari sini!
Dia menghela napas panjang. Lihatlah, Lucia-nya sudah dewasa ah! Dia bahkan sudah memiliki mantan pacar dan seseorang yang mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan and Demon [SUDAH DIKONTRAK]
Romance"Aku sudah menyelamatkan nyawamu. Jadi, bayar aku... dengan tubuhmu." Lucia: "..." "Nona, apa kamu yang menyelamatkanku? Kalau begitu, biarkan aku membayar dengan tubuhku." Lucia: "!!!" *** Lucia dibuang oleh keluarganya, ditinggalkan kekasihnya , d...