Untuk kali ini, para wartawan tidak mengharapkan akan melihat kehadiran keluarga Halim. Siapa yang tidak tahu tentang kasus tetua keluarga Halim yang diracuni anak dan cucunya sendiri? Itu menjadi berita panas selama seminggu penuh!
"Bagaimana mereka berani datang ke acara seperti ini setelah melakukan kejahatan seperti itu?"
"Tak tahu malu!"
"Aku heran kenapa mereka belum dipenjara."
"Tentu saja mereka tidak akan. Mereka orang kaya!"
"Awalnya aku pikir gadis Halim merupakan orang yang lemah lembut tapi ternyata dia hanya seekor rubah!"
Alissa berusaha mempertahankan senyum sempurnanya saat mendengar bisik-bisik orang di sekitarnya. Bahkan ada beberapa orang yang berani secara terang-terangan mengacungkan jari padanya.
Ayah dan ibu yang berdiri di sampingnya hampir marah saat mendengarnya. Seumur hidupnya, tidak ada orang yang pernah memandang rendah diri mereka. Jangan katakan menunjuk mereka, saat berpapasan dengannya, semua orang harus merunduk dan memberinya jalan!
Kalau dipikir-pikir, mereka jelas sudah menghilangkan jejak dengan bersih. Bagaimana orang lain bisa menemukan bukti? Bahkan mereka menambahkan beberapa bukti palsu untuk mendukung dan mencetaknya ke dalam koran Waktu!
Koran Waktu terkenal karena integritasnya dalam menyampaikan berita dan tidak pernah memihak sisi manapun sehingga lebih dipercaya masyarakat. Hanya ada satu orang yang bisa berbuat sewenang-wenang hingga menjadikan bukti palsu untuk membuat berita, itu jelas pemilik perusahaan!
Mereka sudah merenungkannya dan tidak merasa pernah menyinggung orang hebat manapun. Mengapa tiba-tiba diserang seperti ini?!
Kalau Lucia bisa mendengar apa yang mereka pikirkan, dia pasti akan tertawa sampai menangis. Ya, kamu tidak menyinggung orang hebat tapi kamu menyinggung orang-orangku!
Lucia memang terlihat tidak perduli dengan sekitarnya. Tetapi, dia adalah orang yang overprotektif terhadap orang yang dia sayangi.
Entah bagaimana, Alissa tiba-tiba memikirkan Lucia tapi dia segera membuang pikiran itu. Huh, apa yang bisa dilakukan sampah itu?
Suasana hening mendadak. Para wartawan yang sejak tadi memotret Alissa tanpa henti, menurunkan kameranya.
"Ya Tuhan! CEO Arthur!" pekik seorang wartawan wanita membuat wartawan lainnya tersadar.
"Bukan. Maksudku, siapa wanita di sampingnya?!" seru seseorang.
"Astaga! Dia seperti seorang dewi!"
"Kenapa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya?"
"Apa dia pacar Tuan Arthur?"
"Ya ampun! Aku merasa gadis itu tidak sederhana!"
Lucia tersenyum elegan sambil mengangguk pada para wartawan.
"Ya Tuhan! Dewi menatapku!"
Arthur segera menggandengnya memasuki tempat perjamuan, tidak memberinya kesempatan untuk terus menebarkan pesona.
Alissa linglung sesaat ketika melihat Lucia yang berdiri dengan megah di samping Arthur. Sejenak, dia tidak bisa menolak pesona Lucia saat gadis itu tersenyum. Bagaimana bisa gadis itu ada di sini?!
Wajah ayah dan ibunya juga terlihat tidak bagus saat melihat Lucia. Mereka buru-buru menarik Alissa masuk.
Tuan rumah sedikit tersenyum untuk memberikan wajah saat melihat keluarga Halim. Tuan rumah, Benny Alatas, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Halim dan tumbuh bersama sejak mereka muda sehingga mau tak mau dia harus memberi mereka sedikit wajah. Oleh karena itu, keluarga Halim berani keluar saat mengetahui bahwa perjamuan diadakan di rumah Tuan Benny.
Lucia tidak begitu memperhatikan keluarga Halim karena dengan kekuatannya sekarang, mereka bukan masalah besar. Lagipula dia datang ke sini untuk orang lain.
Alissa ditarik oleh orang tuanya ke salah satu sudut saat memasuki ruangan.
"Apa kamu tahu bagaimana pelacur itu bisa terhubung dengan Arthur?" tanya ayahnya tak sabar.
Alissa terlihat gugup saat matanya bertemu dengan mata ayahnya. "Ayah, beberapa minggu yang lalu, saat aku sedang berjalan-jalan dengan Dewa, aku tidak sengaja bertemu dengan saudari yang sedang berbelanja dengan Tuan Arthur," ucap Alissa yang terlihat akan menangis.
"Aku pikir Tuan Arthur hanya ingin bermain-main dengannya. Jadi, aku memintanya untuk kembali." Alissa mengusap matanya yang berair.
"Tapi dia tidak mau dan mempermalukanku di depan banyak orang. Untungnya, Dewa ada di sana membantuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan and Demon [SUDAH DIKONTRAK]
Romance"Aku sudah menyelamatkan nyawamu. Jadi, bayar aku... dengan tubuhmu." Lucia: "..." "Nona, apa kamu yang menyelamatkanku? Kalau begitu, biarkan aku membayar dengan tubuhku." Lucia: "!!!" *** Lucia dibuang oleh keluarganya, ditinggalkan kekasihnya , d...