Bab 1 - Saya Dokter, siapa kamu?

281K 11.7K 477
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Cast

Trailer

***

BUKAN CERITA RELIGI BIASA. BAKAL SERU POKONYA HEHE...

Salam kenal semua aku Mellyana Dhian, panggil aja Mel atau Mellyana. Salah satu tulisanku yang mungkin kamu tahu adalah Diaku Imamku. Itu loh yang kemarin seriesnya yang mau Yuki Kato. Tau gak?

Kalau gak, yaudah sih, gak perlu kenal aku yang penting kenal karyaku. Eh, tapi kalau kita bisa deket, why not?

KALAU GAK ADA HALANGAN AKU BAKAL UPDATE CEPET. VOTE YUK!

1. SABTU AJA

2. SABTU DAN SENIN

***

Ini bukan prihal gadis berhijab harus berakhlak baik, namun prihal seorang wanita tidak seharusnya melupakan kodrat. Karena semua orang harus belajar untuk tidak melupakan batasan.

~Pangeran Hati~

***

"Cie, akhirnya mau lulus juga kita, Bro. Ada Kak Anza tuh," Senggol lelaki bernama Arsa.

Yang disapa baru saja menutup berita pembunuhan dari lapak internet, hendak duduk di posisi sesuai saat geladi bersih. Tangan kanannya membawa map bertuliskan sumpah dokter. Tubuhnya rapi dibalut toga.

Dia Iqbal Danugraha. Lelaki bertubuh jangkung, kulit putih bersih, bentuk wajah oval dengan agak kotak dibagian dahi, rambut lurus dibelah kanan, gigi rapi nan bersih, berlesung pipi indah, mata standar orang Asia Tenggara dengan bola mata hitam kecokelat-cokelatan. Dia Iqbal Danugraha anak kedua dari Kyai Haji Lukman—pengasuh pondok pesantren ternama—yang sebentar lagi resmi menjadi seorang dokter.

"Terus kenapa kalau ada Kak Anza?"

"Kita anak kedokteran tahu kali kalau kalian deket."

"Dia terlalu tinggi buat gue gapai." Lagipula Iqbal tidak yakin apakah rasa yang tumbuh itu benar-benar cinta. Sebab rasanya tidak seperti dia menyayangi Aisya.

"Gue kasih kalimat bijak. Kalau lo ngerasa gak mampu dapatin dia. Ya kejar. Kalau masih gak bisa, ya kejar. Atau kalau lo masih cinta sama kakak ipar lo. Mending tikung aja. Kutunggu jandamu."

"GILA!"

Iqbal duduk di sisi kanan Arsa. Salah satu teman koas yang pernah berjuang bersama di stase bedah. Lalu lafaz itu akhirnya membuat yang berikrar merinding, sementara keluarga mereka terenyuh bangga. Perjuangan mereka mencari biaya untuk pendidikan anaknya tidak sia-sia, meski banting tulang. Anaknya sebentar lagi menjadi dokter. Profesi mulia yang dicapai dengan penuh keringat pengorbanan. Empat tahun perkuliahan, 2 tahun koas, kemudian melalui tahap UKDI (Ujian Kopetensi Dokter Indonesia), belum lagi ada satu tahun kedepan menjalani program penempatan atau internship.

Pangeran Hati [Sudah diSerieskan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang