Kehilangan adalah milik orang-orang yang merasa pernah memiliki.
~Pangeran Hati~
***
Tiba di rumah, hati Syanum semakin terasa pedih. Margaretta di depan televisi. Di depannya tergeletak botol-borol minuman keras. Ada putung rokok yang berserakan.
Penampilannya kusam, wajah yang biasa ditutupi make up tampak pucat. Entah kapan terakhir ia bersih diri. Syanum tidak tega, lebih baik melihat Margaretta jahat kepadanya ketimbang seperti saat ini.
Margaretta bangkit dari duduk hendak menuju kamar. Dengan cepat Syanum menahannya. "Mama mau ke mana? Syanum harus bicara sama mama. Mama gak bisa kayak gini terus."
Wanita itu mengerang meminta Syanum melepaskan genggaman, karena cengkraman Syanum lebih kuat ia memutuskan duduk kembali. Baru tangannya meraih korek api, langsung ditepis cepat oleh Syanum. "Semua ini tidak akan membuat keadaan memulih, Ma. Yang ada mama semakin terjebak dalam tempok raksasa. Cara menghancurkan tembok supaya tidak terhalang cahaya yaitu dengan mendobraknya. Biar mama gak terkurung dalam kekelaman."
"Ngomong kok ngalor-ngidul," keluh Margaretta dalam bahasa Jawa yang berarti bicara tidak langsung pada intinya.
"Cahaya adalah hidayah atau petunjuk jalan dari Allah. Tembok adalah batas hidup mama dengan Allah. Kalau mama tidak mau melakukan sesuatu untuk mendapatkan hidayah, selamanya mama terjebak dalam keburukan. Keburukan bagaikan kegelapan kehidupan mama sekarang." Sebenarnya Syanum membicarakan diri sendiri juga. Lama ia terkurung, kalau dia tidak bangkit dan melepaskan diri maka selamanya akan terpenjara. Ini langkah awal Syanum menghadapi dunia yang lebih luas tanpa ketakutan.
Ada 2 jenis patah hati. Pertama hanya meratapi seolah dia orang paling terhianati. Tipe ini sedikit kemungkinan bisa terlepas dari masa silam. Merasa hidupnya hancur. Padahal tidak, masa depan masih panjang. Banyak impian yang harus diraih. Jenis kedua, patah hati membuatnya hijrah dalam kebaikan. Tipe ini percaya sebelum manusia ditemukan yang tepat ia akan menemui orang tidak tepat. Mungkin Iqbal memang bukan terbaik untuk Syanum.
"Syanum minta maaf, Ma. Kalau kelahiran Syanum di dunia adalah kesalahan. Syanum sudah ingat semuanya. Untuk itu Syanum ikhlas mama membenci Syanum. Syanun selalu berterima kasih kepada mama. Bagaimanapun mama sudah membiarkan Syanum hidup hingga saat ini."
Hati Margaretta seperti disiram air es begitu mendengar ucapan anak tirinya. Tidak ada yang berani mendekatinya selama ini, Satoto saja malah sibuk menyalahkannya. Katanya ia tidak pandai mengurus anak. Padahal Satoto saja tidak pernah mengusap puncak kepala Anetta. Anetta juga kekurangan kasih sayang dari papanya. Hingga terjun ke dunia kelam serta berkumpul dengan penguna narkoba.
"Ini ada tasbih digital. Mama tinggal pencet akan ada angka yang menunjukan jumlah dzikir mama. Kedamaian yang hakiki dapat manusia peroleh begitu dekat dengan Allah Azza wa jalla." Kemudian Syanum pergi ke kamar masa kecilnya.
Kamar tersebut masih terlihat bersih. Tidak ada yang berubah, hanya beberapa wallpaper mengelupas dari dinding. Kata Satoto besok pagi pesawatnya berangkat pukul 05.00 WIB. Oleh karena itu, Syanum berniat mengunjungi makam mamanya setelah salat dhuhur.
Gadis puluhan tahun itu duduk di sisi ranjang. Matanya memandangi ponsel. Ia putuskan mengirim pesan kepada Iqbal. Pasti lelaki tersebut belum kembali ke desa, masih sibuk dengan berbagai persiapan pernikahan.
Syanum
Assalamualaikum...
Dokter Iqbal besok saya harus pergi. Selamat atas pertunangannya. Semoga dilancarkan sampai hari H menjadi keluarga sakinah, mawadah, warahmah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Hati [Sudah diSerieskan]
SpiritualitéKehidupan dokter muda Iqbal Danugraha awalnya lurus-lurus saja. Terlebih, dia menyukai seorang wanita muda yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis anak, Alanza Quianne. Namun, sejak pertemuan secara tidak sengaja dengan Syanum Fazila, kehidupa...