16

447 35 1
                                        

"Yah, lebih baik kita lanjutkan saja perjalanannya sebelum matahari kembali terbenam"
.
.
.
.

Murid akademi pun mengemasi barang-barang mereka dan melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung. Selama diperjalanan, mereka berbincang-bincang tentang tujuan berikutnya dari Levi dan Eren.

"Ne, Eren. Selanjutnya kalian akan kemana?"tanya Yato
"Ntahlah, kami masih belum memikirkannya" jawab Eren
"Bagaimana kalau kalian ikut kami saja?"tawar Isogai
"Hm, tidak buruk juga. Lagipula aku harus mengawasi kedua setan merah itu" Jawab Levi menyetujui penawaran Isogai
"Yosh! Kalau begitu sudah dipastikan ki—"

Ucapan Isogai terpotong karena merasakan adanya pergerakan di sekitar mereka.

"—Ada apa ini, kenapa tanahnya tiba-tiba bergetar?" ucap Isogai kebingungan

Begitu pula dengan murid akademi yang lain. Mereka kebingungan ketika merasakan pergerakan-pergerakan yang semakin terdengar jelas namun asalnya belum terlihat.

Tiba-tiba saja, makhluk besar berukuran 3 kali lipat dari Murasakibara muncul entah darimana. Seketika semuanya terkejut. Mereka ingin lari namun tak bisa. Mereka sudah terkepung dengan pasukan titan setinggi kurang lebih 6 meter itu.

"Hahahaha... Lihatlah, banyak sekali mangsa disini" ucap salah satu raksasa di depan mereka
"Mereka terlihat takut sekali meskipun mereka membawa senjata" ucap raksasa lain di sampingnya

Seringai kemenangan terukir di wajah para titan setinggi 6 meter itu setelah melihat murid akademi menunjukkan wajah terkejut mereka.

"Akashi, bagaimana ini? Mereka terlihat kelaparan" keluh Hayama
"Tenang saja Hayama-san, semua akan baik-baik saja" ucap Mika
"Mika! sejak kapan kau disini?" tanya Hayama dengan nada sedikit terkejut
"Baru saja dan kau tidak perlu khawatir soal ini" ucap Mika dengan santai
"Kenapa? Kita akan dimakan kalau tidak menyerang dan kenapa kau masih terlihat santai begitu dalam situasi ini?!" Hayama mulai panik

Sang pemilik kekuatan halilintar dari klan Hayama tengah menghadapi kepanikan yang luar biasa setelah mendengar perkataan kedua raksasa tadi.

"Itu karena..." Mika menjeda kalimatnya sebentar dan menyeringai "Kita memiliki sosok-sosok profesional yang bisa menghadapi mereka" sambung Mika dengan senyuman terukir di wajahnya.
"Ha?" ucap Hayama kebingungan.

Hayama tidak pernah bisa mengerti kata-kata sulit yang sering diucapkan orang-orang termasuk saat ini. Ia tidak mengerti maksud terakhir dari kalimat Mika yang menurutnya sulit dimengerti dalam situasi saat ini. Yuu yang melihat hal itu hanya terkekeh kecil

"Kau telah melakukan kesalahan dengan mengucapkan kalimat itu padanya, Mika!" teriak Yuu
"Kenapa?" tanya Mika dengan santainya
"KARENA DIA TIDAK BISA MENGERTI MAKSUD PERKATAANMU, BAKA!" teriak Yuu kesal di hadapan wajah Mika
"Kalau begitu, sifat kalian sebelas dua belas kan?" Mika berkata dengan nada santainya kembali
"APA MAKSUDMU,TEME/MIKA!" teriak Hayama dan Yuu berbarengan
"Hahahaha, kau benar Mika-chan! Mereka mirip" Takao berkomentar dengan tidak elitnya
"Diamlah Takao, Kau membuat nama baikku tercemar karena tingkahmu di depan publik! Tapi bukannya aku mementingkan reputasiku, nanodayo" Midorima berucap masih dalam mode Tsunderenya
"Shin-chan masih belum berubah ternyata" Takao menyindir Midorima yang masih memiliki sifat Tsunderenya.

Midorima memang memiliki sifat Tsundere sejak ia kecil. Jadi Takao bisa memakluminya jika Midorima mengatakan hal seperti itu tapi ia tidak menyangka saat sudah remaja seperti sekarang sifat Tsundere Midorima tidak berubah malahan semakin melekat padanya.

"Kalian!! Kenapa mencuekan kami, hah?!" teriak raksasa di depan mereka yang nampaknya mulai marah.
"Karena kami ingin membuatmu kesal sebelum kamu pergi dari hadapan kami selamanya, raksasa-san" Kuroko berkata tiba-tiba dan membuat para raksasa terkejut
"HUAAAAAAAA! HANTU!" teriak salah satu raksasa itu
"Aku bukan hantu, raksasa-san" Kuroko memasang wajah datarnya
"Kau bernyali sekali berkata kalau kami akan pergi selamanya. Baiklah kali ini akan kami makan kau terlebih dahulu!" ucap ketua raksasa itu dengan marah
"Tidak secepat itu!" Levi berucap dengan amarahnya.
"Kaicho, haruskah kita melakukannya sekarang?" bisik Eren di telinga Levi
"Siapa kalian yang berani menantang ketua kami, hah?!" Salah satu ajudan raksasa itu terlihat marah
"Huaaaa! Mereka marah!" Hayama berkata dengan sedikit ketakutan.
"Tenanglah Kotaro, percayalah pada kapten cebol itu!" Akashi berucap dengan nada kebangsawanannya yang masih melekat pada dirinya.
"Siapa yang kau panggil CEBOL itu, Akashi-kun?" Kuroko bertanya dengan sedikit menekan kata terlarang yang diucapkan Akashi. Bisa dipastikan oleh sang Emperor kalau Malaikat biru kesayangannya itu tengah menahan amarahnya saat ini.
"Tentu saja Levi memangnya siapa lagi, Tetsuya?" Akashi menjawab dengan nada  kebangsawanannya lagi namun kali ini dengan sedikit lembut  "apa kau kira aku akan mengatakan itu padamu, Malaikat kecil biruku?" goda Akashi.

Akashi dan Kuroko memang memiliki hubungan yang dirahasiakan dari para teman-temannya termasuk Mika dan Yuu.

"Wah wah, kakak setan merahku ternyata mulai menggodaku" sindir Kuroko
"Aku tidak menggodamu, Kuroko" Akashi menjawab penuh kewibawaan
"Tersera kau saja" Kuroko menyerah.

Jangan mengharapkan kemenangan jika kau berdebat dengan seorang Akashi karena mau bagaikan pun situasinya sudah menjadi suatu keharusan dalam keluarga Akashi selalu jadi pemenangnya. Oleh karena itu, Kuroko menyerah sebelum seluruh perhatian jatuh kepada mereka. Perempatan imajiner sudah muncul di kepala Levi ketika Akashi dan Kuroko melontarkan topik dengan kata terlarang yang diperuntukan untuk melindungi mereka dari penistaan tinggi badan. Tapi ia memilih memfokuskan tatapannya kepada para raksasa yang telah mengelilinginya.

"Kalian sepertinya sangat senang ya, padahal sebentar lagi akan masuk ke dalam perut kami" raksasa itu berucap dengan percaya dirinya
"Sayang sekali kalian yang akan berakhir disini" Levi bergumam. Tapi masih bisa terdengar oleh Eren.
"Kaicho, setelah pertarungan ini kau harus memperbaiki masalahmu dengan Mikasa ya" Eren meminta kemudian menyeringai saat memegang pedangnya
"Ah, aku tau!" Teriak Levi

Levi seketika berlari dan segera melompat ke atas pohon. Ia kembali melompat ke arah leher sang raksasa dan menebasnya. Seketika raksasa itu langsung tergeletak tak bernyawa.

"Kalian! Berani sekali kalian melukai salah satu pasukanku. Beri aku hiburan yang lebih" ucap sang ketua raksasa.

Perang dadakan tak terelakan. Kali ini antara Levi-Eren dan para raksasa. Namun keadaan mereka sangat tidak seimbang. Banyak pasukan raksasa yang telah tumbang sementara Levi dan Eren belum terluka sedikitpun.

"Kami tidak keberatan jika kau menginginkan hiburan, ketua raksasa" ucap Eren
"Tapi itu jika kau bisa mengatasinya!" ucap Levi

Tbc

Vampire King GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang