31. Mirip

3.7K 182 21
                                    

Hai My Dearest Readers,

Sudah tanggal lima niiiiihh! Adakah yang belum ikut pre-order PM? Sayang lho kalau dilewatkan. Mumpung tanggal muda ini, bisa recokin kantong misua wkwk ≧∇≦

Aku bisikin lagi ya, PO dibuka sampai tanggal 10 Agustus 2019. Silakan hubungi nomor 0898-0822-333 untuk pemesanan.

Terima kasih,
FaniaAlva

_______________

"Belum datang, ya?" tanya Victor pada salah satu pegawai butik temannya, setelah menelusuri sebagian isi butik.

"Belum, Mas." sahut Sarah dari balik rak tinggi, sibuk merapikan stok celana dan cardigan.

Victor berbalik. Dan saat akan keluar, sebuah Yaris hitam masuk ke pelataran. Itu dia!

Dua orang perempuan keluar hampir bersamaan. Yang dari balik kemudi menggendong seorang batita. Satu lagi tampak berbalik dan membuka pintu belakang lalu sibuk mengeluarkan beberapa barang bawaan.

Victor menghampiri dan disambut riang oleh si perempuan pengemudi. Sang pemilik butik.

"Hai. Tumben pagi-pagi sudah di sini. Ada apa?"

Victor mengangkat bahu main-main. "Yeah, sedikit ada perubahan." katanya singkat dengan pandangan tak lepas dari batita yang kini mulai merajuk itu.

"Perubahan apa?"

"Lucu sekali," Victor mengulurkan satu tangan untuk mengusap-usap kepala si batita, mengabaikan pertanyaan sang teman. "Putra siapa, ini?"

"Kak, setelah ini kit--"

Mendadak perempuan lain muncul dari balik pintu belakang.

Victor menoleh dan agak sedikit heran mendapati perempuan itu menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Kombinasi antara kaget, marah, dan tidak percaya. Victor bisa membaca itu dan mereka-reka apa yang sebenarnya dirasakan si wanita.

"Kenapa?" perempuan penggendong batita menoleh bergantian pada Victor dan perempuan lain yang menyebutnya kakak. "Saling kenal?"

Hal serupa dilakukan Victor. Ia menoleh bergantian pada satu perempuan ke perempuan lain. Seakan menilai mana yang lebih cantik dari keduanya.

Mirip! Lalu benak Victor melayang pada bagian lampau dari hidupnya. Rina, teman SMAnya yang juga pemilik butik ini, sempat cerita mengenai adiknya yang saat itu ikut tinggal di rumah nenek. Dan ia menyadari, barangkali inilah si adik perempuan itu.

Rina melambai. "Victor!" Ia bersungut kesal lantaran tidak satu pun dari kedua makhluk di dekatnya ini yang bersuara, sementara keponakannya mulai rewel.

Victor mengerjap. "Eh, maaf." katanya menyengir lebar. Merasa diri tidak sopan memandangi mereka.

Rina mencibir. "Kenalkan, ini Risa, adik perempuanku. Dan ini Milky, anak angkat Risa."

Perempuan itu, yang masih dengan ekspresi seolah baru melihat hantu, mendekat ragu. Kedua tangannya membawa tas bayi dan beberapa paper bag milik Rina.

Dengan sebelah alis terangkat, Victor mengulurkan tangan begitu adik perempuan Rina telah mendekat. "Halo, senang bertemu denganmu." ucapnya tulus.

Risa, adik Rina, hanya memandang uluran tangan Victor tanpa berniat menjabatnya. Victor mengernyit bingung.

"Risa? Ini Victor, teman Kakak dan juga pemilik DeliRest." Suara Rina agak sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

Risa mengerjap. Buru-buru menyambut uluran tangan itu dan langsung menariknya lagi. "DeliRest?"

Pernikahan Mendadak [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang