26. Nama

3.3K 163 8
                                    

Sandwichees Milky Travic.

Marisa mengeja nama putranya yang tertera di sebuah berkas. Dokumen yang menyatakan bahwa Milky adalah putra dari Victor Delimark Pratama dan Marisa Limansa. Yang baru saja di sampaikan Kayla kepadanya.

Sekali lagi, Marisa mengeja nama putranya. Nama yang ia berikan tiga hari setelah kelahirannya. Nama yang entah dari mana Marisa dapatkan.

Dalam hati, ia kembali menerjemahkan arti nama itu. Sandwichees diambil dari nama makanan favorit Marisa selama hamil, roti lapis keju panggang; Milky bisa diartikan susu, jenis minuman yang tidak disukai Marisa sejak kecil, tetapi bayinya amat sangat menggilai itu; Travic sendiri merupakan gabungan dari Putra-Victor. Artinya? Ah, untuk kata terakhir ini Marisa sebenarnya enggan menambahkan. Tapi ia tahu ia tidak boleh egois.

Dan Kayla tahu semua. Semua makna yang terkandung dalam satu nama itu.

Marisa menengadah dari berkas di atas meja makannya, menatap bayinya yang tengah tertidur pulas di kamar, dari kejauhan.

"Mengapa Kak Sandi tidak boleh tahu perihal akta kelahiran ini?" tanya Kayla hati-hati, memecahkan lamunan sahabatnya.

Marisa mendesah lirih. "Karena terlalu banyak yang tahu tidak baik. Aku mohon sembunyikan privasi putraku, Kay. Cukup kita berdua saja yang tahu."

"Kau percaya padaku?"

"Sure." Setelah semua yang Kayla ketahui, rasanya Marisa mulai percaya. Karena seember apa pun Kayla, dia pasti akan menyaring dulu jika berkaitan dengan rahasia besar.

"Boleh aku lihat KTP Victor sekali lagi?" Kayla lalu mengamati profil ayah dari bayi Marisa. Keningnya berkerut samar. "Seperti tidak asing," ucapnya lirih lebih kepada diri sendiri.

"Kenal?" Mata Marisa memicing curiga.

Kayla menggeleng ragu. "Tapi, Ris. Bagaimana mungkin semua ini terjadi?"

Marisa menuang lagi Rooibos Tea kesukaannya. "Selama hamil, aku sama sekali tidak meminum teh ini. Kau tahu, Kay? Bayiku menolak mentah-mentah." Ia tertawa hambar, jelas sekali dibuat-buat. Lalu menyeruput tehnya sejenak sebelum melanjutkan. "Jadi aku merasa gembira sekali sekarang bisa kembali merasakan aroma rooibos-tea ini."

Kayla cemberut. Sadar Marisa akan mengalihkan topik pembicaraan. Ia bangkit menuju kulkas dan mengambil sekotak jus.

Marisa menyimpulkan bahwa sahabatnya itu pasti sedang teringat peristiwa berdarah di dapur kecil ini. Jadi ia buru-buru bersuara.

"Usia Milky hari ini tepat dua bulan. Jadi, Kayla. Tolong jangan mengingat-ingat peristiwa itu lagi. Sudah kelewat."

Kayla duduk kembali, sementara Marisa mulai bercerita. Semuanya, kecuali adegan di kamar hotel. Marisa masih sadar privasi. Masih bisa mengolah mana yang perlu diumbar dan dirahasiakan.

"Jadi, Kak Sandi tahu belum lama ini?" Kayla menyimpulkan. "Lalu, bagaimana dengan lamaran Kak Sandi?"

Marisa tidak bisa menjawab langsung. Minggu lalu Sandi memang melamarnya saat makan malam bersama Kayla dan Marvel di sini. Tapi sampai sekarang Marisa belum memberikan jawaban apa pun.

"Ris, apakah kau mulai menyukai Victor?" Kayla menelisik perubahan raut wajah Marisa.

Marisa melotot. Bisa-bisanya Kayla menyimpulkan seperti itu. "Aku membencinya. Sangat." jawab Marisa dengan penuh penekanan.#

Pernikahan Mendadak [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang