Victor duduk menunggu di meja restoran mewah yang dipesannya. Sajian yang terhidang hanya segelas kopi. Setelah tunangannya datang baru ia akan pesan beberapa menu makan malam. Itu pun kalau memungkinkan. Tapi sudah lewat 30 menit yang ditunggunya tak kunjung datang.
Pertengkaran kemarin memang terasa lebih rumit dari sebelum-sebelumnya. Ini sudah menginjak tahun ke dua Victor bertunangan dengan Sherin dan sudah lebih dari lima kali putus nyambung. Rencana pernikahan mereka sudah dekat. Kurang dari sebulan lagi dari sekarang. Bahkan beberapa venue sudah dipesan. Undangan pun sudah hampir jadi, dan lusa tinggal disebar.
Tapi dua hari lalu pertengkaran hebat kembali terjadi. Kali ini penyebabnya adalah Victor mendapati tunangannya jalan bareng dengan
pria lain. Cemburu? Tentu. Karena pada dasarnya Sherin adalah yang pertama dan utama bagi Victor.Tentu saja Sherin mengelak setelah tertangkap basah. Membujuk dan meyakinkan demi mendapatkan kembali kepercayaan Victor. 2x24 jam non stop Victor sukses diteror Sherin.
Maka di sinilah ia berada. Duduk di salah satu meja yang terletak di balkon restoran. Menunggu Sherin dan penjelasan yang-Victor harap-masuk akal serta bisa diterima. Tapi sekali lagi, yang ia dapat adalah kekecewaan. Sudah ia tekankan sebelumnya dalam perjanjian, bahwa Sherin harus datang on time.
Victor melirik arlojinya untuk ke sekian kali. Pukul 20:13 WIB. Berarti Sherin sudah keterlaluan. Telat 43 menit itu sama sekali tidak berhak mendapat toleransi. Alasan apa pun.
Dan ia akhirnya bangkit. Hendak pulang.
Namun mendadak Sherin muncul. Dekat. Dengan senyum manisnya yang selalu menawan. Dalam kondisi normal, biasanya Victor tidak bisa membuang pandangan dari senyum yang tertoreh di wajah terkasih itu. Entah kenapa, kini seolah ada yang mengingatkannya dan aturan itu sudah tidak bisa berlaku lagi.
Victor kembali duduk. Sherin duduk di depannya, dan seorang petugas restoran datang menawarkan menu. Sherin menyebutkan menu favorit Victor tanpa cela.
Setelah petugas itu pergi, Sherin mulai berani menatap Victor yang memang sejak tadi terus memandang ke arahnya. Pandangan tak bersahabat. Victor menduga ia akan menerima serentetan lagi alibi yang meluncur dari mulut manis Sherin. Tapi ia salah.
"Victor... aku ingin semuanya berakhir dengan baik." Sherin memulai, pembawaannya cenderung tenang. Beda dengan yang Victor terima dua hari ini. "Aku memang sangat mengharapkan permintaan maafku kamu terima. Tapi hanya itu. Tidak lebih."
Bagus. Pikir Victor. Ia sudah menduga topik ini cepat atau lambat akan mengalir juga di tengah-tengah hubungan mereka. Tapi kenapa rasanya justru sangat menyesakkan padahal ia sudah mempersiapkan diri? Awalnya ia kira malam ini bisa berbaikan. Ia sudah menerima permintaan maaf Sherin, karena sebanyak apa pun kesalahan yang dilakukannya, Victor akan dengan lapang dada menerima. Tapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya.
"Aku akui," Sherin menarik napas. "apa yang kamu lihat kemarin itu memang benar." dia mengamati wajah Victor yang kaku, masih menatapnya. "Aku pikir kamu bakal marah saat aku muncul di hadapanmu."
Victor tetap bergeming. Sepertinya ia mati rasa. Jelas batinnya belum siap menerima kejujuran yang mendadak muncul di permukaan ini.
"Aku ingin kita berakhir damai. Empat tahun menjalin hubungan denganmu membuat perpisahan ini sepatutnya bermakna. Aku doakan semoga kamu bahagia dengan yang lain. Maaf, Vic. Tapi inilah pilihanku."
Up to you! Kini, seluruh sel dalam darah Victor mendidih. Siap memuntahkan lahar panasnya. Tapi emosi dan amarahnya justru tersumbat dengan keberanian yang tiba-tiba. Victor belum memikirkan jalan keluarnya. Tapi kini otaknya terlanjur konslet. Ia merasa pijakannya runtuh.
"Vic? Aku tahu ini sulit buat kamu. Tapi please, say something!" Sherin mengoyang-goyangkan punggung tangan Victor yang tergeletak lemas di atas meja.
"Kalau begitu jangan jumpai aku lagi." tutur Victor pelan namun tegas dan bernada mengancam sembari menyingkirkan satu tangan Sherin yang melekat di punggung tangannya. Setelah itu ia bangkit dan menghilang dari pandangan Sherin.#
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Mendadak [Terbit]
Roman d'amour[Hanya beberapa part yang di publish ulang. Happy reading dan met nostalgia❣] Apa yang kalian pikirkan tentang sebuah kecelakaan di satu malam? Di dalam kamar hotel? Di atas ranjang? Marisa dan Victor sama-sama tidak pernah berspekulasi tentang itu...