"Siapa namamu ?" Tanya Anton menatap Iyyas.
"Iyyas Om"
Gadis itu masih berdiri di tempat, dengan gitar di tangan kiri. Rupanya dia tidak akan pergi sebelum membawa hasil.
Anton sendiri masih menatap tajam ke arah Iyyas. Entah kenapa nurani pria itu mengatakan bahwa Iyyas bukanlah orang asing baginya, dia merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Iyyas.
Lalu di cermatinya wajah ayu tapi kusam itu, seperti ada yang familiar di wajah tersebut.Merasa di tatap begitu, Iyyas menautkan alisnya heran.
"Maaf Om, jangan melototin begitu dong, gua takut nih"Tanpa di sadari Iyyas nyengir kuda, memperlihatkan dua lesung pipi yang membuat cengirannya amat manis.
Itu dia.
Dada Anton berdegup halus saat melihat dua lesung pipi itu, lesung pipi yang begitu mirip dengan milik istrinya, dan juga milik ibu mertuanya.
Lesung itu sangat mirip dengan lesung pipi turunan dari keluarga Susan.
Anton tersenyum tipis. Pria itu menyembunyikan sesuatu di benaknya."Kamu ingin uang berapa ?"
Di tawari berapa ?
Kalau bisa ya sebanyak mungkin, pikir Iyyas mulai jahil.
"Udahlah pa, ngapain sih ngurusin gelandangan ?" ketus Ithiyah.
"Ini urusan Papa, dan kamu nggak perlu ikut campur" tukas Anton dingin.
Gemas.
Itulah yang di rasakan oleh Ithiyah terhadap Iyyas. Pengamen yang dua bulan lalu mencopet tasnya, dan sekarang muncul dadakan menjeda momen istimewanya.
Susan sendiri mulai letih melihat tingkah suami dan anak gadisnya.
Sementara yang lain sudah tidak nyaman dengan semua adegan ini. Membuang waktu.
"Anton, ini hampir pukul sepuluh" tegur Nenek.Anton menoleh, "Tidak akan lama, Bu"
Lalu kembali ke Iyyas, "Baiklah, katakan kau tinggal dimana, setelah itu akan ku beri kau uang"Tanpa pikir panjang Iyyas berkata, "Saya nggak punya rumah, Om"
"Ya iyalah, mana ada gelandangan yang punya rumah" celutuk Ithiyah.
Semua menoleh pada Ithiyah. Termasuk Kei, kakak kandung Ithiyah sendiri. Kei tahu kalau tingkah gadis itu benar-benar mirip dengan tingkah ibunya, Rifkah, yang keras kepala.
Ya, sangat mirip dengan ibu kandungnya itu.Kei hanya bisa geleng-geleng kepala sambil senyum.
"Ithiyah, jaga mulut kamu !" suara Anton agak tinggi. Membuat gadis dengan blouse biru muda itu cemberut lagi.
Apalagi melihat Viola yang terkekeh di samping David, Ithiyah tambah kesal.
Dalam hatinya dia sudah bersumpah akan memberi pelajaran untuk Viola.Kenapa sih banyak sekali orang yang tidak suka padanya ? Bahkan Papa pun begitu. David, juga sama. Bahkan terkadang Ithiyah merasa bahwa Bagas tak sepenuhnya rela menjadi pacarnya.
Terkadang Ithiyah bosan terhadap hidup yang ia jalani, bahkan sempat terlintas di hatinya untuk mengakhiri hidup.
Namun, perasaan marah juga kadang membuatnya ingin membuktikan bahwa dia adalah perempuan yang layak untuk di hargai, berhasil menepis pikiran negatif.Jadi, untuk apa bunuh diri hanya karena hal spele. Justru hal tersebut akan membuat mereka yang tidak suka padanya tertawa bahagia.
"Berapa aja Om" Suars Iyyas menyadarkan lamunan Ithiyah.
Anton tersenyum, gadis ini unik dan menarik. Bukan tidak mungkin kalau banyak orang betah dengannya. Walau tak sedikit pula yang tidak suka.
"Jadi kamu tinggal dimana ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA ITHIYAH DAN IYYAS
Teen FictionDua bayi perempuan yang tertukar. Ithiyah yang sejatinya adalah Thalita Saranova dan Iyyas yang sejatinya adalah Ithiyah. Namun takdir memang aneh, ketika Ithiyah berada di tengah-tengah kemewahan, ketika itulah sang Ithiyah asli tengah menjajakan s...