Bab 20

54 3 0
                                    

Pukul tiga sore, SMA Cempaka baru saja membunyikan bel tanda pulang. Tak berselang lama, semua murid keluar kelas dengan tertib. Rasa lelah membuat mereka makin semangat untuk segera pulang dan tiduran di rumah.

Namun tanpa di duga, tiba-tiba saja hujan deras mengguyur bumi. Menarik kembali langkah siswa-siswi yang sudah berada di luar pintu koridor. Sementara yang sudah terlanjur basah memilih untuk kembali melanjutkan langkah kaki mereka.

Saat itu, Ithiyah tengah berlari kecil mengejar Bagas yang tanpa sengaja dia lihat, rambut panjang lurus gadis itu berguncang di setiap langkah.
Dia hendak mengajak Bagas pulang bersama, karena melihat keadaan saat ini hujan deras, di tambah lagi adiknya David sudah pulang dengan Viola.

Namun rupanya Bagas tidak mendengar teriakan itu, sehingga cowok itu terus saja berlari kecil menerobos hujan, menuju parkiran untuk mengambil mobil.

"Bagas !"

Terlambat. Kaki Ithiyah terhenti saat melihat Bagas sudah melaju mobil ke arah jalan raya.
"Sial !"

Ithiyah menatap langit mendung di atas sana, entah kenapa hatinya terasa sakit di abaikan begitu saja oleh orang yang paling dia sayang.
Harusnya, Bagas sebagai pacar mengerti, kalau sekarang Ithiyah butuh kendaraan untuk pulang.

Tapi nyatanya ?

Bagas boleh tidak bisa mencintainya, dia berhak untuk tidak bisa menganggapnya sebagai pacar, tapi setidaknya dia punya rasa peduli. Karena bagaimanapun, status mereka masih pacaran.

Ithiyah menelan ludah, tenggorokannya terasa tercekat. Mata gadis itu terpejam, berusaha menahan air mata agar tidak meluncur turun.

"Pulang sama gue !"

"Eh ..." Ithiyah terkejut setengah mati.

Tangan Ithiyah di tarik begitu saja oleh seseorang.

Untuk sesaat Ithiyah terpana, matanya menatap punggung Reno dengan penuh ketakjuban.
Gila, gue berasa bagai Cinderella yang di tolong sama Pangeran.
Wajah Ithiyah memanas, jantungnya berdegup tak keruan.

"Tunggu Ren, lo mau apa ?"

Tak ada respon. Wajarlah, Reno adalah tipe cowok dingin dan tidak banyak bicara.
Saat mereka sampai di pintu keluar koridor, Reno menoleh pada Ithiyah, "Lo siap ?"

"Siap buat apa ?" Tanya Ithiyah heran.

"Satu .."

Tangan Reno mulai menggenggam tangan kecil Ithiyah, "Dua ..."

"Tunggu dulu, eh lo mau a--"

"Tiga !"

"Kyaa !!"
Ithiyah berteriak saat Reno menarik tangannya menerobos hujan.

Sebenarnya Reno hanya ingin mengambil mobil di parkiran, otomatis dia dan Ithiyah pun harus rela berhujan-hujanan.

Awalnya Ithiyah berontak dan memilih untuk kembali berteduh di koridor. Tapi tangan Reno yang lebih kuat membuatnya pasrah. Begitulah yang terjadi, mereka berlari-lari kecil di bawah hujan.

Beberapa siswa yang kebetulan juga sedang berlari, atau yang sedang berteduh menyoraki  pasangan itu. Bahkan Ithiyah mendengar suara cempreng Cinta, entah dimana posisi gadis centil itu, "Cie ... !!"

"Sial !" Umpat Ithiyah.

Sampai di parkiran, barulah Reno melepas genggaman tangannya pada tangan Ithiyah.
"Gila lo !" Umpat Ithiyah.
Gadis itu mulai mengibas-ngibas seragam yang sedikit basah.

Reno hanya mengulum senyum tipis. Ithiyah tetap terlihat manis meski dalam keadaan marah, dan Reno suka itu.

"Udah masuk"

ANTARA ITHIYAH DAN IYYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang