Bab 16

52 4 0
                                    


"Woy, apa-apaan nih ?"

Bagas menarik tangan Ithiyah, sementara David menarik tangan Iyyas. Mereka berdua mencoba untuk memisah dua cewek berlatar belakang berbeda itu.

"Ngapain sih lo, malu-maluin
tau nggak ?" Sewot Bagas pada Ithiyah, "Cewek kok kelakuannya begitu"

David sendiri masih menahan tangan Iyyas. Dia takut kalau-kalau si pengamen lepas kendali dan kembali merangsang Ithiyah. Tapi Iyyas bukanlah tipe orang pendendam, jadi begitu di pisah dia langsung terdiam tenang.

Hanya saja wajah Iyyas masih memasang muka kesal, di tambah lagi rambut pendek yang acak-acakan, dia jadi tambah kelihatan beringas.

"Sayang, dia narik rambut aku"

Bagas menoleh ke arah Iyyas.

"Apa ?!" Sentak Iyyas sambil melotot, "Jangan salahin gua, cewek lu aja yang duluan. Masa dateng-dateng langsung nyemprot, parahnya lagi cewek lu ludahin gua. Siapa coba orangnya yang nggak marah kalau di ludahin ?!"

Kini perhatian Bagas beralih ke arah Ithiyah, dua alisnya tertaut heran, "Benar, lo ludahin Iyyas ?"

"Tapi dia yang du--"

"Gue tanya apa benar kalau lo ludahin Iyyas ?" Tanya Bagas sekali lagi.

Wajah Ithiyah langsung merah padam. Perasaan kesal campur malu membuatnya berasikap salah tingkah.
Sebelum menjawab pun Bagas sudah tahu kalau Ithiyah memang meludahi Iyyas.

Iyyas tersenyum sinis melihat cara bicara cewek modis saat di depan pacar. Tadi dia begitu liar saat melabraknya, tapi kini dia terlihat bagai anak kucing saat ada Bagas di dekatnya.

Dasar munafik. Lagaknya bagai Dewi saat di depan pacar, namun di belakang, kejamnya melibihi seorang mafia saat mencekik korban.

"Jawab, Ithiyah !" Desak Bagas mulai tidak sabar.

Ithiyah menunduk saat berkata,
"Ya, gue ludahin dia"

Senyum tipis terukir di bibir Iyyas. Dia kira Ithiyah tidak akan bicara jujur pada Bagas, tapi ternyata dugaannya meleset.
Sebegitu besarkah cintanya, sampai Ithiyah tidak mau menutupi apa pun dari Bagas ?

Tapi baguslah, paling tidak Iyyas bisa menuntut kelakuan kasar Ithiyah pada Bagas, atau pada adiknya.

"Tapi Gas, gue nggak--"

"Udah, karena kamu udah jujur, kita bicarain ini baik-baik di mobil" Ujar Bagas mencoba untuk tersenyum.
Sukses hati Ithiyah pun langsung tenang. Dia kira Bagas akan marah.

"Ya udah ayo"
Serta merta wajah Ithiyah berubah cerah. Dia segera menarik tangan Bagas dan pergi dari sana.

"Yas, gue atas nama adik Ithiyah mau minta maaf sama elo. Soalnya dia udah keterlaluan banget sama lo"

"Santai aja sih ... Gua juga ngerti kalau kakak lu emang kebanyakan minum obat, jadinya gitu deh, suka salah paham sama orang"

David tersenyum tipis mendengar kalimat pedas dari cewek berambut pendek itu.

"Ya udah, gua tinggal dulu" Ujar Iyyas seraya berjalan menjauhi David yang masih terdiam di tempat.

Iyyas berjongkok tepat di atas rel kereta, dia hendak memungut topi yang tadi di lempar jauh oleh si ralat Ithiyah.

David menoleh ke arah Iyyas. Di tatapnya punggung pengamen itu dengan lekat, entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa Iyyas bukanlah orang asing baginya.

Ah sudahlah, itu cuma perasaan saja. David pun segera menyusul Bagas dan Ithiyah.
.
.
.
.

Ithiyah ... ?

ANTARA ITHIYAH DAN IYYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang