ANTARA ITHIYAH DAN IYYAS

Bab 32

++++
++++

#ITHIYAH

Pagi yang cerah, Ithiyah yang sudah sah menjadi istri Bagas harus menahan kesal di pagi pertama mereka.

Dia terbangun saat mencium bau asem, setelah terbangun dan duduk, di menyadari bahwa bau itu berasal dari ketiak Bagas.
Shabis shalat subuh tadi, Bagas memang tidur bertelanjang dada. Sialnya lagi, tanpa sadar Ithiyah menelusup ke ketiak itu.

Namanya juga pengantin baru, ketiak asem pun berasa wanginya mawar, meskipun setelah sadar harus merutuk sendiri.

"Jorok banget sih ...!"

Suara melengking Ithiyah langsung memecah mimpi indah Bagas. Kini posisi mereka duduk di atas ranjang.

"Kenapa sayang ?" Tanya Bagas panik.

Andai belum menikah, ingin sekali Ithiyah menonjok muka Bagas yang bahkan tak merasa bersalah sama sekali.

"Kondisikan ketiak coba, udah tahu baunya asem"

Bagas langsug meraba ketiaknya, lalu nyengir kuda. Membuat Ithiyah menahan kesal.
"Maaf sayang, nggak kerasa"

"Kenapa nggak pake baju ? Emangnya di lemari nggak ada ?"

"Ada, cuma males pake aja"

"Dasar nyebelin, kalau besok tidur nggak pake baju, kamu nggak boleh tidur di sini"

Wajah Ithiyah memerah, sementara Bagas malah tersenyum.

"Apa senyum-senyum ?"

"Karena kamu cantik"

Blush !

Wajah Ithiyah merona, tak bisa di pungkiri bahwa hatinya tetap luluh pada Bagas meski sedang marah sekalipun.

Untuk menutupi ke salah tingkahannya, Ithiyah menimpuk muka Bagas dengan bantal, lalu secepat kilat beranjak dari sana.

Sungging senyum terukir di wajah Bagas. Dia bahagia memiliki Ithiyah.

#THALITA

Pagi yang indah untuk sepasang pengantin baru. Setelah kemarin harus kelelahan menghadapi resepsi pernikahan, kini keduanya terlihat asik melepas lelah.

"Yang, kamu mau tahu nggak, soal alasan aku pindah ke sekolah kamu waktu dulu, dan tiba-tiba melakukan pendekatan secara mencolok ?"

Thalita mengangguk tersenyum, rasanya wajar kalau seorang perempuan ingin mengetahui rahasia pasangan.

"Saat itu, Bang Kei yang udah di Jakarta menelfon, katanya dia udah ketemu sama adik kandung yang selama ini di carinya. Dia minta agar aku datang dan pindah ke Jakarta, alasannya adalah agar aku bisa mengawasi kamu lebih dekat. Lagipula, Bang Kei sudah sepenuhnya percaya bahwa kelak akulah yang akan mendampingimu"

Thalita menatap wajah Reno sambil tersenyum, "Makasih ya, kamu udah jagain aku sejak dulu"

Lembut Reno mengecup kening Thalita, "Ya, sama-sama sayang. Karena aku cinta kamu"

Keduanya bertatapan lama. Hingga Thalita yang merasa canggung memilih untuk mengambil makanan di dapur.

++++
++++