Bab 15

56 4 0
                                    

++++
++++

Dimana ku mencari
Pengganti dirimu kasih
Ku termimpi namamu
Tak pernah berakhir

Berat tuk ingkari
Semua tentang kamu
Semua tentang kita

Dan kini ku yakin dalam hatiku
Kau takan terganti
Dan takan ku berpaling

Ku galau karena ku masih mencintaimu
Ku galau karena ku masih merindukanmu
Kau yang terindah untuk hatiku

Kasih sungguh ku galau karenamu

Suara Iyyas begitu luar biasa saat melantunkan lagu yang di nyanyikan. Bahkan semua orang yang sibuk di stasiun Senen rela berhenti sejenak untuk mendengarkannya.

Tak sedikit yang datang mengerubungi si gadis, mendengarkan setiap bait lagu yang di nyanyikan olehnya. Mereka terpesona oleh suara emas milik Iyyas, mereka menyukainya.

Berat tuk ingkari
Semua tentang kamu
Semua tentang kita

Dan kini ku yakin dalam hatiku
Kau takan terganti
Dan takan ku berpaling

Ku galau karena ku masih mencintaimu
Ku galau karena ku masih merindukanmu

Kau yang terindah untuk hatiku
Kasih sungguh ku galau karenamu

Ku galau karena ku masih mencintaimu
Ku galau karena ku masih merindukanmu

Satu  gelas plastik di letakan tak jauh dari kaki Iyyas. Isinya sudah lumayan banyak, terdiri dari uang dua ribuan sampai sepuluh ribuan. Sementara tak sedikit pula recehan yang berserakan di bawah kaki.

Kau yang terindah untuk hatiku
Kasih sungguh ku galau ...

Kasih sungguh ku galau galau galau .... Galau

Tepukan tangan dari pengunjung Senen mengakhiri lirik yang di nyanyikan oleh Iyyas.
Senyum Iyyas merekah, merekah pula lesung pipi indahnya.

Gadis itu membungkuk dan mengucapkan terima kasih pada semua yang sudah bersedia mendengarkan suaranya.
"Makasih ya, makasih"

Lima menit kemudian semua orang mulai bubar, kembali pada kesibukan masing-masing. Hingga tinggallah Iyyas yang sedang menghitung uang hasil ngamen. Sementara recehan yang berserak belum ia punguti.

"Wuihs, tumben nih gua dapet banyak" ujarnya seraya menatap lembar uang yang tak sedikit itu. Lalu Iyyas berjongkok, hendak memunguti recehan yang berserakan.

"Asek, recehnya juga lumayan nih"

Tanpa Iyyas sadari, seorang cewek sudah berdiri di depannya.
"Oy gembel !"

Iyyas tertegun sesaat. Namun tak langsung berdiri, bahkan menoleh ke wajah cewek itu pun tidak.
Iyyas hanya menatap kesal pada sepasang sepatu yang kini berada tepat di depannya.

"Budek ya ?" Ejek orang itu.

Namun Iyyas belum juga merespon. Dia lebih memilih melanjutkan kegiatannya memunguti recehan. Sebodo amat, memangnya dia sampah seenaknya di bilang gembel ?

Walaupun dia pengamen, tapi dia merasa bahwa dia bukanlah seorang gembel.

"Brengsek ya, lo ?!"

Iyyas terkesiap, karena orang itu menarik topi yang di kenakannya.

Refleks Iyyas langsung berdiri, dan tahulah Iyyas bahwa orang itu adalah Ithiyah, cewek yang kemarin siang di temuinya di acara tunangan.
"Apa-apaan lu ? Balikin topi gua"

ANTARA ITHIYAH DAN IYYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang