Bab 14

57 4 0
                                    


Kevin langsung saja bertanya,
"Terus, tumben hari ini elo dateng kesini ?"

"Mm ... Gua mau belajar, biar gua cepat ketemu sama orang tua gua"

Kevin tersenyum, "Jadi, elo siap belajar sama kita ?"

"Ya, gua siap"

Salah satu anggota Rohis berkata, "Tapi elo juga harus punya mental yang siap"

Iyyas menoleh pada cowok bernama Iqbal tersebut, "Mental gua ?"

Dia mengangguk tersenyum.
Membuat Iyyas bertanya-tanya dalam hati.

Iyyas masih diam, jangan-jangan yang di maksud Iqbal adalah sebuah tantangan besar yang akan di hadapinya.
Untungnya, Hanum yang terkesan kalem segera menenangkan hati Iyyas, dia menyentuh pundak Iyyas dengan pelan,

"Tenang Yas, semua tantangan memang harus ada dalam setiap perjuangan"

Iyyas menarik nafas, lalu tersenyum, "Ya ... Gua siap, dan gua akan berjuang semampu gua"

"Bagus" ucap Lina dan Iqbal bersamaan.

"Alhamdulillah ... " Seru RJS bersamaan.

Hanum tak henti-hentinya mengucap syukur atas tekad bulat Iyyas.
Gadis berjilbab itu merangkul Iyyas, di ikuti oleh anggota RJS perempuan lain.

"Kalu boleh tahu, kenapa kamu secepat ini mau berubah ?"

Iyyas hanya tersenyum tipis. Lalu menggeleng pelan. Mendapat respon begitu, Hanum hanya tersenyum mengerti. Mungkin saat ini ada sesuatu yang mengganggu pikiran Iyyas.

Gua siap berubah, gua siap memperbaiki diri.
Kalau nanti udah ketemu sama orang tua, setidaknya mereka bisa menerima gua.

++++
++++

Ke esokan harinya, seluruh anggota keluarga Anton berkumpul di meja makan.
Tidak ada lagi waktu yang bisa membuat mereka berkumpul kecuali saat sarapan dan makan malam, karena selebihnya waktu mereka di habiskan untuk kesibukan masing-masing.

Ithiyah makan dengan malas, tidak seperti David yang makan dengan lahap. Sesekali Nenek mengobrol dengan Susan di sela suapan. Hanya Anton sendiri yang memakan sarapan dengan diam.

"Ma, Pa" panggil David.

Anton dan Susan menoleh, Ithiyah pun melirik ke arah adik laki-lakinya. Gadis berambut panjang lurus sudah menduga-duga apa yang akan di katakan oleh David.

Jangan-jangan David mau membicarakan soal cewek aneh yang datang tiba-tiba dan merusak acara tunangannya kemarin, cewek yang memperkenalkan namanya pada Anton sebagai Iyyas.

Karena setahu Ithiyah, waktu itu sikap Anton sangat aneh. Yang biasanya dingin dan cuek, tiba-tiba saja bisa menghargai orang asing. Dan orang asing itu adalah pengamen yang sudah merusak segalanya.

Tak terkecuali Susan, ibunya juga bersikap aneh. Dia menatap pengamen itu seperti seseorang yang sudah lama saling kenal.

Entahlah, yang pasti Ithiyah membenci Iyyas. Cewek yang suka membawa gitar, berambut pendek dengan topi kumal itu sudah menghancurkan acaranya.

Untung saja waktu itu Anton bertanya dimana dia tinggal, jadi Ithiyah bisa langsung memberi pelajaran pada Iyyas.

"Cewek yang tadi kemarin itu ... " David melirik Ithiyah yang memutar bola mata bosan, "Dia kok punya lesung pipi yang mirip sama punya Mama dan Nenek ?"

Ithiyah menutup mata, dan berusaha menutup telinga.
Hal yang paling ia benci adalah, saat keluarganya sendiri seakan menepis kehadirannya.

Jengah.

ANTARA ITHIYAH DAN IYYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang