ACE 10

17.2K 1.8K 559
                                        

UPDATE!

Selamat Membaca

Kuy Vote dulu

---
Playlist
Last Child - Tak Pernah Ternilai
---

Myco begitu emosi karena Xana sudah kelewatan, matanya melotot, gigi menggertak, tangan mencengkeram erat pergelangan Xana hingga membuatnya meringis kesakitan. Perlahan Myco berniat memelintir tangan Xana dengan telapak tangan yang sudah memerah itu, Xana menghela napas dan dengan cepat menarik tengkuk Myco menggunakan tangan kanan hingga bibir mereka bertemu, Xana melumat bibir seksi itu dengan bantuan berjinjit. Myco terdiam dengan mata membulat, jantung berdegup kencang dan tubuh mulai melemas, dia melepaskan cengkraman kemudian memejamkan mata dan menarik pinggang Xana mendekat, dia perlahan membuka mata dan membalas ciuman itu.

Myco begitu bersemangat melumat bibir kecil Xana, hingga membuat Xana gembira, dia merasakan bagian bawahnya semakin menegang, begitupun Xana karena sesuatu menusuk perutnya. Tangan kanan Xana meraba tubuh Myco pelan dan semakin kebawah, dia menuju benda yang mengganjal dibawah itu dan meraihnya.

Myco tersentak dan langsung melepas ciuman, dia mendorong kuat Xana hingga terjatuh kelantai, "Shit!" umpatnya sambil mengatur napas

"Auuu" Xana tampak kesakitan

Myco masih mengatur napas sambil mengacak rambut dan menenangkan dirinya, dia menatap Xana yang sedang meringis kesakitan memegangi pergelangan tangannya, kemudian berjalan menuju kamar mandi di ujung rooftop meninggalkan Xana.

"Sakit..." gumam Xana pelan menahan sakit sambil memegang pergelangan tangan kirinya

Myco membanting pintu kamar mandi lalu memutar kran, bulir air mulai menhujani tubuhnya, dia menunduk dengan dadanya masih naik turun mengatur napas, mata memejam dan mulut menganga. Myco megusap wajahnya dan menghela napas panjang, dia melucuti semua pakaiannya dan menatap miliknya yang masih tegak menantang.

"Shit! seminggu coli dua kali? Tidak sesuai jadwal" gumamnya kesal dan segera menuntaskan semuanya

Myco keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar dipinggang, dia menghela napas lega ketika tidak melihat Xana disana, segera dia menuruni tangga menuju lantai dasar. Myco tampak siaga menuruni anak tangga, dia clingukan kembali saat sampai dapur dan kembali tidak menemukan Xana.

"Sepertinya dia sudah pergi" gumam Myco lega

Myco sudah berpakaian rapi keluar dari kamar, dia menuju dapur dan menatap toples susu gainernya dengan tangan mengepal, segera Myco mengambil toples itu dan membantingnya keras.

Myco mengatur napas sambil mengusap wajahnya kasar, "Gara-gara manusia laknat" geramnya kemudian memungut toples kembali dan melemparnya ke tempat sampah

Myco teringat kembali dengan kejadian sebelumnya bersama Xana, dia mengepalkan tangan dan memukul meja makan, "Benar-benar sudah kelewatan" ucapnya penuh penekanan

Myco meraih ponselnya disaku lalu mencari kontak Xana, dia berniat menyelesaikan semuanya dengan mengajak bertemu. Dering telepon terdengar bersamaan dengan dering ponsel, Myco tampak kebingungan dan clingukan menuju sumber suara, dia melangkah ke ruang tengan dan menemukan ponsel Xana dimeja.

Myco menutup telepon dan mendengus kesal sambil berkacak pinggang, "Sepertinya dia merencakan semua ini" ucapnya menebak-nebak

Myco meraih ponsel Xana dan segera menuju kamar untuk mengganti pakaian, dia menghentikan langkah saat merasakan sesuatu menusuk perutnya, terasa sakit membuat Myco memegangi perutnya sambil meraba ke tembok. Rasa sakit itu semakin menjadi membuat Myco kembali berjalan ke ruang tengah dan merebahkan tubuhnya kesofa, tampak dia guling-guling disofa merasakan sakit yang menusuk-nusuk perutnya.

Amor Caecus Est [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang