UPDATE
Selamat Membaca
Jangan lupa Vote
---
Playlist
Padi - Menanti Sebuah Jawaban
---
Piring dan gelas sudah tertata ditempatnya, meja kursi rapi, lantai bersih dengan sorak riang dari para pegawai yang tidak sabar ingin segera pulang karena diluar langit abu-abu sudah menunggu, satu per satu dari mereka berlari meninggalkan warung karena tidak ingin ditemani hujan dalam perjalanan, begitu pula Xana yang nampak mengecek ponsel hingga menghela napas ketika tidak mendapati notifikasi dari seseorang yang sedang ditunggu, hingga memilih menyimpan ponsel kembali ke saku celana."Aku duluan Na" ucap Riski tiba-tiba yang ada diatas motor, "Nebeng gak?" lanjut tanyanya
"Enggak usah, nanti kamu harus muter" jelas Xana
Riski mengangguk, "Oke, jangan lupa gembok gerbangnya" pintanya sambil melempar kunci untuk Xana
Xana tersenyum saat menangkap kunci, "Siap, buruan keluar biar aku kunci" perintahnya kemudian Riski menyalakan motor dan melaju meninggalkan warung
Xana segera beranjak dari tempatnya berdiri dan tidak lupa menutup gerbang warung lalu menggemboknya, dilangkahkan kaki begitu semangat menuju halte namun baru beberapa meter berhenti kembali ketika mendapati sosok pria yang begitu dia benci dan ingin selalu dihindari.
"Xana" teriak Edo ketika dirinya membalikkan badan mencoba untuk menghindar
Edo berhasil menarik lengan Xana setelah mengambil langkah panjang, "Kenapa kamu menghindariku?"
Xana menghela napas, "Lepaskan" geramnya kesal sambil mengibaskan tangan kirinya, "Kamu tidak ingat dengan pembicaraan terakhir kita? Aku memintamu untuk tidak menggangguku" tegas Xana kembali dengan mata melotot dan perasaan kesal
Edo mengangguk, "Baiklah, aku hanya ingin bicara sesuatu denganmu" pintanya masih menggenggam pergelangan tangan Xana
"Tidak ada yang harus kita bicarakan kembali" jawab langsung Xana, "Kita sudah berakhir" imbuhnya lalu menyingkirkan tangan Edo menggunakan tangan kanannya
"Jangan mengganggu kekasih orang" suara tiba-tiba dari seseorang sambil menarik lengan kanan Xana
Suara yang tidak asing ditelinga Xana hingga membuatnya terkejut begitu pula Edo hingga mereka bersamaan menatap Myco.
"Jangan merebut tunangan orang" balas Edo lalu menarik lengan kiri Xana sambil tersenyum
Keduanya saling menatap dan mengirimkan sinyal peperangan sambil terus mencengkeram lengan Xana hingga membuatnya kesakitan, Xana menghela napas melihat dua pria yang masih perang dingin itu hingga memutuskan untuk mengibaskan tangan kanan yang digenggam Myco.
"Aku mohon lepaskan" pintanya pelan sambil terus mengibaskan lengan membuat Myco begitu terkejut sedang Edo tersenyum gembira
Seketika emosi memuncak hingga diubun-ubun membuat cengkraman itu semakin kuat, namun akhirnya helaan napas panjang Myco keluarkan dengan terpaksa melepaskan cengkraman, dia berusaha menahan emosi dan memilih hal tersebut karena takut bertindak semakin kasar kepada Xana.
"Plaakkkk" suara tamparan begitu keras membuat Myco semakin terkejut juga merasa ngilu lalu memegangi pipinya
"Auuu, pasti sakit" batin Myco sambil mengelus-elus pipinya
"Aku sudah bilang jangan menggangguku, kamu tuli ya!" teriak Xana memaki Edo yang begitu terkejut memegangi pipinya
Xana mendorong tubuh Edo dengan tangan kanannya, "Dua tahun menghilang tanpa kabar kemana saja kamu sempak fir'aun?" umpatnya begitu emosi membuat Myco menahan tawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Caecus Est [END]
RomanceHarap membaca deskripsi cerita, agar nantinya tidak kecewa. Karena beberapa part akhir dalam cerita ini saya unpublish. Mohon maaf * Pria memesona yang membuat para wanita tergila-gila padanya, dia adalah Myco. Membaca dan mendengar namanya saja be...