ACE 34 (a)

14.3K 2K 528
                                    

UPDATE

Selamat Membaca

Jangan lupa Vote

---
Playlist
Padi - Menanti Sebuah Jawaban
---


Piring dan gelas sudah tertata ditempatnya, meja kursi rapi, lantai bersih dengan sorak riang dari para pegawai yang tidak sabar ingin segera pulang karena diluar langit abu-abu sudah menunggu, satu per satu dari mereka berlari meninggalkan warung karena tidak ingin ditemani hujan dalam perjalanan, begitu pula Xana yang nampak mengecek ponsel hingga menghela napas ketika tidak mendapati notifikasi dari seseorang yang sedang ditunggu, hingga memilih menyimpan ponsel kembali ke saku celana.

"Aku duluan Na" ucap Riski tiba-tiba yang ada diatas motor, "Nebeng gak?" lanjut tanyanya

"Enggak usah, nanti kamu harus muter" jelas Xana

Riski mengangguk, "Oke, jangan lupa gembok gerbangnya" pintanya sambil melempar kunci untuk Xana

Xana tersenyum saat menangkap kunci, "Siap, buruan keluar biar aku kunci" perintahnya kemudian Riski menyalakan motor dan melaju meninggalkan warung

Xana segera beranjak dari tempatnya berdiri dan tidak lupa menutup gerbang warung lalu menggemboknya, dilangkahkan kaki begitu semangat menuju halte namun baru beberapa meter berhenti kembali ketika mendapati sosok pria yang begitu dia benci dan ingin selalu dihindari.

"Xana" teriak Edo ketika dirinya membalikkan badan mencoba untuk menghindar

Edo berhasil menarik lengan Xana setelah mengambil langkah panjang, "Kenapa kamu menghindariku?"

Xana menghela napas, "Lepaskan" geramnya kesal sambil mengibaskan tangan kirinya, "Kamu tidak ingat dengan pembicaraan terakhir kita? Aku memintamu untuk tidak menggangguku" tegas Xana kembali dengan mata melotot dan perasaan kesal

Edo mengangguk, "Baiklah, aku hanya ingin bicara sesuatu denganmu" pintanya masih menggenggam pergelangan tangan Xana

"Tidak ada yang harus kita bicarakan kembali" jawab langsung Xana, "Kita sudah berakhir" imbuhnya lalu menyingkirkan tangan Edo menggunakan tangan kanannya

"Jangan mengganggu kekasih orang" suara tiba-tiba dari seseorang sambil menarik lengan kanan Xana

Suara yang tidak asing ditelinga Xana hingga membuatnya terkejut begitu pula Edo hingga mereka bersamaan menatap Myco.

"Jangan merebut tunangan orang" balas Edo lalu menarik lengan kiri Xana sambil tersenyum

Keduanya saling menatap dan mengirimkan sinyal peperangan sambil terus mencengkeram lengan Xana hingga membuatnya kesakitan, Xana menghela napas melihat dua pria yang masih perang dingin itu hingga memutuskan untuk mengibaskan tangan kanan yang digenggam Myco.

"Aku mohon lepaskan" pintanya pelan sambil terus mengibaskan lengan membuat Myco begitu terkejut sedang Edo tersenyum gembira

Seketika emosi memuncak hingga diubun-ubun membuat cengkraman itu semakin kuat, namun akhirnya helaan napas panjang Myco keluarkan dengan terpaksa melepaskan cengkraman, dia berusaha menahan emosi dan memilih hal tersebut karena takut bertindak semakin kasar kepada Xana.

"Plaakkkk" suara tamparan begitu keras membuat Myco semakin terkejut juga merasa ngilu lalu memegangi pipinya

"Auuu, pasti sakit" batin Myco sambil mengelus-elus pipinya

"Aku sudah bilang jangan menggangguku, kamu tuli ya!" teriak Xana memaki Edo yang begitu terkejut memegangi pipinya

Xana mendorong tubuh Edo dengan tangan kanannya, "Dua tahun menghilang tanpa kabar kemana saja kamu sempak fir'aun?" umpatnya begitu emosi membuat Myco menahan tawa

Amor Caecus Est [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang