Sekarang Rara dan Deva sedang berada di mobil. Tadi pagi Deva ingin mengantar Rara ke sekolah. Rara sudah mencegahnya tapi Deva tetap kekeh untuk mengantarnya. Terpaksa Rara mengalah dengan Deva.
Hening. Suasana itulah yang ada di sini, Deva sedang fokus menyetir sedangkan Rara melihat pemandangan yang ada di luar. Karena perjalanan yang lumayan jauh rasa bosannya tiba-tiba saja muncul Rara.
"kak gimana udah belum"Rara melihat ke arah Deva.
"apanya"Deva hanya melihat Rara sekilas lalu fokus lagi ke depan.
"persyaratannya buat masuk ke sekolah kakak"
"Bentar. Kakak tanya sekali lagi, kamu beneran mau pindah ke sekolah kakak"
"iya kakak aku beneran mau pindah ke sekolah kakak"
"oke kalu kamu mau beneran pindah. Nanti kakak urusin semuanya kemungkinan besok kamu udah boleh masuk kok"
"serius kak"Rara langsung tersenyum lebar.
"iya"
"berarti sekarang bisa jadi hari terakhir aku sekolah di Pelita Bangsa"Deva membalasnya dengan gumaman.
Mobil yang dikendarai Deva dan Rara telah sampai di depan gerbang Pelita Bangsa yang menjulang tinggi. Setelah mengucapkan salam Rara bergegas turun dari mobil. Rara berjalan menyusuri koridor sekolah dengan senyuman yang tak pernah ia perlihatkan setelah sahabatnya pergi.
"Rara! "suara panggilan cowok yang selalu membuat rara kehilangan mood dan membuatnya naik darah karena ke usilannya."pagi Ra"
"pagi juga Fando"Rara melambaikan tangannya ke arah Fando.
Fando mengerutkan keningnya 'kok tumben dia bales sapaan dari gue' ucapnya dalam hati "Ra lo baik-baik aja kan"
"iya gue baik kok"senyumnya tidak pernah pudar dari tadi
"lo gak kepentok kan"
"nggak, emang kenapa? "
"ya.... Gue heran aja "
Rara menarik satu alisnya"heran kenapa"
"sori ni ya. Biasanyakan lo selalu cuek ke gue kok hari ini nggak"
"gue cuek salah, baik salah terus gue harus gimana"
"bukan gitu, kayaknya ada suatu hal yang buat lo seneng banget"ucapnya sambil menggaruk kepalanya
"yap bener. Coba tebak "
"mm.... Apa ya"Fando mulai berpikir "Nisa balik lagi ke indo?"
"yang gue mau itu sih. Tapi kayaknya gak bakal deh. Coba tebak lagi"
"elo lagi ulangtahun "
"ulangtahun gue masih lama"
"mm.... Lo... Ditembak cowok"jawabnya ragu
"haha... Nggak lah, siapa juga yang mau sama gue"
'gue, gue yang akan mau sama elo' jawab Fando dari dalam hati. "terus apa gue bingung nih"
"sini gue bisikin" Rara menyuruh Fando mendekat.
"tapi lo jangan bilang-bilang"Fando menganggukkan kepalanya.
"hari ini kemungkinan hari terakhir gue"bisiknya."hari terakhir apa? "Fando masih belum paham.
"besok lo bakal tau" setelah mengucapkan itu Rara meninggalkan Fando yang masih penasaran.
✳✳✳
Kantin sekolah disinilah Rara berada. Sendiri tanpa ada teman di sampingnya yang ada kanya batagor dan es teh milik nya
"gak papa gue sekarang sendiri itung-itung buat latihan besok di SMA Cempaka Putih kalau gue gak ada temennya, gue yakin sih kalu kak Deva nemenin gue" Rara bicara dengan dirinya sendiri. Tanpa Rara sadari sudah ada seseorang di sebelahnya."mau ngapain lo ke cempaka putih"
"eh, ih.... elo tu ya Ar ngagetin aja untung jantung gue gak copot"
"wiss...perfect" ucap Ardi dengan tepuk tangan.
"apanya? " Rara menaikan sebelah alisnya
"tumben aja lo gak ketus sama gue"
"gue lagi pengen biak aja"
"kenapa? "kini giliran Ardi yang menaikkan sebelah alisnya
"karena hari ini gue harus buat kenangan terakhir gue di sini"
"emang lo mau kemana"tanyanya keheranan
"besok juga lo tau"
Rara mulai memakan pesanannya tadi. Sedangkan Ardi masih mencoba memahami mangsut Rara tadi.
BRAKK! ! !
"lo mau pindah sekolah"
"uhk... uhk... uhk..." Rara tersedak batagor yang sedang ia nikmati. Dengan segera Rara mengambil es tehnya lalu meminumnya. "lo tu ya bisa gak kalau gak ngagetin gue"
"nggak sebelum lo ngejawab yang tadi" jawabnya cepat dengan tatapan serius.
"iya iya gue mau pindah"
"kemana? "
"elo gak perlu tau. Yang perlu lo tau lo diem ok.. soalnya dari tadi Lo ganggu gue makan"
"ya.... Tapi kan....."
"lo diem apa gue yang pergi dari sini!? "Rara menaikan sedikit nada bicaranya.
"iya deh iya gue diem nih"
🌷🌷🌷
Maaf ya kalu ada kesalahan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story [On Going]
Genç Kurgu"ayo kita buat janji berdua" ucap seorang di sebelahnya Dia menatap wajah itu dengan bingung "buat janji untuk apa?" "janji untuk kita selalu bersama selamanya sampai kita dewasa nanti"ujarnya dengan senyuman semanis gula itu. "Jika salah satu dari...