Hai teman-teman udah lama banget ya aku nggak update cerita lagi . Maaf ya karena kepadatan kegiatan aku yang sudah kelas 3, aku jadi belum sempat nulis lagi deh hehe. Sekali lagi maaf ya semoga kalian bisa memaklumi
***
Hari Senin pagi. Hari yang membuat para siswa sangat malas. Sudah 1 jam berlalu upacara berlangsung, namun kepala sekolah yang sedang berada di depan belum juga mengakhiri ceramahnya. Banyak siswa yang sudah mengeluh namun diabaikan begitu saja oleh kepala sekolahnya.
Dua puluh menit kemudian upacara yang panjang tersebut telah berlalu, semua siswa segera memasuki kelas masing-masing. Didalam kelas semua siswa menggerutu tentang upacara yang pajang, tak terkecuali Sasa dan Tata. Rara Pun hanya bisa menyimak ocehan kedua orang tersebut.
"Gila banget itu ibu kepala sekolah, bayangin aja upacara berlangsung dengan waktu hampir satu setengah jam jadi pegel banget kaki gue" ucapan Tata dengan tangan memijat kedua kakinya
Sasa menjitak kepala Tata " eh, Bambang nggak usah dibayangkan juga kita udah ngerasain. Aneh Lo ya"
"Udah disyukuri aja. Untung baru satu setengah jam" Rara mencoba menenangkan mereka
"Rara ku sayang, satu setengah jam itu udah seperti satu setengah tahun dalam upacara ditambah lagi dengan matahari yang cukup panas"
"Bener tuh kata Tata. Untungnya kulit gue nggak tambah hitam" Sasa meneliti setiap inci kulit tangannya
"Tadi kalian dengan nggak apa yang kepala sekolah tadi sampaikan?" Marek berdua kompak menggeleng. Rara menghembuskan nafasnya "tadi kepala sekolah bilang,kalau bulan depan akan ada perlombaan dalam bidang olahraga dan sekolah kita menjadi tuan rumahnya."
"Wah beneran Ra?" Mata Sasa langsung berbinar. Rara mengangguk sebagai jawabannya"berarti bakalan banyak cogan-cogan di sekolah kita dong, huwahh...." Kini wajah Sasa berubah menjadi imut tapi terlihat jijik dimata Rara dan Tata
"Emang tanggal pastinya kapan Ra?" Kini giliran Tata yang bertanya
Bahu Rara terangkat "gue nggak tahu tanggal pastinya tapi, setahu gue acara tersebut akan berlangsung kurang lebih satu Minggu"
"Gila nih satu Minggu ngelihat cogan. Apa lagi anak-anak basket, anak-anak renang dan juga anak-anak bola. Lumayan lah buat cuci mata" wajah Sasa tampak tambah berseri
'kata kepala sekolah tadi, kemungkinan sekolah-sekolah yang dekat dengan cempaka putih akan ikut. Berarti anak-anak pelita bangsa juga pasti ikut dan kemungkinan besar juga bakal ada Fando dan Ardi. Gue masih males buat ketemu mereka lagi' sesaat lamunan Rara buyar karena guru matematikanya datang. Dengan sigap Rara langsung mengeluarkan buku matematika dan mengikuti perjalanan tersebut.
***
Kini Rara sudah berada di parkiran sekolah, menunggu Deva. Sebenarnya Rara ingin pulang sendiri saja ingin menikmati suasana jalanan menggunakan angkutan umum. Tapi tadi sebelum pelajaran selesai Deva mengirimkan pesan agar Rara pulang dengannya.
Entah sudah berapa kali Rara menghembuskan nafas gusarnya. Tiba-tiba saja ada yang menyenggol lengan kanannya. Hampir saja Rara akan mencaci makinya, ternyata yang melakukan tersebut kakak tercintanya.
"Ngapain bengong di sini? Buruan masuk. Keburu sore nanti" Devapun meninggalkan Rara yang masih setia di tempatnya.
" Lah kan gue yang nunggu kenapa gue yang ditinggal. Dasar kakak laknat!" Rara menyusul Deva dengan muka merah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story [On Going]
Teen Fiction"ayo kita buat janji berdua" ucap seorang di sebelahnya Dia menatap wajah itu dengan bingung "buat janji untuk apa?" "janji untuk kita selalu bersama selamanya sampai kita dewasa nanti"ujarnya dengan senyuman semanis gula itu. "Jika salah satu dari...