Makan malam di rumah Rara dan Deva kali ini berbeda biasanya mereka hanya berdua namun sekarang ada lima orang di ruang makan ini ya siapa lagi kalau bukan teman-temannya Deva. Diruangan tersebut dipenuhi dengan canda tawa dari mereka yang menceritakan masa-masa kecilnya dulu.
"gila lo cuma gara-gara semak itu goyang-goyang lo lari sampek ngompol"Deva geleng-geleng kepala mendengar cerita Dika
"ya abisnya gue kira itu ada hantunya eh tapi ternyata.... "
"ternyata apa? "Danu mulai penasaran dengan kelanjutan cerita Dika
"ternyata..."Dika menambah penasaran semuanya"KUCING! ! ! "
1detik
2detik
3detik
HAHAHA tawa mereka semua pecah, seisi ruangan itu dipenuhi suara tawa dari mereka.
"Mm. Ngomong-ngomong lo bertiga mau tidur di sini? " Seru Rara
"iya, udah lama kitakan gak nginap di rumah Deva. Lagian besok juga hari libur jadi sekalian lah"jawab Danu penuh semangat
"oh gitu" jawab Rara cuek lalu meneruskan makannya
"lo gak keberatan kan Ra" Atalah
"buat apa keberatan coba, gak papa kok kalian nginap di sini. jadikan suasana rumah ini rame, plus jadi banyak yang jagain gue"ucap Rara yang begitu ceria dan tersenyum mekar."giman kalu besok pagi kita joging? .tapi bukan di taman komplek ini"
Danu mengerutkan keningnya"emang di mana kalau bukan ditaman komplek ini?"
"ada deh pokoknya tempatnya itu indah dan sejuk banget.yang jelas kalian akan betah lama-lama di sana"wajah Rara terlihat berseri-seri
mereka berempat menganggukkan kepalanya menandakan mereka setuju dengan ide Rara. Lagi pula mereka berempat udah lama nggak joging bareng.
"oke, kalau gitu aku naik keatas dulu mau ngerjain tugas "selesai mengucapkan kalimatnya rara langsung meluncur naik ke atas.
"Dev?"
"hm."
Dika berdecak "ck...jawab napa"
Deva menatap sinis ke arah Dika memperlihatkan wajah dinginnya "apa" jawabnya dingin
"dih santai aja mas mukanya. gue cuma mau bilang."
"bilang apa?"
Dika membenarkan posisi duduknya "gue kira Rara itu cewek yang dingin dan cuek banget .eh tapi perkiraan gue salah, ternyata Rara nggak sesuai dengan yang gue pikirkan"
"gue juga"vjawab Danu dan Atalah bersaman .mereka berdua saling pandang
"ciee kompak"Deva mengejek mereka kerdua. Danu dan Atalah mendesis secara bersamaan lagi "kata siapa Rara nggak miliki kedua sifat itu?. Bahkan Rara di sekolahnya dulu sering di sebut cool gril. mungkin karena kalian temen gue jadi Rara nggak nunjukin sifat dinginnya."Deva membuang nafasnya gusar.
"sebenarnya sifat dingin dan cuek itu bukan sifat sebenarnya Rara. Rara yang dulu itu terkenal dengan keceriaannya ,sifat yang humoris,manja,perhatian, cerewet,baik hati,suka menolong orang yang sedang kesusahan.beda dengan sekarang , Rara yang sekarang itu sifatnya dingin, pendiam,cuek,mudah marah,suka menyendiri,sok sibuk padahal nggak ada kesibukan apapun"Deva tersenyum mengingat perbedaan di sifat Rara yang dulu dan sekarang entahlah itu senyuman apa.
"terus apa yang membuat Rara berubah?" Tanya Dika makin penasaran dengan Rara
"suatu kejadian yang belum bisa Rara terima dan dilupakan hingga saat ini dan kejadian itu juga yang membuat Rara rapuh se-rapuhnya"
Atalah mengerutkan keningnya"kalau boleh tau ,itu kejadian apa"
"sori At gue kagak bisa ngasih tau kalian karena ini bukan hak gue buat ngasih tau kalian. biar suatu saat nanti rara yang akan ngasih tau semuanya.tentang dirinya yang kini. jika Rara udah percaya sama kalian pasti Rara akan ngasih tau semuanya" wajah Deva berubah menjadi sedih
"Maaf Dev bukan mangut gue ngebut Lo jadi sedih" Atalah menepuk pundak Deva
"Gak papa kok . gue cuma kasihan sama Rara aja kok"
"Ya udah kalo gitu kita naik ke kamar Deva lagi aja lanjut main PS nya yang tadi"Dika mengalihkan pembicaraan mereka
Mereka semua akhirnya naik ke kamar Deva. Namun tidak dengan Atalah dia malah menuju ruangan yang lain.
Senar gitar yang di petik terdengar nyaring dari salah satu ruangan yang di ujung. Dengan rasa penasaran Atalah memasuki ruangan itu. Suara petikan gitar tersebut melantunkan sebuah nada yang tidak teratur.
"Kok Lo gk nyanyi"
"Astaga gue kira siapa. Ngagetin aja Lo" Rara mencoba mengatur nafas dan jantung yang berdebar
"Maaf"mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah "kenapa Lo nggak nyanyi?" tanya Atalah lagi
"Suara gue jelek takutnya kaca di rumah pada pecah kan nggak lucu" Rara tertawa ringan
"Ada-ada aja"Atalah menggelengkan kepalanya karena ulah Rara"kok belum tidur kan sekarang sudah malam"melihat jam yang ada di dinding kamar Rara
"Belum ngantuk sih.tapi biasanya kalau aku mainkan gitar sambil lihat bintang jadi ngantuk"Rara melihat langit yang penuh dengan bintang.
"Ra. Mau gue nyanyi nggak ?"
Rara mengerutkan keningnya"emangnya bisa nyanyi?"
"Ngeremehin nih ceritanya" Atalah menatap dingin Rara
"Nggak-nggak cuma bercanda. Giman besok aja soalnya sekarang gue udah ngantuk nih"tangannya bergerak untuk menutupi mulutnya yang menguap.
"Oke.yaudah gih sana tidur,gue pergi dulu"Atalah mulai beranjak dari tempatnya
"Maaf ya jadi ngusir"
"Nggak kok,ya udah gih tidur. Selamat tidur semoga mimpi indah"
"Too At"terdengar suara pintu ditutup yang menandakan Atalah telah keluar.
"Gue rasa seperti udah kenal lama banget sama Atalah, tapi gue baru aja kenalan sama dia. tau ah mendingan gue tidur"
Rara mematikan lampunya dan menyalakan lampunya tidurnya. Rara tidak bisa tidur jika keadaan gelap gulita makanya dia harus menyalakan lampu tidur agar bisa tidur***
Maaf nih aku baru bisa upload lagi.biasa lagi banyak kegiatan makanya jarang upload maaf ya.Jangan lupa untuk klik bintang di bawah ya.
Divara putri
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story [On Going]
Novela Juvenil"ayo kita buat janji berdua" ucap seorang di sebelahnya Dia menatap wajah itu dengan bingung "buat janji untuk apa?" "janji untuk kita selalu bersama selamanya sampai kita dewasa nanti"ujarnya dengan senyuman semanis gula itu. "Jika salah satu dari...