The next day

9 1 0
                                    

Setelah beberapa hari ini mereka di Jogja sekarang mereka tidak ke tempat wisata daerah Jogja lagi tapi mereka akan geser sedikit ke kota yang dimana terdapat salah satu keajaiban dunia berada yup... Kota Magelang.

Tujuan utama mereka saat ini adalah candi tersebut. Mereka penasaran seperti apa candi Borobudur yang sesungguhnya karena selama ini yang mereka lihat hanya sebatas gambar dan video saja.

Di dalam mobil yang melaju ini  cukup bising bukan karena Tata dan Dika berantem tapi karena suara nyanyian Danu yang tidak bisa diterima oleh telinga mereka.

Eessstt... Bukan berarti jelek ya.. hanya saja mereka ingin menikmati suasana jalanan

"awakkk~ dewe tau duwee~ bayangan~ eesok~"

"yen wes ayahh~~ omah omahan~~"

"aku moco koran sarungan~~
kowe belonjo dasteran~~"

"nang-" belum sempat Danu menyelesaikan nyanyian tiba-tiba di mulutnya disumpal sesuatu

"Kan kalau diem gini enak di lihat" ucap Rara setelah memasukkan satu onigiri ke mulut Danu.

Sekip...

"Huufff.... Akhirnya sampai juga di puncak" keluh Sasa menyeka keringat yang bercucuran
"Gila keren banget" kagum Deva melihat pemandangan disekitarnya.

Dari puncak candi ini pemandangannya memang indah. Disambut dengan hamparan hijau yang mengelilinginya dan bangunan rumah yang terlihat kecil dari atas sini.

"Sumpah kaki gue lemes banget. Gendongan dong Ra gue nggak kuat berdiri" keluh Sasa yang sedang berjongkok di sebelah Rara

"Enak aja- gue juga capek kali- tu minta ke Danu- kelihatan nggak capek dia-" tunjuk Rara yang masih mengatur nafasnya

"Gue juga capek lah! Akting aja biar keliatan LAKI- nya"

"Dih gaya Lo kutil kuda sok-sokan laki padahal hello Kitty"sahut Atalah yang diam dari tadi.

"Yeee nyahut aja Remahan peyek"sewot Danu kepada Atalah

Dua jam sudah lebih dari cukup untuk menikmati bangunan candi dan pemandangan candi dari atas sini.

Cekrek...

Suara dari kamera itu menjadi penutup foto terakhir mereka dari puncak candi ini sebelum mereka turun meninggalkan candi ini.

Matahari mulai meredupkan sinarnya dan mereka kini telah keluar dari area candi tersebut. Energi yang sempat terkuras tadi  kini mereka isi dengan memesan makanan.

Setelah makanan mereka menyewa sekuter untuk jalan-jalan melihat-lihat sekeliling area candi, di sini banyak sekali stan-stan makanan yang berjejer.

Rara berhenti di salah satu stan minuman ditemani Atalah di sampingnya Rara memesan salah satu minuman di sana.

"At Lo mau juga" tanya Rara kepada Atalah.

"Boleh samain aja kaya Lo"

Rara mengangguk "mas tambahan satu lagi ya!"ujarnya

"Ya Mbak ditunggu silahkan duduk dulu" ucap penjual itu mempersilahkan mereka duduk di bangku yang ada.

"Rame ya ternyata di sini" ujar Rara yang melihat banyak orang melintas sana sini."Hm... Gue kira bakalan sepi soalnya ini kan bukan hari libur" lanjutnya.

"Sama. Eh btw besok kita harus balik Jakarta." Ujar Atalah tiba-tiba. "Dan ya... ini tempat terakhir yang kita kunjungi "

"Yahh padahal gue masih suka di sini " wajah Rara berubah menjadi muram. Atalah yang melihat itu menjadi kasihan sekaligus gemas melihat ekspresi Rara "Kapan-kapan kita kesini lagi" hiburnya

"He.m"

"Mas mbak ini minumannya" ucap penjual itu memberikan minumannya

"Berapa mas" tanya Atalah pada penjual itu

"Tiga puluh ribu mas" jawab penjual itu. Atalanta mengeluarkan uang satu lembar biru dari dompetnya "ini mas kembaliannya ambil aja" ia memberikannya kepada penjual itu

"Masaallah terimakasih mas. Semoga rejeki masnya tambahan lancar, hubungan mas sama mbaknya langgeng sampai maut memisahkan, semoga Allah membalas kebaikan kalian"

"Amin kalau gitu kami permisi dulu pak"ucap Atalah tak lupa dengan senyum manisnya

"Iya mas hati-hati"

Mereka berdua beranjak meninggalkan tempat tersebut.

"Yah padahal gue udah mau bayar tadi"

"Telat...hahaha Ya udah kali sekali-kali gue beliin jajan adik temen gue " ucapnya dengan nada bercanda tak lupa tangan Atalah mengacak-acak rambut Rara.

Rara mengalihkan mukanya tiba-tiba saja Pipinya bersemu merah seperti tomat. siapa coba yang nggak baper kalau mendapatkan perlakuan seperti itu.

'anjir... Kenapa gue jadi salting sih fix Atalah harus tanggung jawab" dalam hati Rara menjerit.

Di lain tempat masih dengan skuter yang sama Sasa dan Tata masih melaju menikmati luar area candi yang masih asri. Hembusan angin masih terus membelai wajah mereka hingga menerbangkan rambut panjang mereka.

Citt...

Secara tiba-tiba Sasa menghentikan skuternya.

"Apaan sih Lo tiba-tiba berhenti!" Dengan kesal Tata melihat Sasa untung saja dia tidak menabraknya.

"Hehehe... Gue haus Ta Lo tunggu sini dulu ya gue mau cari minum" tanpa menunggu jawaban dari Tata, Sasa pergi begitu saja.

Hampir sepuluh menit berlalu namun Sasa tak kembali juga ingin rasanya ia menelepon Sasa tapi apa daya hp miliknya telah mati kehabisan baterai. Dalam hati Tata mengutuk dirinya sendiri kenapa dia tidak ikut Sasa saja tadi.

Tidak terduga sebuah motor melaju kearah Tata yang berada di pinggir jalan "TATA!!!" Teriak seseorang di sana.

Tata yang merasa terpanggil pun menoleh ke sumber suara "akhh... Stttt.."

My Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang