Peringatan

52 3 0
                                    

Tak terasa dua Minggu lagi perlombaan olahraga itu akan diadakan, semua murid SMA Cempaka Putih tengah mempersiapkan diri untuk dua Minggu yang akan datang. Seperti halnya hari ini semua guru sedang rapat untuk membahas perlombaan tersebut dan untuk para siswa-siswi dipersilahkan untuk berlatih.

Namun beda halnya dengan Rara disaat semua anak Cempaka Putih tengah berlatih Rara malahan berada di roftop menyendiri lagi dan lagi.

Ceklek

Suara pintu roftop yang terbuka diabaikan begitu saja oleh Rara. Pandangan matanya terus menerawang jauh di depan sana. Tangannya bertumpu pada pembatas roftop tersebut. Derap langkah kaki perlahan mendekati Rara yang masih berada di tempatnya.

"Ra.." ucap orang tersebut
"Ra...Rara"
"Diyara" masih belum ada respon dari Rara sedikit pun.
"Diyara Putri Yowanda..."ucapan orang tersebut lagi dengan memegang bahu Rara.

"Eh.." Rara langsung tersadar dari lamunannya. Rara membalikkan tubuhnya untuk melihat orang yang memanggilnya.
"Elo ternyata Dan. Ngapain kesini?" Ya orang tersebut adalah Danu

"Yang ada gue yang nanya sama Lo, ngapain Lo disini sendirian sambil bengong lagi. Kan gue liatnya serem. Gue kira Lo hantu penunggu tempat ini."

"Iss resek Lo ya. Gue disini itu cuma cari angin doang dibawah itu pengap jadi gue kesini" ucapnya bohong.

"Ohh gitu" Danu menganggukkan kepalanya.

"Terus Lo kesini ngapain"Rara mengulang pertanyaan lagi

"Gue kesini emm... Gue mau cari kuntilanak yang cantik siapa tahu jomblo kan lumayan buat jadiin pacar" balas Danu sambil menaikturunkan alisnya.

Rara melihat Danu dengan tatapan merinding " heran gue, kakak gue kok bisa nemuin temen kayak dia ya. Ganteng kagak, manis kagak, cool kagak, gila iya" gumam Rara

Namun gumamnya masih bisa terdengar oleh Danu. " Lo bilang apa Ra"

"Nggak kok... Lo itu aneh mana ada kuntilanak yang cantik adanya yang punggungnya bolong. Kelihatan banget kalau jones Lo Dan"

"Ya kan kalau ada gitu. Jangan salah gini gini gue banyak yang minat"

"Se-heppy Lo. Udah lah gue mau pergi dulu takut ketularan gilanya Lo" Rara membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya meninggalkan Danu sendirian.

Saat ingin menutup pintu roftop Rara kembali bicara ke Danu. "Oh iya Danu tadi di pojok sebelah sana ada yang lagi duduk terus manggil-manggil nama Lo sambil cekikikan ngeliat Lo" setelah mengucapkan itu Rara langsung berlari pergi. Sedangkan Danu masih mencerna omongan Rara

"RARA!..... GILA LO YA!!!" Danu langsung lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu.

***

Sedangkan sekarang Deva, Dika, Atalah, Sasa, Tata sedang berada di kantin mereka sedang mengisi perutnya yang kosong. Saat sedang asyik-asyiknya memakan makanannya semua yang berada di sana dikagetkan dengan sebuah gebrakan meja. Tatapan dingin dari mereka langsung tertuju kepada pelaku. Sedangkan yang ditatap malah tidak henti-hentinya tertawa.

"Dev adik Lo obatnya habis ya" bisik Dika ke Deva

"Kayak sih iya. Soalnya kemaren gue lupa bawa dia ke RSJ "

Tata yang mendengar bisikan Deva dan Dika langsung menggeplak lengan Deva. "Gila Lo adik sendiri dikatain gitu."

Dengan sepontan punggung tangan Atalah langsung menempel di kening Rara.

My Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang