pertandingan dan dia

48 3 2
                                    


Hari ini adalah hari ke sebelas setelah Rara keluar dari rumah sakit dan hari ini juga adalah hari perlombaan olahraga dimulai.

Semua siswa-siswi Cempaka Putih, maupun siswa-siswi dari SMA/SMK lain yang mengikuti perlombaan ataupun hanya sebagai suporter kini telah memadati halaman sekolah Cempaka Putih yang terbilang sangat luas. Sesaat lagi pembukaan perlombaan olahraga akan segera di mulai. Suara bising orang-orang berbicara memenuhi lapangan utama Cempaka Putih.

"Tes..tes.." suara tersebut memecahkan suara mereka. Mereka semua langsung menghadap panggung kecil yang berada di bagian timur sana.

"Selamat pagi semuanya..." sapa MC yang berada di atas panggung dengan suara lantang.

"Pagi..."jawab semuanya dengan dengan semangat 45 dan tak lupa kebahagiaan yang selalu terpancar di wajah mereka. Terkecuali dua orang gadis yang sedang berada di parkiran sekolah.

"Isss mana sih itu orang, ini kan udah mau dimulai acaranya." Ucap salah satu dari mereka.

"Iya. Gue udah nggak sabar lihat cogan-cogan dari sekolah lain" ucap yang satunya dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Selang beberapa menit sebuah mobil memasuki area parkir tersebut. Setelah memarkirkan mobilnya dengan benar sang pengemudi segera turun dan menghampiri kedua gadis itu.

"Dari mana aja Lo. Kita berdua udah lumutan nungguin seorang Diyara yang dari tadi bilangnya udah deket mulu, padahal nggak nyampek-nyampek." Orang yang sendari tadi ditunggu adalah Diyara. Dan kalian pasti tahu lah siapa yang menunggu Rara, siapa lagi kalau bukan Sasa dan Tata.

"Hehe. Emang bener Koko tadi udah mau nyampe. Serius!" Ucap Rara dengan telunjuk dan jari tengahnya yang membentuk huruf V.

"Emangnya deket yang Lo mangsut berapa puluh Kilometer." Tata menatap Rara dengan sinis.

Rara yang ditatap oleh Tata seperti itu malah nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Udah lah ayuk masuk pertandingannya udah dimulai tu" ucap Sasa yang menarik mereka masuk.

"Eheh.. bentar itu barang-barang yang buat gue tanding masih ada di bagasi mobil." Rara menghentikan langkahnya mereka.

"Yaudah sana ambil tunggu apalagi" Tata mulai emosi dengan tingkah Rara.

"Ck. Gue tau gue mau ngambil tapi masalahnya itu barangnya banyak dan gue jadiin dua tas, sedangkan satu tasnya aja udah berat gue nggak bisa bawanya"

"Iya deh iya. Cepetan buka bagasinya" Tata pun memilih menurunkan egonya.

Rara pun membuka bagasinya dan memberikan dua tas itu kepada Tata dan Sasa. "Nah Lo berdua bawain tas gue dan gue ngebawa nih body (pelindung tubuh) "

"Itu ma enakan di elo nyiksa di kita. Lo cuma bawa dua body dan itu kotak, lah kita bawa ini tas yang berat. Lo isi tas ini batu apa gimana." Ucap Tata sebel dengan tas yang baru beberapa menit ia pegang.

"Hehehe. Lo berdua kan teman baik gue jadi tolong bawain tas itu ya. Gue janji deh kalau nanti gue menang gue traktir Lo berdua di kantin"

Tata dan Sasa mengangguk dengan malas menanggapi janji Rara. Akhirnya mereka bertiga melanjutkan menuju tempat pertandingan. Setelah sampai di tempat pertandingan mereka bertiga langsung menepati bangku yang kosong. Tak lama setelah mereka datang Deva,Danu,Dika,dan Atalah menghampiri mereka.

Dika mengerutkan keningnya saat melihat dua tas yang berada di bawah kaki Tata dan Sasa. "Itu tas siapa?"

Rara melihat ke arah pandang yang Dika tuju "oh ini. Ini itu tasnya gue sama kak Deva. Isinya perlengkapan buat tanding nanti" Dika yang mendengar penjelasan itu mengangguk. "Oh iya. Nih kak" tangan Rara terulur memberikan sebuah kota yang dari tadi dipegang.

My Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang