Orang keempat

56 3 0
                                    

Kring....

Suara alarm berbunyi nyaring memenuhi seisi ruangan. seorang gadis cantik bangun dari tidurnya.

"Eeeeh..."
gadis cantik tersebut melihat ke arah alarm itu berbunyi dan mematikannya.

"Ternyata udah jam 04.30 aja. Perasaan baru 1jam yang lalu gue tidur. Mending gue salat subuh duluan habis itu baru deh mandi"Rara beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Suara gemericik air mulai terdengar dari kamar mandi.sehabis wudhu Rara mengambil mukenanya didalam almari dam memakinya. Sebuah sajadah telah tertata rapi menghadap kiblat.

Sehabis sholat subuh Rara langsung mandi untuk membersihkan badannya. Kini Rara telah berganti baju menggunakan pakaian rumahan.

"Ngapalin lagi ya gue. Mau joging masih kepagian. Em... apa gue ke ruangan itu aja ya, tapi juga udah lama gue gak kesana"Rara akhirnya melangkahkan kakinya ke tempat itu.

Sedangkan di ruangan lain seseorang terusik dengan suara alat musik yang sedang dimainkan.

Atalah melihat jam di HP nya,yang menunjukkan jam 05.15 "siapa sih yang pagi-pagi mainan musik." Atalah melihat ke kanan dan kirinya.
"Deva masih tidur,dua curut juga masih pules aja,terus siapa? Apa jangan-jangan demit? Tapi kayaknya gak mungkin deh kan ini udah pagi. Jadi penasaran kan gue"

Atalah berjalan mencari dimana sumber dari musik itu. Hingga Atalah berhenti di depan sebuah pintu. Dengan perlahan pintu itu di buka, terlihat peralatan musik yang bisa dibilang cukup lengkap di ruangan itu.disana Atalah melihat seseorang yang berparas cantik.

"Rara!"

Gadis yang dipanggil itu menoleh"eh.. Atalah ngagetin aja"Atalah malah melihatkan senyumannya

"Gue bangunin Lo ya. Maaf ya"

"Nggak kok Ra. Tadinya gue kira gue halu atau demit yang main tuh piano eh, ternyata malah bidadari cantik yang main piano"

Rara menggelengkan kepalanya dan tersenyum "mana ada bidadari main piano"

"Ada tuh, buktinya ada di depan gue"ujar Atalah

"Idih gombal"tatapan sinis tertuju pada Atalah.

"Seriusan beneran sumpah" Atalah mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

"Iya-in aja biar seng"

"Udah lama Ra?" Atalah berjalan mendekati Rara

Rara menengok ke atas " apanya?"

"Lo jomblonya!"

"Ha?" Rara melongo saat mendengar pernyataan Atalah 'kok dia bisa tahu kalau gue lagi jomblo?'

Hahaha

Suara tawa milik Atalah pecah hingga memenuhi isi ruangan. Rara heran melihat Atalah yang tertawa sendiri

Atalah mencoba untuk merendahkan tawanya."muka Lo lucu banget kalau lagi gak konek.mangsute gue gini.lo udah lama main pianonya"

"Yang jelas dong kalau ngomong jangan setengah-setengah!" Raut sebal terlihat jelas di wajah Rara

"Iya deh maaf.sekarang jawab pertanyaan gue"

Hembusan nafas gusar terdengar dari Rara "iya. Jadi gue main piano udah lama banget sekitar 10 tahun yang lalu. Itupun kalau nggak salah"

"Pantesan kelihatan udah lincah banget"

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan 3D.siapa lagi kalau bukan Deva, Dika dan Danu.

"He. Lo berdua, kita cari dari tadi eh malah asik berduaan di sini" ujar Danu

"Suruh siapa nyari kita!" Pernyataan itu di iya kan oleh Rara

"Lo berdua pikun atau gimana sih. Kitakan mau joging"kini giliran Dika yang bicara

"Astaga" Rara menepuk keningnya "iya kita kan mau joging. Yaudah yuk sekarang berangkat" Rara beranjak dari duduknya

"Udah telat dek ini udah jam 6.30 udah kesiangan juga" Deva melipat kedua tangannya di depan dadanya

"Masak sih?" Rara menengok ke belakang dimana jam dinding berada 'berarti gue sama Atalah udah lama berdua di sini dong' tangan Rara menggaruk bagian belakang kepalanya" maaf deh. Gimana kalau aku buatin sarapan?"

"Boleh tapi yang masak Lo berdua" tawar Danu

"Oke"jawab Rara dan Atalah bersamaan

"Bagus deh ,kalau gitu buruan sono ke dapur gue udah laper banget" ujar Danu sambil mengelus-elus perutnya

"Perasaan tadi malam Lo yang habisin cemilan di kulkas" dengan santainya Dika bilangan seperti itu, tapi ucapan Dika ada benarnya juga. Yang dituduh malah senyum-senyum nggak jelas.

"Udah dek buruan sono ke dapur,Lo juga Atalah buruan gih Danu udah laper nanti nih anak mati di sini" tawa riang semuanya pecah di ruangan tersebut. Terkecuali Danu yang menatap mereka semua horor

"Oke kak. Yuk At kita berantakan dapur" dengan cepat Rara langsung melangkah ke dapur setalah itu Danu dan Dika yang pergi entah kemana mungkin kembali ke kamar Deva. Diruangan tersebut tinggallah Deva dan Atalah

"At.."panggil Deva, Atalah menatap Deva "sepertinya Lo adalah orang ke 4 yang akan tau rahasia terbesar yang Rara milik" setelah itu Deva pergi meninggalkan Atalah yang masih kebingungan. Perlahan tapi pasti Atalah mencoba mencerna kalimat itu " mangsunya apa coba" Atalah pergi menyusul Rara yang berada di dapur

My Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang