#15: Somewhere

1.2K 181 2
                                    

  "Tidak ada hal hebat yang tercipta dalam sekejap." 

    —Epictetus

๑۩๑๑۩๑๑۩๑

Kushina merasa jika Naru dibesarkan cukup tidak wajar. Sepanjang dia mengamati foto tersebut dan dia mengambil secara diam-diam pula, melukai dengan tidak segan-segan sampai parah itu bukan perkara di mana semua orang bisa melakukannya. Paling tidak, harus ada beberapa kali tahap pelatihan, mengatur mental terutama demi melukai seseorang tanpa pikir panjang.

"Keth, kau bisa menjaga rahasia untukku?" Keth tersentak dan berjalan maju. Wajah sang Madam terlihat berbeda dari biasanya, sejak kepulangan dari apartemen kecil, apalagi terlihat tidak layak untuk ditinggali di tengah kenyataan siapa perempuan muda cantik yang memilikinya—yah, sejak dari sana Kushina sudah agak berbeda. Namun Keth kali ini tidak buru-buru menyetujui, atau ia menerima setelah apa yang beberapa hari lalu terjadi padanya.

Masih di waktu yang sama, sang Madam melempar bonekanya dan beranjak dari duduknya. Keth melotot tajam pada boneka yang diempaskan begitu saja ke lantai, padahal biasanya, sang Madam akan menjerit marah jika seseorang melakukan seperti itu pada boneka yang dia anggap sebagai putranya.

"Aku lelah berpura-pura," kata Kushina, sembari berjalan ke arah meja anggur. Ia menuangkan Freemark Abbey Cabernet ke dalam gelasnya, Kushina mencium aroma anggur tersebut sebelum dia meneguknya habis.

"Madam, apa yang terjadi?" Keth masih tidak menyadari betapa sang duchess cukup lihai dalam mengelabui orang-orang di sekelilingnya. Sebagai wanita yang dikatakan baru mendampinginya kurang lebih enam tahun terakhir ini, Keth sendiri belum pernah mendapati kondisi aneh seperti sekarang. Maka dia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, karena di dalam suite ini, hanya ada dia dan sang duchess.

"Jadi, selama ini Anda tidak..." ia menganggap ucapan yang akan dilontarkannya salah satu dari tindakan kurang ajar. Maka dari itu Keth akhirnya memutuskan untuk diam, sembari menunggu sang duchess selesai menikmati anggurnya sampai beberapa tegukan.

Selesai menarik napas, Kushina memandang panorama Tokyo ketika malam, kelap-kelip terlihat di mana-mana. Gedung-gedung pencakar langit yang sepertinya makin bertambah. Lalu semua terlihat kecil, bangunan-bangunan pertokoan atau bangunan lama yang terhimpit gedung-gedung baru. Kaca di depannya seakan pengganti cermin. Agak buram memantulkan dirinya yang berdiri tegap tetapi sebenarnya hatinya sangat rapuh. Sementara Keth berada di samping grand-piano yang sama-sekali tak tersentuh sejak pertama kali Kushina masuk ke sini, lalu memujinya. Ia berkata nanti akan memainkannya, tetapi mungkin sekarang saatnya dia memainkan beberapa potongan-potongan kuat dan sedih dari susunan notasi balok Ludwig Van Beethoven yang berakhir tuli.

"Kau harus bekerja padaku Keth," itu bukan sebagai saran darinya yang bisa dipilih Keth, tetapi baru saja Kushina sedang meminta Keth untuk berpihak kepadanya. "Aku ingin memastikan satu hal, siapa yang telah mengasuh atau membesarkan putraku dengan sangat buruk, sampai tidak segan-segan untuk melukai seseorang. Dia sepertinya diajari cara membunuh. Seseorang berhasil menculik dia."

"Apakah Anda dengan pasti mengetahui siapa dalangnya?"

Kushina memutar badannya dan kini memandang Keth. "Keluargaku?" dia berbicara sangat lirih. "Apakah mereka yang melakukannya?" dia mendekat perlahan seolah-olah sedang mendikte Keth yang mulai berkecamuk dengan pikiran-pikirannya yang lain. Karena sejujurnya bagi Keth. Ia masih tidak percaya bahwa sang Madam baik-baik saja, setelah sebelumnya dinyatakan tidak baik. "Jika sampai para senat gila itu ketahuan membuat keluargaku hancur. Melukai putraku! Aku akan menghancurkan dinasti ini sekarang juga." Keth bisa bergidik hanya karena ocehan seorang wanita seperti Kushina.

E N O R M O U S ✔Where stories live. Discover now