Pergi

4.2K 235 15
                                    

Assalamualaikum....
Maafkan author yang tidak menentu updatenya ya 🙏
Doakan saja author memiliki waktu luang dan imajinasi yang banyak agar dapat meneruskan wattpad ini dengan jangka waktu yang cepat wkwk...

###

Yumna tidak jadi memberikan tiketnya pada petugas. Ia segera berlari ke arah Meira. Disusul oleh Farzan dibelakangnya.

"Humaira..." lirih Yumna lembut. Ia kini berdiri dihadapan Meira dengan jarak satu meter.

Meira mengikis jarak antara dirinya dengan wanita yang melahirkannya itu. Ia segera memeluk erat Yumna.

Yumna tak bisa menyembunyikan rasa keterjutannya.

Hingga beberapa detik kemudian, Yumna baru membalas pelukan erat putri tercintanya itu.

Pelukan ini....

Pelukan hangat yang paling Meira rindukan...

Sudah lama Meira tidak merasakan perasaan sebahagia ini.

Rasanya, rindu yang ia pendam selama ini menguap seketika.

Bersamaan dengan air mata haru yang keluar dari pelupuk matanya.

"Mama....".

"Apa sayang? Kamu tadi manggil mama apa? 'mama'?".

Meira mengangguk, Yumna dapat merasakan hal itu.

"Mamaaaaa..... Mama...." panggil Meira. "Meira kangen sama mamaaaa".

Yumna menangis. Tangisan kebahagiaan.

Panggilan itu....

Panggilan itu yang selalu Yumna harapkan tiap bertemu Meira.

Tapi Meira tidak pernah memanggilnya dengan sebutan 'mama'... Dia selalu memanggilnya dengan sebutan 'anda'
Seolah Yumna adalah orang asing bagi Meira.

Dan akhirnya,

Sekarang Meira dengan gamblangnya memanggil 'mama, mama, mama' pada dirinya.

Sungguh, hari ini adalah hari terindah bagi Yumna.

Hari yang ia tunggu-tunggu selama beberapa tahun ini!

"Mama juga kangennnnn banget sama putri manja mama. Humaira sayang.... Kesayangan mama.... Harta paling berharga yang mama miliki..." ujar Yumna sambil melepas pelukannya. Ia menatap Meira sesaat. Lalu menciummi kening putrinya beberapa kali. Dan kembali memeluk Meira lagi.

Farzan, Arshad, Hizam dan Rafif nampak ikut terharu dengan pemandangan dihadapan mereka. Tak ada yang bersuara. Mereka membiarkan ibu dan anak itu saling melepas rindu.

Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara peringatan bahwa semua penumpang harus naik ke pesawat.

Meria dan Yumna melepas pelukan mereka. Keduanya saling melempar senyum.

"Mama nggak akan pergi kalau kamu nggak ingin mama pergi" ujar Yumna bersungguh-sungguh. Ia membelai lembut puncak rambut Meira.

Meira menggeleng. "Meira ingin mama tetap pergi".

"Meira ingin mama kembali dengan sembuh. Biar Meira bisa ajak mama jalan-jalan. Kita shopping bareng. Kayak bunda dan Husna" lanjut Meira.

Air mata Farzan sampai menetes dengan sendirinya. Ia tidak tahu bahwa selama ini Meira begitu merindukan sosok ibu dikesehariannya.

Yumna mengangguk "Iya. Iya, sayang. Mama janji akan sembuh, dan kita akan jalan-jalan. Mama janji".

Peringatan kembali terdengar.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang