Berita tak terduga

3.2K 214 15
                                    

Hai haiiiiiiiii
Pada penasaran nggak sama kelanjutannya????
Yuk langsung aja 👇

###

Meira malepas sabuk pengaman ia hendak keluar, namun pertanyaan Arshad menghentikan gerakannya.

"Kenapa loe lebih milih Rehan dari pada gue?".

Meira menoleh. Ia menatap wajah Arshad yang malah memandang ke depan.

"Apa kurangnya gue dibandingkan Rehan?".

"....".

"Jawab, Ra".
.
.
.
.


.
.
.

Meira diam. Ia bingung harus jawab apa.

Arshad yang tidak kunjung memperoleh jawaban menoleh. Ia menatap Meira.

"Apa dari awal emang loe masih suka sama Rehan? Dan loe cuman anggap gue pelarian?".

"Benar. Pasti gitu kan, Ra?".

"Gue cuman pelarian loe, kan?".

"Jawab gue, Ra! Jangan diam aja".

Meira mengigit bibirnya. Menahan isakan air mata yang ingin keluar.

Kepalanya menggeleng. Menolak semua tuduhan Arshad.

"Terus kenapa?".

"Karena Rehan yang selalu ada disaat gue terluka" jawab Meira dengan suara sumbang.

Sebelah alis Arshad terangkat. Menginginkan jawaban Meira lebih.

"Waktu mama ninggalin gue sewaktu kecil, Rehan datang dan hibur gue. Lalu sewaktu mama meninggal, Rehan juga yang selalu ada dan berusaha nguatin gue. Apa salah kalau gue bersama dengan orang yang udah tarik gue dari jurang kesedihan, hm?".

Meski pahit, Arshad setuju dengan pernyataan Meira.

Sewaktu Tante Yumna meninggal, ia tidak ada disisi gadis itu.

Bukan karena Arshad tidak ingin berada disisi Meira, tapi karena Meira yang memutus kontak dan menghilang tanpa sebab.

"Gue emang pernah suka dan sayang sama loe, tapi ngelihat gimana gigihnya Rehan, perasaan itu lenyap, Sad. Maaf...." lirih Meira.

Ia berbohong. Tentu saja.

Perasaannya pada Arshad tidak bisa berubah semudah itu.

Bahkan sekarang pun masih sama.

Arshad mengusap wajahnya kasar. Ia merasa sedih dan tersakiti mendengar penjelasan Meira.

Semudah itukah Meira merubah perasaannya?

Bahkan Arshad tidak pernah goyah meski banyak perempuan di luar sana yang berusaha mendekatinya.

Yang ada dihati dan pikiran Arshad hanya satu nama. Yaitu Meira.

"Sudah, kan?... Gue balik dulu" pamit Meira. Ia tidak ingin berlama-lama bersama Arshad. Karena hal itu akan melemahkan perasaannya.

"Sejak kapan perasaan itu berubah?" tanya Arshad yang membuat Meira mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Tiga bulan setelah mama meninggal".

Arshad tersenyum sinis "Bahkan belum sampai satu tahun, perasaan loe langsung berubah" dumelnya.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang