Perhatian

3.2K 205 30
                                    

Hallooooooo
Pada penasaran kan kelanjutannya???
Yuk langsung aja 👇

###

"Tolong loe jujur sama gue, apa benar loe udah menikah dengan Rehan?".

"Kenapa loe tiba-tiba ragu, Sad? Bukannya waktu itu loe sangat yakin tentang hubungan gue dan Rehan?".

"Ada banyak alasan yang buat gue ragu. Pertama, gue nggak pernah ngelihat Rehan khawatir sama loe. Kedua, loe nggak pakai cincin pernikahan. Ketiga, wallpaper ponsel loe itu foto kita di Malioboro dulu. Bukan foto Rehan ataupun anak kecil itu" papar Arshad.

"Arshad, sebenarnya..... Rehan itu adalah sa-".
.
.
.
.
.
.
.
.

Ceklek...

Pintu terbuka itu memotong perkataan Meira. Keduanya kemudian menoleh dan menatap siapa orang dibalik pintu.

Ternyata Yuda yang datang.

"Ra, kamu nggak papa, kan? Mana yang sakit?" cerocos Yuda yang baru datang dan menggeser tempat Arshad.

Arshad mendesis. Ia sedikit kesal karena Yuda datang di saat yang tidak tepat.

Andai saja kalau Yuda datang lima menit lebih lama, pasti ia akan mendapatkan jawaban dari Meira.

Meira menggeleng "Nggak papa, kak. Cuman pusing aja sedikit".

"Ck, makannya kalo kerja tuh jangan diforsir. Jadi gini kan... Mentang-mentang lagi galau, pelariannya kerja mulu".

Arshad menoleh.

Meira galau?

Kenapa?

Karena dirinya? Atau karena orang lain?

Meira yang mendengar perkataan Yuda jadi malu karena ada Arshad disini.

Oh, bisakah ia membungkam mulut saudaranya itu?

"Galau itu boleh aja. Tapi sewajarnya. Bukan malah cari pelarian. Itu nggak menyelesaikan, malah makin sakit kan jadinya" omel Yuda.

"Sssttttt" Meira memberi isyarat agar Yuda tetap diam.

"Apaan sih, sssttttt sssttttt sssttttt?".

Meira memberikan isyarat lagi dengan mengangkat kedua alisnya. Yuda yang paham menoleh. Ia terkejut dengan kehadiran Arshad.

"Loe??? Oh iya ya, loe kan tadi gue suruh jagain Meira" gumam Yuda kikuk. Untung saja ia tidak bicara yang macam-macam tadi.

Yuda terlalu khawatir dengan keadaan Meira, sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran Arshad.

Arshad nyengir saja dengan perkataan Yuda yang polos tanpa dosa.

"Makasih ya, Sad. Loe udah mau jagain adik gue".

"Adik?" tanya Arshad. Ia pikir telinganya salah dengar. "Bukannya sepupu ya?".

"Enggak. Loe nggak salah dengar. Meira emang adik gue".

"Benar itu, Ra?".

Meira mengangguk lemah. Kepalanya masih sedikit pusing.

Arshad diam. Ia merasa benar-benar tidak mengenal Meira sekarang.

Belum kelar urusan Rehan, sekarang Arshad dibuat bingung dengan hubungan Meira dan Yuda.

Sepuluh tahun pergi, kehidupan Meira sangat berbeda.

Arshad sadari itu.

Ia jadi bertanya-tanya, hidup seperti apakah yang dijalani Meira selama sepuluh tahun ini?

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang