Pilihan

3.7K 229 4
                                    

Assalamualaikum....
Kalian dukung Arshad apa Rehan nih??? Bingung?
Yaudah, yuk kita lanjut aja ceritanya 👇

###

Sore telah berganti malam. Meira segera bersiap-siap untuk pergi.

Ia mematut penampilannya di cermin. Setelah dirasa sudah oke, Meira keluar dari kamar dan menuruni tangga.

"Mau kemana, Ra?" tanya Siva lembut.

"Diajak jalan sama Husna, tan. Kita ketemuan di Yuan Cafe" jawab Meira sopan.

"Husna apa Arshad" goda Siva. Pasalnya tadi ia melihat Meira di antar Arshad ketika pulang sekolah.

Wajah Meira memerah. Digoda Tante Siva seolah digoda oleh mamanya sendiri bagi Meira.

Ya, walaupun baru sehari Tante Siva menemani Meira, tapi Meira merasa sangat dekat dengan Tante Siva. Serasa ibu kandungnya sendiri.

"Ihhhh... Apa'an sih, tan. Meira beneran jalan sama Husna kok" sahut Meira. Ia sudah berdiri di hadapan Siva. Sementara Siva duduk di sofa dengan tangan kanan masih memegang majalah.

"Jalan sama Arshad juga nggak papa. Kan dia orangnya sopan. Jadi tante nggak khawatir".

"Tanteeeeeeee".

Siva tertawa "Haha... Yaudah sana, nanti Husna nungguin kamu loh".

"Oke, tante. Meira pergi dulu ya" Meira mencium tangan Tante Siva.

"Iya. Hati-hati. Pulangnya jangan malam-malam" titah Siva.

"Siap, tante! Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".

Meira keluar dari rumah. Ia menaiki motor menuju cafe. Bukan motor biasa, tapi motor sport miliknya yang belakangan ini tidak pernah ia pakai lagi.

Motor sport berwarna merah itu meluncur menuju Yuan Cafe dengan kecepatan sedang. Tak butuh waktu lama bagi Meira untuk sampai di cafe yang ia tuju.

Meira merogoh sakunya, mengeluarkan benda segi empat yang selalu ia bawa kemanapun.

"Hallo, Assalamualaikum" ujar Husna dari seberang sana.

"Waalaikumsalam. Na, loe dimana? Gue udah di depan cafe nih".

"Oh, loe masuk aja. Gue udah ada di ruang khusus nomor lima".

Meira mengernyit. Ia heran, kenapa mereka harus di ruang khusus? Bukankah yang ketemuan hanya mereka berdua?

Aneh.

Yuan Cafe memang menyediakan sepuluh ruang khusus. Ruang tertutup yang tidak akan diusik dan bising. Seperti ruang yang ada di tempat karaoke.

Biasanya ruang itu digunakan untuk pertemuan khusus pribadi atau ketika ada pembahasan yang rahasia.

"Cepetan ya, Ra! Gue tunggu".

"Oke".

Meira segera masuk ke cafe. Langkahnya langsung tertuju pada ruang khusus nomor lima. Ia membuka pintu dan....

"Rehan?".

***

Tok tok tok...

Siva mengernyit. Meira baru saja pergi, lalu siapa yang bertamu?

Tok tok tok....

"Iyaaaaa, sebentar!" pekik Siva. Ia meletakkan majalahnya di atas meja lalu berjalan ke arah pintu.

"Eh, nak Arshad" ujar Siva setelah mengetahui siapa orang yang mengetuk pintu. Dihadapannya kini sudah ada tiga orang lelaki remaja yang rupawan.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang