Surat balasan

6.2K 358 8
                                    

Hai semua
Penulis abal-abal ini mau bagi cerita lanjutan nih
Yuk baca 👇

###

"Udah datang" ujar Meira menunjuk mobil berwarna putih yang baru saja datang.

Arshad mengangguk. Ia ikut mengantar Meira ke depan pintu belakang mobil.

Wajah Meira memerah ketika Arshad membukakkan pintu untuknya. Seumur-umur baru kali ini ia merasa diperlakukan bak seorang putri raja.

Meira berdehem. Berusaha menetralkan perasaannya.

"Lo ga perlu bukain pintu buat gue, gue bisa buka sendiri kok" ucapnya dengan wajah dibuat sebiasa mungkin.

Arshad tersenyum "Nggak papa. Mungkin sekarang aku bukain pintu mobil buat kamu. Dan mungkin nantinya aku juga bisa buka pintu hati kamu".

Hati Meira bergemuruh. Ia makin kuat mengepalkan tangannya. Menahan rasa bahagia yang datang tiba-tiba.

Dengan cepat Meira masuk ke mobil. Meninggalkan Arshad yang masih setia menatap pantulan bayangan Meira.

Jendela kaca mobil perlahan turun. Memperlihatkan wajah Meira sebagian.

"Gue duluan. Bye".

Tangan kanan Arshad membalas lambaian tangan Meira. "Assalamualaikum, Humaira"

Meira mengernyit "Kok salam? Kan gue mau pergi, bukan datang".

"Jawablah dulu salamku. Nanti akan kujawab pertanyaanmu".

"Eh, mmm.... wa-Waalaikumsalam" balas Meira.

Senyum Arshad makin mengembang.

"Salam adalah doa. Aku suka mendoakanmu. Baik saat kamu datang maupun pergi" jawabnya.

"...".

"Ya sudah. Sampai jumpa Humaira".

Meira mengangguk. Ia menutup jendela. Lalu menyuruh Pak Ujang melajukan mobil.

***

Hizam dan Rafif menatap Arshad tajam. Sementara yang ditatap malah bersikap biasa saja.

"Ngaku sama gue, lo pasti kebanyakan nonton fim yang gue kasih kemaren kan!" tuntut Rafif.

"Film yang mana?" tanya Arshad.

"Ituuuuuuu yang kemaren ituuuuuu. Masa nggak ingat sih".

Hizam melihat Rafif dan Arshad bergantian. "Emang film apaan, Sad?".

Arshad mengangkat bahu. Tak tahu maksud Rafif.

"Yang tips pdkt!!!!" cetus Rafif.

"Ohhhhhh" ujar Hizam dan Arshad berbarengan.

"Lo tau?" tanya Hizam menatap Arshad penuh minat.

Arshad menggeleng dengan wajah tanpa dosa. "Enggak".

"Sama" Balas Hizam.

Rafif mendesis "Dasar duo pikun!".

"Siapa yang pikun?" tanya Arshad pada Hizam.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang