Waktu

2.8K 193 45
                                    

Hai haiiiiiiiii.....
Terimakasih atas semua dukungan kalian, semua komentar dan pesan dari kalian sangat membantu membangun mood untuk kembali menulis kelanjutan cerita ini
Thankyouuuuuu so much!!!!

###

"Kalau boleh tahu, Pak Toni menemukan bekal itu hari apa ya?".

"Minggu lalu, dok. Hari Rabu... Waktu itu saya shift pagi sampai siang".

Minggu lalu,

Hari Rabu....

Itu adalah hari terakhir Meira membalas chatnya.

Waktu itu ponselnya tertinggal di meja kerja sewaktu ia memeriksa pasien.

Dan ketika ia kembali,

Hanya ada satu orang yang berada di ruang kerjanya.

Orang itu adalah.....

Fitri!
.
.
.
.
.
.

Arshad terbayang-bayang dengan pembicaraannya dengan Pak Toni. Pikirannya berkecamuk, antara percaya atau tidak.

Ia kenal betul dengan Pak Toni. Pak Toni adalah salah satu orang yang jujur. Bahkan ketika Pak Toni menemukan dompet seorang pengunjung pasien yang berisi jutaan rupiah, beliau tidak mengambil sepeserpun, malah langsung mengembalikannya.

Sangat tidak mungkin Pak Toni berbohong mengenai kotak makan itu. Lagipula, tidak ada untungnya juga.

Seandainya memang benar....

Apa Fitri yang membuang kotak bekal Meira?

Tapi kenapa????

Kenapa Fitri melakukan hal seperti itu?

Fitri orang yang baik. Tidak mungkin melakukannya bukan?

Arshad mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar gundah.

Setelah jam kerjanya usai, ia langsung pergi ke rumahnya, rumah yang kini ditinggali Fitri dan Aisyah.

Ya, Arshad akan memastikan masalah ini sekarang juga.

Ia tidak akan menunda-nunda lagi.

Begitu sampai di depan rumah. Arshad keluar dari mobil. Tepat saat itu pula, Fitri keluar dari rumah, hendak pergi berbelanja.

"Mas Arshad" cicit Fitri dengan senyum merekah. Ia lalu menghampiri Arshad. "Mas Arshad mau antar Aisyah kerja ya? Tapi kan ini masih jam setengah tujuh. Nggak kepagian, mas?".

"Nggak, aku kesini bukan untuk antar Aisyah. Tapi aku mau ngomong sesuatu hal yang penting sama kamu, Fit" ujar Arshad dengan mimik wajah serius.

"Mas Arshad mau ngomong apa?".

"Janji dulu, kamu harus jawab pertanyaan aku dengan jujur".

Fitri nampak penasaran dengan apa yang dibicarakan Arshad. Apakah begitu serius hingga ia harus berjanji segala?

"Aku janji, mas".

Arshad menghela nafas panjang. Ia menatap lekat Fitri. "Apa benar, kamu yang membuang surat dan makanan yang dikirimkan Meira?".

Deg!

Jantung Fitri berdebar dengan kencang begitu mendengar pertanyaan Arshad. Ia tidak menyangka Arshad akan bertanya mengenai bekal itu.

Dari mana Arshad tahu kalau ia yang membuangnya???

Apa ada seseorang yang melihat dirinya melakukan hal itu dan memberitahu Arshad???

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang