Sahabat? (2)

3.8K 205 4
                                    

Hai haiiiiiiiii
Terima kasih sudah merespon dan menyemangati author
Jujur, ini diluar dugaan
Terimakasih 🙏🙏🙏

###

"Ayo kita balik" ajak Arshad begitu ia menghampiri Meira, Hizam, Husna, Rafif dan Yuda.

Semua berdiri kecuali Yuda.

"Arshad..." lirih Meira. Ia merasa aneh karena Arshad tiba-tiba ingin balik setelah ia mengobrol berdua dengan Rehan.

"Ra, aku pamit pulang dulu ya".

"Aku ikut" sahut Meira.

"Kamu nggak balik sama Husna atau Yuda?".

Meira menatap Husna dan Yuda bergantian. "Gue boleh balik sama Arshad kan? Lagian, gue udah dengerin semua penjelasan Rehan. Seperti yang kalian mau".

"Tenang aja, gue udah nggak benci sama Rehan kok. Gue paham situasinya. Makasih, kalian udah mau urusin kesalahpahaman antara gue dan Rehan. Soal hubungan gue sama dia, itu biar kami yang urus. Makasih ya, Na, Yud".

"Iya".

Husna mengangguk "Hati-hati..... Sad, jagain sahabat gue. Dan gue harap loe nggak salah paham tentang kejadian ini. Gue sama Yuda nggak ada maksud buat pdkt in Meira sama Rehan. Tidak sama sekali. Tapi kita cuman mau Meira tahu kebenarannya. Itu aja".

"Tenang aja, gue ngerti kok" balas Arshad.

Hizam masih terlihat tidak puas dengan jawaban Arshad. Bagaimana bisa sahabatnya itu dengan mudah memaafkan Husna?

Ia kemudian memilih pergi bersama Rafif tanpa pamit dengan Husna. "Ayo Raf, ke depan duluan. Disini panas" sindirnya lalu menarik paksa Rafif.

Husna menghela nafas. Sepertinya Hizam masih marah padanya.

"Yaudah, Na, Yud, gue balik dulu ya. Assalamualaikum" pamit Meira.

"Waalaikumsalam".

Yuda melirik wajah Husna yang sedih. Mata Husna tidak menatap Arshad dan Meira, tapi lebih ke kepergian Hizam dan Rafif tadi.

"Loe suka sama cowok sok tau itu?" tanya Yuda.

Husna menoleh, matanya menatap Yuda sengit. "Namanya Hizam Khalif Athafariz! Bukan cowok sok tau".

"Dihhh gitu aja sewot. Loe beneran suka sama dia kan?".

"Dia sahabat baik gue".

"Gue tanya apa jawabnya apa. Dasar cewek" lirih Yuda tapi masih dapat didengar jelas oleh Husna.

"Dia sahabat gue. Nggak mungkin gue suka sama dia" jelasnya.

Yuda mengangguk-anggukkan kepala. Ia kini paham maksud Husna. Sama seperti dirinya dan Diana.

Sementara di luar cafe, Arshad membukakan pintu depan untuk Meira.

Meira ingin masuk tapi ia menghentikan langkahnya. Matanya menatap Arshad dengan penuh tanda tanya. "Tadi kamu sama Rehan ngobrolin apa? Kalian nggak berantem di dalam ruangan kan?".

Arshad yang ditanya seperti itu malah terkekeh. "Kamu tahu aku nggak akan ngelakuin hal bodoh kan?".

"Iya. Tapi apa?" tanya Meira. "Apa yang kalian obrolin?".

"Apa ya? Tentang bidadari yang nggak pernah bisa dibagi untuk siapa pun, mungkin".

Blush...

Wajah Meira memerah seketika. Kenapa Arshad sekarang menjadi orang yang suka membuatnya blushing mendadak?

"Arshad.... Aku nggak bercanda" ujar Meira pura-pura biasa saja.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang