Jawaban

3.1K 207 27
                                    

Assalamualaikum
Maaf karena author updatenya ngarettttttttt banget.
Langsung aja yuk 👇

###

"Rehan...." cicit Meira setelah beberapa menit terisak.

"Iya, Ra?".

"Tawaran itu.... Gue setuju sekarang" ujar Meira tiba-tiba.

Rehan mengernyit bingung.

"Gue mau jadi bundanya Vanya yang sesungguhnya".

"Apa?!".
.
.
.
.
.
.
.

"Gue mau jadi bundanya Vanya" ulang Meira.

Rehan terdiam. Ia menatap lekat mata Meira. "Nggak usah bicara yang enggak-enggak deh, Ra".

"Gue serius, Han".

"Nggak. Loe nggak serius. Loe itu cuman kebawa emosi".

"Kenapa sih, Han? Bukannya loe senang ya gue terima tawaran loe?".

Rehan mengusap wajahnya kasar. "Karena gue beneran sayang sama loe, Ra. Makannya gue nggak mau loe salah ambil keputusan dan buat hidup loe nggak bahagia".

Meira terdiam. Tidak pernah ia melihat Rehan seperti ini sebelumnya.

Tepat saat itu, pintu bianglala terbuka. Meira tetap diam. Ia ingin lebih lama menaiki bianglala.

"Ayo kita pulang" ajak Rehan.

"Nggak. Gue pengen naik lagi".

"Yuda nunggu loe. Loe nggak kasian apa sama kakak loe sendiri?".

Oh ya,

Meira lupa kalau sekarang Yuda masih ada di Indonesia. Kakak tirinya itu pasti sedang mencari dirinya.

"Yaudah, ayo".

Meira turun dari bianglala. Diikuti oleh Rehan. Keduanya lalu berjalan beriringan menuju ke pintu keluar.

"Rehan...".

"Hm?".

"Makasih ya".

Rehan tersenyum. Ia lalu mengangguk.

***

Yuda berjalan ke kanan lalu ke kiri. Sesekali ia melirik jam tangannya.

Sudah lima belas menit sejak Rehan menghubunginya, mengatakan kalau dia menemukan Meira dan akan mengantarnya pulang. Tapi sampai sekarang, belum ada tanda-tanda mereka datang.

Bukannya Yuda khawatir, ia hanya ingin memastikan Meira baik-baik saja.

Rasa khawatir itu lenyap begitu mengetahui Meira sudah bersama Rehan. Karena Yuda tahu kalau Rehan pasti bisa menjaga Meira. Ia yakin itu.

Tak lama mobil Rehan datang dan berhenti tepat dihadapan Yuda.

Yuda tersenyum. Ia senang melihat Meira yang keluar dari mobil dengan keadaan baik-baik saja.

"Ra, kamu kemana aja sih. Kakak khawatir banget tau nggak" omel Yuda. Ia langsung menghampiri Meira.

Yuda melihat mata Meira sembab. Pasti gara-gara kebanyakan menangis.

"Kamu nggak papa kan?".

Meira mengangguk sebagai jawaban. "Meira baik-baik aja. Kak Yuda nggak usah khawatir".

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang