Bertemu

3.1K 218 40
                                    

Assalamualaikum....
Jangan lupa follow instagram @anashofi4698
Kalau kalian punya kritikan dan saran silahkan kirim pesan lewat wattpad ini ya...
Atau bisa juga pc lewat ig yang sudah tertera di atas

###

"Mamaaaaa" pekik Hilda sambil berlari dan memeluk Husna erat.


Husna yang baru saja selesai bertelfonan dengan Hizam menaikkan alisnya begitu melihat mulut Hilda yang belepotan coklat.

Ia segera berjongkok dan menyamai tinggi putrinya itu. "Sayang, kamu habis makan apa? Kok belepotan gini?".

"Ice cream coklat".

"Ice cream?" tanya Husna heran. Perasaan dia tidak membelikan Husna ice cream.

"Iya. Tante cantik yang ngasih Hilda ice cream".

"Tante cantik siapa?".

"Itu disana".

Husna menatap ke arah kursi kosong yang ditunjuk Hilda. "Mana sayang? Nggak ada siapa-siapa disana".

"Tadi ada tante cantik baik hati".

"Hilda sayang.... Dengerin mama baik-baik ya. Kamu nggak boleh terima apapun dari orang yang nggak dikenal. Bahaya sayang.... Kalau mereka bawa kamu pergi gimana?".

"Tapi tante itu nggak jahat, ma".

"Kamu kan belum kenal sama tantenya. Mama juga. Kita nggak tahu dia jahat apa enggak. Jangan diulang lagi ya".

"Iya, ma".

"Yaudah, sekarang kita pulang. Mama mau masakin masakan kesukaan Hilda".

"Yeeeee...... Beneran ya, ma".

"Iya, sayang. Mama janji".

***

Meira segera membuka pintu apartemennya begitu mendengar suara bel berbunyi. Ia menatap Rehan sekilas, tidak ingin sahabatnya itu tahu kalau matanya bengkak karena menangis seharian.

"Vanya udah tidur. Tadi mau aku antar pulang nggak mau. Sorry ya Han, loe sampai harus kesini sepulang kerja gara-gara gue" gumam Meira merasa bersalah.

Rehan langsung duduk di sofa meski belum dipersilahkan terlebih dahulu. Ia melepas jas dan melemparnya asal.

"Loe kayak sama orang lain aja, pake minta maaf segala".

Meira tersenyum. Ia keluar dari dapur membawa segelas teh hangat untuk Rehan. Kemudian ia duduk di samping Rehan.

"Tadi kalian kemana aja?" tanya Rehan sambil meminum teh buatan Meira.

"Taman dekat rumah loe, terus ke mall jalan-jalan".

"Vanya pasti ngerepotin loe banget ya... Sorry, gue belum bisa jadi ayah dan ibu sekaligus buat Vanya. Sampai-sampai loe harus berperan jadi bundanya sekarang" lirih Rehan merasa bersalah.

Meira menoleh. Menatap lekat Rehan.

Jujur saja, ia tidak merasa direpotkan sama sekali dengan keberadaan Vanya.

Sebaliknya, Meira merasa terhibur dan hidupnya menjadi berharga semenjak Vanya ada.

"I'ts okay. Loe nggak perlu ngerasa bersalah, Han. Loe tau kan kalau gue udah anggap Vanya sebagai putri kandung gue sendiri".

"Kalau gitu.... Loe jadi bundanya Vanya beneran aja".

"Apa?".

Rehan memasang wajah serius "Jadi bunda Vanya yang sebenarnya... Loe mau kan?".

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang