Incident

3.1K 210 38
                                    

Hallooooooo....
Maaf karena update kali ini agak lama 🙈🙈🙈
Pada penasaran kan kelanjutan kisah RMK ini???
Yuk langsung aja 👇

###

Hari ini adalah hari pertama Aisyah bekerja di HMA. Ia merasa gugup sekali.

Berkali-kali Aisyah menatap bayangannya di cermin, memastikan apakah penampilannya sudah oke atau tidak.

"Syah, ditunggu Rafif di depan" ujar Fitri memberitahu.

"Iya, mbak. Bentar" sahut Aisyah.

Ia kembali menatap bayangannya di cermin. "Oke, Aisyah, loe bisa. Semangat!!!!".

Aisyah lalu berdoa agar hari ini lancar. Setelah itu turun dan menemui Rafif.

Rafif yang duduk di depan mobilnya langsung berdiri begitu Aisyah datang. Ia menatap penampilan Aisyah dari atas hingga bawah.

"Kenapa? Aneh ya kak?" tanya Aisyah gugup.

"Enggak kok. Sudah bagus. Ayo" ajak Rafif. Ia kemudian masuk ke dalam mobil. Begitu juga Aisyah.

Disepanjang perjalanan, Aisyah hanya diam sambil memainkan tali tasnya.

Mencoba membuang rasa gugup yang entah kenapa malah semakin menjadi.

Rafif yang melihat hal itu malah tersenyum. Tidak biasanya Aisyah bertingkah seperti ini.

"Arshad tadi mau antar, tapi ada telfon dari rumah sakit. Ada pasien kecelakaan yang harus di operasi katanya" gumam Rafif memulai pembicaraan.

Ia ingin mengalihkan perhatian Aisyah dari rasa gugupnya.

"Iya. Tadi Kak Arshad udah bilang".

"Kamu gugup, Syah?".

"Dikit....".

"Tenang aja, Meira pasti lindungi kamu kalau ada apa-apa. Dia kan-....." Rafif tidak meneruskan perkataannya.

Hampir saja ia keceplosan.

Aisyah mengernyit "Kak Meira kan? Kan apa?".

"Bukan apa-apa hehe...".

"Enggak, tadi Kak Rafif bilang Kak Meira pasti lindungi Aisyah kalau ada apa-apa. Emangnya kenapa Kak Meira ngelakuin hal itu?".

"Soalnya..... Soalnya...." Rafif jadi bingung. Ia mencoba mencari alasan yang tepat. "Ah, ya! Kan Meira sahabat aku, Hizam dan Arshad. Secara kamu kan adiknya Arshad. Mana mungkin Meira biarin kamu kenapa-kenapa".

Aisyah mengangguk-anggukkan kepala mengerti.

***

"Ini berkas-berkas yang harus Pak Yuda tanda tangani. Untuk perjalanan bisnis ke New York besok sudah saya siapkan semuanya" papar Diana sambil menyerahkan beberapa map pada Yuda.

Yuda menghela nafas. Ia tahu Diana masih marah.

Lihat saja bagaimana gadis itu yang berbicara tanpa menatapnya sama sekali.

"Diana, soal telfon dan jawaban itu-".

"Maaf pak, saya butuh tanda tangan anda segera" potong Diana.

Baiklah,

Sepertinya memang Diana butuh waktu untuk meluapkan amarahnya.

Yuda memilih untuk menuruti perkataan Diana. Ia menandatangani semua berkas yang diberikan Diana setelah membacanya dengan teliti.

"Terimakasih pak, permisi" pamit Diana lalu segera pergi.

***

Meira menatap buku yang diberikan Arshad kemarin. Buku itu kini tergeletak di atas meja kerjanya.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang