Tunangan?

3.5K 227 32
                                    

Hallaoooooooo
Sebenarnya chapter ini adalah bonus karena chapter sebelumnya update terlalu lama
Tapi berhubung ternyata ruang dan waktu yang tidak memungkinkan, maka author baru bisa update chapter ini
Maafkan author Hehehe
So, langsung aja ya 👇

###

Husna membantu suaminya merapikan pakaian. Wajahnya nampak tak bahagia sama sekali. Padahal sebentar lagi ia akan menghadiri sebuah acara penting sahabatnya.

"Kenapa?" tanya Hizam melihat istrinya yang berulang kali menghela nafas panjang.

"Aku hanya nggak habis pikir aja, pada akhirnya Arshad benar-benar bertunangan dengan gadis itu. Bukan Meira...." lirih Husna.

"Mau bagaimana lagi, aku dan Rafif udah mati-matian bujuk Arshad. Tapi tetap aja tuh anak teguh sama pendiriannya".

Husna mengangguk paham. Ia memang sudah tahu tentang apa yang terjadi.

"Kenapa ya, aku ngerasa Meira nggak akan berbuat seperti itu. Maksud aku, Meira emang dulu pernah punya rasa sama Rehan. Tapi itu dulu. Waktu ada Arshad, Meira udah sejuta persen move on dari Rehan. Jadi nggak mungkin banget Meira balikan sama Rehan. Apalagi sampai menikah" jelas Husna menyeruakan isi hatinya.

Hizam tersenyum. Ia membelai lembut rambut istrinya itu. "Aku juga mikir kayak gitu sih. Tapi mau bagaimana lagi? Arshad udah terlalu percaya dengan pendiriannya. Dan Meira yang seperti tidak perduli dengan Arshad".

"Terus gimana dong?".

"Sekarang, kita harus menghadiri pertunangan Arshad dan Fitri dulu, oke?".

"Tapi mas-".

"Kamu percaya dengan rencana Allah?".

Husna mengangguk.

"Mungkin Allah punya rencana yang indah untuk Meira dan Arshad dibalik pertunangan ini. Siapa tau kan? Ingat, sebaik-baiknya rencana manusia, tetap akan kalah dengan rencana Allah. Kita doakan aja" nasihat Hizam.

Husna mengangguk lagi.

"Nah, sekarang kamu ke Hilda gih, aku mau ke depan, siapin mobil dulu".

"Oke" ujar Husna segera bangkit dan hendak keluar.

Namun tangan Hizam mencegahnya. "Tunggu dulu dong sayang".

Kedua alis Husna terangkat. Seolah berkata 'apa'.

Hizam tersenyum. Ia mencium kening Husna. "Love you".

***

Pesta kecil-kecilan itu dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat Arshad dan Fitri.

Kedua pihak memang sengaja untuk menyiapkan pesta yang sederhana karena waktu persiapan pertunangan yang terbilang sangat singkat. Hal ini dilakukan supaya Arshad tidak dapat membatalkan keputusannya.

Bukannya tidak percaya pada Arshad, tapi bisa saja kan Arshad goyah dengan keputusan yang ia ambil.

Di tengah pesta yang sedang berlangsung, Arshad malah berada di sebuah ruangan yang disediakan untuk calon tunangan lelaki. Ia menatap hamparan taman dari balik jendela yang terbuat dari kaca.

Sebelah tangan Arshad menggenggam kotak bludru berwarna biru.

Ya, itu adalah cincin pertunangannya dengan Fitri yang sudah disiapkan oleh ummi.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang