Derita

3.1K 221 40
                                    

Hallooooooo
Terimakasih yang udah pada setia nungguin cerita ini
Meskipun updatenya nggak menentu dan kadang ngaretnya kebangetan wkwk
So, langsung aja yuk👇

###

"Gue bisa jelasin semuanya!" tegas Rafif yang baru saja datang dengan nafas tersengal-senggal.

Aisyah menatap buket bunga mawar yang dibawa Rafif.

Matanya langsung berlinang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tapi tidak disini" gumam Rafif sambil melirik ke arah para pelayan dan sekertaris Meira yang seolah ingin tahu urusan pribadi atasannya itu.

Belum lagi ada beberapa pelanggan yang menatap ke arah mereka.

"Bu Meira, maaf sebelumnya, tapi sebentar lagi kita ada rapat" Tika mengingatkan.

"Tunda saja rapatnya. Nanti setelah jam istirahat kita baru rapat".

"Baik, bu".

"Sekarang kamu boleh pergi".

"Baik, bu".

"Kita bicarakan masalah ini di cafe sebelah saja. Ada ruang privat disana. Ayo" ajak Meira.

Aisyah terlihat enggan untuk ikut. Namun Fitri menggandengnya agar Aisyah mau pergi.

Mereka berlima pergi ke cafe sebelah HMA. Ketika sampai, Rafif menyuruh Aisyah dan Fitri untuk duduk di meja terpisah.

Lebih tepatnya di meja umum.

Sementara dirinya, Meira dan Arshad duduk di ruang privat.

Bukan tanpa alasan Rafif melakukan semua itu. Ia hanya tidak ingin melukai Fitri.

Karena pembahasan yang akan ia sampaikan ke Arshad kurang lebih akan membuat Fitri tahu kalau Arshad menerima pertunangan itu karena perasaan kalut.

Rafif tidak ingin mengambil risiko itu.

Ia tidak sampai hati melukai Fitri.

Bagaimanapun semua ini juga bukan kesalahan Fitri.

Hanya keadaan saja yang memang tidak berpihak pada Meira dan Arshad.

"Kenapa kita nggak boleh ikut?" sengit Aisyah merasa keberatan.

Ia kini menjadi sangat yakin kalau memang keberadaannya tidak dibutuhkan Rafif. Buktinya Rafif melarang dirinya ikut masuk.

"Aisyah, kamu tetap disini" tegas Arshad. "Fitri, tolong temani Aisyah".

"Iya, mas".

"Ayo, Syah. Kita duduk disana saja" ajak Fitri.

"Tapi mbak-".

"Udah, ayo...".

Rafif menatap wajah Aisyah yang seolah sangat kecewa. Ia tahu Aisyah pasti akan kesal padanya.

Tapi apa boleh buat. Ia tidak ingin menyakiti Fitri.

Arshad, Meira dan Rafif masuk ke ruang privat.

Meira mengambil duduk dihadapan Arshad. Tepatnya di samping Rafif.

"Jadi, kita mulai dari mana?" tanya Rafif memulai pembicaraan sekaligus memecahkan suasana canggung dan sedikit tegang yang tercipta.

"Kapan loe bertemu sama Meira" jawab Arshad.

"Loe masih ingat waktu gue telfon dan loe bilang nggak mau bahas tentang Meira lagi? Loe bilang mau terima perjodohan itu. Ingat?".

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang