Sahabat?

5.9K 330 5
                                    

Assalamualaikum kawannn
Yuk langsung baca cerita selanjutnya.... 👇

###

"Yang loe maksud falling in love itu... Gue sama Meira kan, Raf" sahut Hizam membuat semua pasang mata menatapnya.
.
.
.

Diam... Suasana menjadi canggung seketika.

Rafif tertawa keras. Namun sedikit terdengar garing.

"Hahahaha... Loe bisa aja Zam. Tenang-tenang, Hizam sedang bercanda kok. Maaf ya om, sahabat saya yang satu ini emang suka bercanda" ujar Rafif berusaha mencairkan suasana.

Om Farzan yang percaya ikut tertawa. "Haha... Kirain beneran. Kamu bisa aja, nak".

Hizam menunduk. Ia menghela nafas panjang. Menyalahkan diri sendiri atas perkataannya.

Sementara Arshad terus menatap ke arah Hizam. Sepertinya tadi bukan cuman bercanda, apa Hizam suka Humaira beneran???

***

Sesampainya di rumah Hizam, Rafif langsung menarik si pemilik rumah ke kamar. Ia kemudian menyuruh Hizam duduk.

"Loe gila ya, Zam. Bisa-bisanya bercanda kayak gitu. Nanti kalo Arshad salah paham gimana? Bisa hancur persahabatan kita!" seru Rafif. "Mana tadi ada bokapnya Meira juga".

Arshad ikut masuk ke kamar Hizam dan duduk di sebelah sahabatnya itu. Ia tadi ikut pamit pulang untuk alasan berganti pakaian. Hal itu ia lakukan agar tau alasan Hizam yang sebenarnya.

Hizam hanya diam saja. Membuat Rafif dan Arshad semakin curiga.

"Loe beneran suka sama Humaira?" tanya Arshad.

"Sad, loe ngomong apa'an sih. Mana mungkinlah Hizam suka sama Meira. Meira itu milik elo" sahut Rafif.

Ya walaupun sejujurnya Rafif menyukai Meira, tapi ia masih tau diri. Dan lebih memilih mengalah serta mendukung Arshad sepenuhnya.

"Meira bukan milik gue, Raf. Dia milik Allah dan orangtuanya" ralat Arshad.

"Ya maksud gue itu loe kan suka Humaira, nggak mungkin dong Hizam suka juga".

Hizam masih tetap diam. Ia memikirkan wajah Husna yang sedih.

"Iya kan, Zam?" tanya Rafif.

"Kalo seandainya gue suka beneran sama Meira, apa loe mau ngelepasin Meira buat gue, dan cari cewek lain?" gumam Hizam membuat Rafif dan Arshad terkejut.

"Loe bercanda kan, Zam? Zam... Masa loe suka beneran sama Meira?" pekik Rafif.

Hizam tidak mempedulikan perkataan Rafif. Ia menatap Arshad dengan pandangan serius.

Arshad tetap tenang. Ia balik menatap Hizam. "Maaf, lebih baik gue sholat malam dulu. Dan loe juga. Siapa tau nanti ada jalan keluarnya".

"Sad, loe apa'an sih. Loe juga Zam, ada-ada aja ngomongnya" dengus Rafif.

"Apa loe benar-benar suka sama Humaira, zam?" tanya Arshad.

"Bahkan ketika gue bilang suka sama Humaira pun Arshad tetap tenang dan nggak marah-marah. Gue nggak boleh ngecewain sahabat gue sendiri hanya demi orang yang gue suka" batin Hizam.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang