Pertemuan Tak Terduga

4.4K 249 4
                                    

Hai haiiiiiiiii
Semoga kalian setia dan sedia membaca wattpadku ini ya

###

"Buat apa mempertahankan seseorang yang sudah tidak nyaman dengan diri kita?" gumam Arshad. "Kamu selingkuh, artinya kamu merasa nggak nyaman sama aku. Makannnya kamu mencari orang lain di belakang aku".

"Tapi, sebelum itu terjadi, aku nggak bakalan biarin kamu mencari orang lain. Ketika kamu menjauh selangkah, aku akan mendekat sepuluh langkah. Sejauh itulah usahaku" tambahnya.

Meira terkesima. Seperti yang ia duga, jawaban Arshad pasti tak terbantahkan.
.
.
.

"Kutipan film apa itu?" canda Meira sambil tertawa.

Arshad tersenyum. Senang melihat tawa Meira. Tapi senyumnya itu hilang begitu sebuah motor datang.

Motor itu milik Yuda.

"Assalammualaikum" sapa Yuda pada Arshad dan Meira. Ia kemudian turun dari motornya.

"Waalaikumsalam".

"Ngapain loe kesini?" tanya Meira.

"Nyari loe lah. Masa iya nyari Arshad. Kan nggak mungkin".

"Ngapain?" kini Arshad yang bertanya.

"Urusan bisnis" celetuk Yuda. Ia lalu nyuruh Meira mendekat. "Ra, sini!".

Meira mendekat. Dan Yuda segera mendekatkan bibirnya ke telinga Meira.

Tapi dengan cepat Arshad merentangkan tangannya. "Bukan muhrim. Dilarang dekat-dekat".

"Bukan muhrim, bukan muhrim. Bilang aja loe cemburu" desis Yuda.

Meira tertawa. Ia baru sadar bahwa Arshad belum tau siapa Yuda sebenarnya.

"Yud, dia emang belum tau siapa loe" gumam Meira.

Arshad mengernyit "Dia sahabat kamu kan, Ra?".

"Bukan. Gue bukan sahabatnya Meira. Gue dan Meira, punya hubungan khusus. Lebih dari sahabat" sahut Yuda dengan mimik serius.

"Yuda".

"Bener itu, Ra? Kamu punya hubungan lebih sama Yuda?" tanya Arshad. Wajahnya terlihat tegang.

"Iya. Aku sama Yuda sebenar-".

"Tuh kannnnn... Apa gue bilang. Gue sama Meira punya hubungan lebih. Bahkan sebelum loe ada. Cuman ya, kita dulu pisah dan baru ketemu lagi" potong Yuda. Ia segera menarik Meira dan memeluk bahunya dengan sebelah tangan.

Arshad diam.

Ternyata dugaannya selama ini benar. Meira dan Yuda bukan hanya sekedar sahabat.

"Arshad. Aku sama Yuda itu-".

"Meira sayang. Yuk ikut gue. Kita jalan-jalan" Yuda mengompori. Ia senang melihat raut wajah Arshad yang terlihat cemburu.

"Sayang?".

"Iya. Panggilan kita kan 'sayang'. Udahlah, Arshad juga udah tau kan hubungan kita".

Tanpa sadar, kedua tangan Arshad terkepal. Namun wajahnya tetap tenang. Ya walaupun tatapannya menatap Yuda dengan tajam.

"Lepasin Meira" pintah Arshad.

"Kalo gue nggak mau gimana?".

Arshad menggeram. Ia lalu melepaskan tangan Yuda yang memeluk bahu Meira dengan sekali hentakan.

"Kalaupun loe punya hubungan khusus sama Meira, loe nggak punya hak nyentuh Meira seujung rambutpun!" tegasnya.

Yuda malah tertawa. Ia bahkan bertepuk tangan.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang