Rencana

3K 221 16
                                    

Assalamualaikum
Banyak yang pengen happy ending
Tapi sebenarnya guys, membuat cerita sad ending itu lebih ngena
Dan lebih muda hehehe...
Kalau ditanya cerita ini sad atau happy?
Jujur, author masih mempertimbangkan dengan bijak
So, author masih belum tahu ya ini mau happy atau sad
Tunggu aja kelanjutannya!

###

Kantor sudah sepi. Wajar memang. Mengingat jam pulang kerja telah berlalu tiga jam yang lalu.

Yuda keluar dari ruangannya setelah menyelesaikan semua pekerjaan.

Sebenarnya pekerjaan itu bisa ia tunda karena deadline nya masih agak lama. Tapi sengaja Yuda lakukan agar dapat membuat alibi untuk menghindar dari Diana.

Namun ternyata semua tidak seusai rencana.

Diana masih duduk di mejanya. Dengan kepala ditaruh di atas meja. Dan mata terpejam.

Sepertinya gadis itu tertidur karena terlalu lama menunggu.

Yuda tersenyum kecil.

"Makin besar bukannya makin dewasa malah makin suka tidur di sembarang tempat" lirihnya.

"Dy...".

"Diana".

"Dy, bangun...." ujar Yuda berusaha membangunkan Diana.

Perlahan-lahan kelopak mata Diana terbuka. Ia lalu mengerjapkan matanya berkali-kali.

Menit berikutnya Diana mengangkat kepala. "Sudah selesai pak?".

"Harusnya loe nggak usah nungguin gue, Dy. Kan udah waktunya pulang dari tadi".

"Sudah pekerjaan saya menunggu bapak sampai selesai bekerja" sahutnya.

"Bapak bapak, gue belum setua itu keles".

Diana terkekeh.

"Ayo pulang" ajak Yuda.

Diana mengangguk. Ia segera membereskan barang-barangnya. Lalu berjalan bersama Yuda menuju parkiran.

"Yuda".

Yuda menoleh.

"Makasih ya".

"Makasih buat?".

"Gue baru tau kalau loe udah berbuat banyak buat gue. Selama ini gue cuman mikirin diri gue sendiri. Gue selalu ngerasa loe nggak perduli, cuek, dan suka seenaknya. Tapi ternyata gue salah. Justru loe udah berubah banyak buat gue. Tanpa pamrih sedikit pun".

Yuda mengernyit. Ia jadi bingung arah pembicaraan Diana.

"Tunggu-tunggu, kok gue nggak ngerti maksud loe sih? Emang gue udah ngelakuin apa aja?".

"Gue ketemu Nina tadi. Dia cerita semuanya" papar Diana. "Loe yang buat Ayu dan gengnya supaya nggak ngatain gue. Loe yang selalu mencatat semua pelajaran saat gue nggak masuk sekolah. Dan loe juga yang bela gue sampai harus main dengan keadaan cedera".

Yuda diam. Menunggu perkataan Diana selanjutnya.

"Pasti masih banyak hal lagi yang loe lakuin buat gue. Hanya saja loe nggak pernah bilang. Makasih Yud".

"Heh.... Loe nggak usah bilang makasih. Kan emang sahabat harusnya kayak gitu. Saling menjaga dan-".

"Apa loe dari awal selalu anggap gue sahabat?" potong Diana.

Deg!

Kenapa Diana tiba-tiba menanyakan hal itu padanya?

Yuda membuang muka. Ia tidak ingin terperangkap dengan tatapan Diana.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang