25. Hari Raya

2.4K 155 12
                                    

Setelah selesainya Ujian Kenaikan Kelas, mereka tidak langsung libur. Harus masuk beberapa hari lagi untuk sekedar menanti hari pembagian raport.
Dan saat pembagian raport tiba, semua murid diwajibkan mengambil dengan orang tuanya masing-masing. Terkecuali anak pondok, biasanya diwakilkan oleh pihak yayasan, nanti orang tua mereka tinggal mengambilnya di pengurus yayasan.

Semua murid berkumpul bersama masing-masing orang tua atau pun wali yang mereka bawa. Hanya lima orang yang tidak hadir, mereka ya anak pondok itu.

Saat wali kelas sudah mengumumkan juara kelas, Ardila  yang mendapat peringkat pertama.
Namanya dipanggil untuk maju kedepan dan kebetulan dia membawa kakaknya, tidak dengan orang tuanya.

"Memang adik kamu pandai dua-duanya, ya?" tanya wali kelas itu seraya menerima uluran tangan si kakak.

Ardila dan Faiza memang memiliki kakak, Faiza anak bungsu dari 5 bersaudara.
Anak pertama lelaki, anak kedua perempuan dan yang ketiga lelaki lagi, lalu keempatnya Ardila.

"Alhamdulillah, Bu. Kami juga ikut bangga, berarti orang tua saya enggak sia-sia," jawab kakak Ardila itu.

"Kamu kalah tuh sama adik-adik kamu. Padahal dulu kamu bandel, ya. Adik kamu yang cowok juga sama, malah kamu sama adik kamu yang cowok masuk kelas IPS," ucap Wali kelas itu kembali sambil menulis catatan di raport Ardila.

Si kakak itu tertawa. "Ah, ibu bisa aja. Ardila sama Faiza emang beda sih, Bu. Mereka sepertinya udah cerdas dari kecil."

"Iya sih kelihatan, kayanya memang sudah dari sananya." Ibu guru itu ikut tertawa. "Nah, ini raportnya, dicek nilainya. Nilai hadir, kepribadian, sama nilai non-akademiknya juga bagus. Dipertahankan yaa bilang adik kamu,"

"Iya, Bu. Makasih banyak ya, saya pamit bu mari," pamitnya sambil berlalu, dan diikuti Ardila yang ingin langsung pulang.

▪️▪️▪️▪️▪️


Setelah pembagian raport liburan pun tiba. Karena suasana sedang berpuasa, dan liburan pun hanya di rumah.
Ini memasuki hari Senin, awal dari minggu keempat di bulan Ramadhan, itu artinya sebentar lagi lebaran.

Biasanya kalau sudah dekat dengan lebaran tradisi membuat kue-kue lebaran itu pasti ada.

Seperti di rumah Faiza sekarang, ia dan Ardila sedang sibuk membuat kue membantu sang ummi yang sangat kerepotan. Sedangkan ketiga kakaknya sedang sibuk bekerja, bapaknya juga sedang pergi.

Bapak Faiza adalah seorang ustadz, beliau sering keluar rumah untuk menghadiri pengajian, mengobati seseorang, atau mengunjungi beberapa gurunya. Jadi jarang sekali ada di rumah.

Faiza sedang menggunting adonan, menjadi bentuk kecil-kecil bersama Ardila.
Sedangkan sang ummi yang sudah membuat adonan tadi sekarang sedang menyiapkan minyak untuk menggoreng.

Mereka akan membuat biji ketapang.
Bahan untuk kue itu ada terigu yang akan dicampur telur, mentega, gula dan air yang sudah diaduk menjadi satu. Digeleng-geleng menggunakan tangan yang sudah dilapisi plastik dan plastiknya pun di taburi terigu agar tidak menempel. Adonan yang digeleng tadi dibentuk panjang agar mudah untuk diguntingnya.

Faiza sering kali salah, hasil guntingannya yang terlalu besar, atau adonannya yang selalu menempel. Ada saja kesalahannya.

Biji ketapang ini kue yang wajib ada di rumah Faiza. Karena hampir semua anggota keluarga, sangat menyukai kue ini, terutama si anak sulung. Biasanya yang membuat kue ini dia, tapi sekarang dia masih sibuk dengan pekerjaannya.

Berjuang Tanpa Pengungkapan (COMPLETE) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang