19. Mengorbankan Rasa

2.5K 198 24
                                    

Aku tahu, menjauhi dirimu adalah hal sulit. Tapi untuk kebaikan kamu, aku harus rela melakukannya.

▪️▪️▪️▪️▪️

Apa Arkan baik-baik saja setelah kejadian itu?
Apa Arkan merasa bahagia dengan keputusannya?

Tentu tidak.

Arkan tidak baik-baik saja, Arkan tidak bahagia. Dia justru merasa kehilangan, frustasi, dan menyesal. Tapi, harus bagaimana lagi? Semua ini dia lakukan demi Faiza.

Iya, demi Faiza.

Faiza jauh lebih berharga daripada kebahagiaannya.

Flashback On ...

Waktu itu, Arkan sengaja menghampiri Nisa yang sedang bersama teman-temannya. Niatnya mau bertanya seputar gosip yang beredar. Tapi, belum sempat Arkan bertanya, Nisa sudah asyik mengobrol bersama teman-temannya.

Arkan yang duduk di samping Nisa pun pamit pindah ke bangku belakang, dengan alasan ingin tidur sebentar, lalu memasang earphone di telinganya.

"Gimana ceritanya lu bisa bikin gosip seheboh ini?" Nisa bertanya hati-hati. Temannya yang ditanyai pun melotot, takut Arkan mendengar.

Nisa menatap Arkan, yang sedang menelungkupkan kepalanya di meja. "Udah tidur kayanya dia, lagian pakai earphone kok, enggak bakal dengar," jelas Nisa menenangkan temannya.

Si temannya pun memastikan, lalu mengangguk. "Gua bikin gosip yang sangat berlebihan, iya enggak sih?" Dia tertawa terlebih dahulu. "Sengaja sih, abisnya gua ikut kesel pas dengar cerita lu tentang dia sama Arkan. Lagian dia pantas kok dapat gosip kaya gini, sesekali direndahkan mah enggak apa-apa, dia kan selalu di atas."

Arkan mendengarnya! Ia belum tidur pulas, earphone yang dipakainya juga dalam volume kecil, yang mana masih bisa mendengar suara lain.

"Tapi, keterlaluan banget enggak sih?" tanya Nisa, sedikit nada khawatir terdengar di sana.

"Halah! Dia aja berani dekatin cowok lu, lu enggak usah deh kasian kasian segala!" Si temannya tadi pun menegaskan.

Arkan tampak melamun sebentar, tak percaya bahwa gadisnya terlibat dalam masalah ini. Ia masih menelungkupkan kepalanya, agar tidak ketahuan bahwa dia tengah menguping.

Lalu, terdengar suara bangku bergeser, Arkan sedikit mengintip. Salah satu dari mereka berdiri dan izin untuk keluar kelas. Arkan yang tadi memperhatikan mereka pun ikut berdiri.

"Aku ke toilet bentar, Nis." pamit Arkan yang diangguki oleh Nisa.

Bukan, Arkan hanya berbohong pada Nisa. Arkan tidak pergi ke toilet.
Nyatanya, Arkan mengikuti teman Nisa yang tadi keluar.
Iya, teman Nisa yang merupakan dalang dari semua gosip yang beredar tentang Faiza.

Arkan mengikuti dengan cepat.
Ketika sudah tepat di samping gadis itu, Arkan menarik lengannya dan membawa dia pergi.
Karena gadis itu terus meronta dan berteriak. Arkan membekap mulutnya dan menarik lebih cepat.

Saat sampai di tempat yang cukup sepi, Arkan melepaskan tangan yang membekap mulut si gadis itu. Dengan sorot mata yang tajam, Arkan menatapnya.

Berjuang Tanpa Pengungkapan (COMPLETE) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang