53. Suara yang Memabukkan

1.9K 124 10
                                    

Suaramu yang memabukkan, atau aku yang sudah kecanduan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suaramu yang memabukkan, atau aku yang sudah kecanduan?

- Faiza Aisyah Syabila

Ujian Akhir Semester pun berakhir dan sekarang waktunya pengambilan raport.
Dengan perasaan dag dig dug, semua murid memasuki ruang kelas masing-masing, mengikuti para orang tuanya.

Di kelas 10-1, Faiza nampak tenang. Tak risau sama sekali. Karena apapun hasilnya Faiza terima, itulah yang diajarkan kakaknya.

Yang penting itu proses belajarnya, karena pelajaran ada pada setiap proses, dan hasil akhir hanya membuat kita melangit sementara waktu. Tapi, jika proses itu kita lalui secara perlahan, pasti selalu memiliki pembelajaran untuk kita ke depannya.

Suara derap langkah sepatu pantofel mengiringi rasa tegang semua murid di sana.

"Assalamualaikum," salam ibu guru di depan sana.

"Waalaikumussalam," jawab semua murid beserta walinya serentak.

Pidato pun dimulai, mulai dari pembahasan hari libur, halal bihalal, dan banyak penjelasan lainnya. Sampai tiba waktu pengumuman peringkat kelas.

Semua murid nampak semakin tegang.

"Tarik napas anak-anak, buang perlahan. Jangan tegang gitu ah," canda ibu guru bermaksud mencairkan suasana.

Refleks semua murid di ruangan itu mengikuti instruksi tersebut.

"Ibu bacain peringkatnya, ya." Jeda sebentar, lalu si ibu itu melanjutkan. "Ibu tulis aja deh di papan,"

Semua murid langsung lemas, karena si ibu sangat mengulur waktu.

Akhirnya peringkat pun ditulis dari 10 sampai 1. Terlihat beberapa siswa maupun siswi yang tertera namanya di sana merasa sumringah dan murid yang namanya belum tertera tampak risau.

Tapi tidak dengan Faiza tentunya, dia tetap pada posisinya.

Santai.

Tiga teratas dikosongkan, ini justru semakin membuat tegang. Dari 28 siswa, hanya 10 orang yang diberi peringkat.

"Peringkat ketiga diraih oleh, Muhammad Sahrul," ucap ibu guru, dan langsung terdengar tepuk tangan dari sang wali siswa itu.

"Peringkat dua diraih oleh, Asiska Putri," dan lagi-lagi tepuk tangan mengiringi.

Saat yang pertama belum disebutkan, semua nampak sangat menunggu.

"Dan yang pertama diraih oleh. Faiza Aisyah Sabila," refleks tepuk tangan menjadi riuh.

Faiza yang diantar kakak laki-lakinya itu terlihat sangat bahagia, dan kakaknya pun begitu bangga.

Siapa yang tidak bangga dengan prestasi yang selalu naik?
Bisa mengalahkan hampir 30 siswa saja itu sangat membanggakan.

Berjuang Tanpa Pengungkapan (COMPLETE) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang