49. Malamnya Dingin tapi Hatiku Hangat

1.8K 133 9
                                    

Setelah acara di Aula tadi selesai, semua murid masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Tapi ada saja yang masih berkeliaran di luar untuk sekedar mencari angin atau mencari kopi.

Tidak dengan Arkan, ia sudah di dalam kamar, sudah merebahkan diri di kasurnya. Dengan tatapan fokus pada handphone-nya.

Arkan membuka aplikasi berwarna hijau, lalu membuka room chat bersama Faiza. Setelah melihat online-nya Faiza, ia langsung meng-klik tombol video di pojok atas.

Tuttttt.

Satu kali berdering panggilan video langsung tersambung, dan Arkan memasang earphonenya. Lalu terpampanglah wajah gadis di seberang sana.

Ah, rasanya lelah hari ini terbayar. batin Arkan

"Assalamualaikum, pak bos." ucap gadis di seberang sana dengan senyuman yang begitu menggemaskan.

Arkan juga ikut tertular oleh senyum itu. "Waalaikumussalam, asisten," balas Arkan meledek.

Faiza cemberut. "Kok asisten sih!" jawabnya.

Arkan terkekeh. "Terus maunya apa?"

Faiza memutar posisinya, yang tadi berbaring jadi tengkurap. Lalu memposisikan handphone-nya di sandaran kasur.

Dengan pandangan ke atas, dan tangan mengetuk dagunya. Seolah dia sedang berpikir keras.

Arkan tersenyum lagi oleh tingkah gadis itu.  Sangat menggemaskan.

"Nggak tau ah, pusing." ucap Faiza akhirnya dengan bibir yang maju.

Arkan terkekeh, lagi. "Udah mikir lama tapi nggak dapet jawaban huh,"

Terdengar gelak tawa dari gadis itu. "Abisnya bingung, tapi nggak mau dipanggil asisten" katanya kemudian.

Arkan menggelengkan kepalanya. "Ibu bos?" tanyanya dengan alis yang naik turun.

Faiza nampak berpikir lagi. "Ih, nggak mau, imut gini dibilang ibu ibu." Ia menggelengkan kepala cepat.

Arkan tergelak. "Emang imut? Kepedean," ucapnya dengan menjulurkan lidahnya.

"Ihh ngeselin, aku tuh imut. Nggak pantes dibilang ibu-ibu. Awas aja kalau kamu manggil ibu-ibu lagi!" ucap Faiza tanpa sadar memakai kata 'aku-kamu'

Arkan tersenyum, Faiza tanpa sadar mengucapkan kata itu.

"Kok lu diem aja sih, malah senyum-senyum," ucap Faiza ketus.

Arkan masih tersenyum.

"Ihh Arkannnn, masih senyum-senyum ajaaaaaa!" ucap Faiza geram.

"Ngomel-ngomel mulu."

"Nyebelin ah, matiin nih."

"Jangan." jawab Arkan cemberut, bergantian.

"Lagian nyebelin," ucap Faiza ketus.

"Iya iya nggak, ngomel mulu yaa demennya."

"Nggak bakal ngomel kalau lu nggak nyebelin."

"Nyebelin juga ngangenin 'kan?" goda Arkan.

"Apa sih ih!" ucap Faiza melengos. Lama mereka saling diam, akhirnya Faiza bersuara lagi. "Eh iya, Ardila udah tidur?"

"Nggak tau, kamar dia di bawah. Gua 'kan di atas."

"Ke bawah gih, mau tau kamar dia."

Terlihat Arkan bangkit dari tidurnya, lalu berjalan menuju pintu.

"Mau kemana, Kan?" tanya Firman.

"Ke kamar Ardila, jangan di kunci pintunya."

"Iya, Ardi aja masih di luar."

Berjuang Tanpa Pengungkapan (COMPLETE) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang