26. Mencoba Menjelaskan

2.3K 148 9
                                    

Liburan Hari Raya.

Libur panjang setelah hari raya itu membingungkan, bingung mau pergi kemana. Karena hampir setiap hari tempat kunjungan wisata selalu ramai.

Lebih baik seperti Faiza, dia memilih hanya diam di rumah. Padahal teman-temannya terus memaksa untuk ikut pergi. Tapi, Faiza selalu bergidik mengingat, di jalan pasti ketemu macet, sampai di tempat tujuan pasti penuh.

Hari ini Azizah berniat memaksa Faiza dengan langsung menghampirinya ke rumah. Tapi, setelah Azizah sampai, dia justru ditahan untuk tetap di rumahnya. Azizah pasrah, Putri dan Siti pun ikut bergabung.

Saat mereka sedang asyik mengobrol, Arkan datang, ia membenarkan ucapannya waktu itu, datang ke rumah Faiza.

"Assalamualaikum," ucap Arkan sambil menyalami empat gadis di meja itu yang diikuti Firman juga Ardi.

"Waalaikumussalam,"

Azizah, Siti dan Putri saling menatap bingung. Lalu, mereka menatap Faiza. Sedangkan Faiza hanya mengangkat bahunya, bertanda ia tidak tahu apa-apa. Ia pun masuk ke dalam untuk memanggil Ardila.

"Eh, udah dateng, duduk dulu sini." Ardila menyambut mereka. "Minum dulu tuh, makanan juga banyak."


Mereka bertiga sudah duduk di bangku yang disediakan. Makanan dan minuman pun sudah tersedia di meja, ciri khas hari raya pasti di meja depan selalu banyak makanan 'kan?

"Nih, Mi. Tiga bujang dateng," kata Ardila ketika melihat ummi-nya keluar.

"Ya Allah si kasep, kalian téh pada kemana aja? Udah lama banget enggak pada kesini. Masih di pondok bukan?"

Keluarga Faiza adalah orang sunda, cuma sundanya tidak terlalu halus. Hanya ummi dan bapaknya saja yang suka memakai sunda halus. Tidak untuk Faiza maupun Ardila.


"Ada, Mi. Di pondok terus, kita kesini juga kalau ada tugas doang, Mi. Mau minta ajarin sama Ardila," jawab Ardi terkekeh, sambil menyalami ummi Faiza.

"Ah, kalian ini bisa aja. Udah sok silakan minum dulu, makan juga itu cemilannya. Kalau mau kopi minta seduhin sama Ardila aja. Ummi tinggal, ya? Mau masak, biar kalian pada makan," ujar Ummi sambil berlalu dan diangguki ketiga lelaki itu.

Dan tinggallah mereka berdelapan dalam satu meja yang penuh dengan berbagai macam makanan dan minuman.

Suasana tampak canggung, mereka hanya fokus pada HP dan makanan yang ada di depannya.

"Ehem," Siti berdeham.

"Ehem juga," jawab Ardi mengikuti, dan sukses membuat mereka yang di sana tertawa, tawa garing.

Ardila berdiri. "Gua ke dalam bentar, mau bikin kopi."

"Nah gitu, peka juga dia," kata Ardi mencibir.

Faiza tertawa. "Enggak usah ngasih kode gitu, tinggal bilang aja padahal," jawabnya kemudian.

"Enggak enak dong, belum ditawarin udah minta. Sebagai tamu yang terhormat gua harus sopan," ucap Ardi sombong.

Berjuang Tanpa Pengungkapan (COMPLETE) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang