52. Tatapan dulu, baru Berbicara

2K 115 17
                                    

03:45 PM.

Sehabis sahur Faiza meluangkan waktu melihat handphone-nya sebentar. Dan benar saja, ada tiga pesan yang masuk dari satu pengirim.

Siapa lagi kalau bukan Arkannya?


FauzanArkanH.
Selamat sahur bidadari nyasar😅😘

Lagi lagi pesannya membuat Faiza tersenyum sendiri.

FauzanArkanH.
Makan biar cukup loh, minum air putih sama minum susu biar puasanya kuat😘

Ah, seperti anak SMP yang baru pacaran. Selalu diingatkan hal kecil seperti ini.

Pesan terakhir lebih membuat pipi Faiza merona.

FauzanArkanH.
Bidadari Arkan? Sekarang UAS yah? Ciee bidadari ulangan😝
Semangat ulangan saat puasanya. Nggak boleh nyontek, nanti batal😝 inget aku aja, nanti dapet jawabannya kok wkwk
Semangatt bidadari😘😘😘

Bagaimana Faiza tak tersipu malu? Pesan demi pesan dari Arkan selalu manis seperti itu.

Dengan senyum merekah di bibir, Faiza pun membalas pesan-pesan tersebut.


FaizaAisyahS.
Pasti udah nggak liat ponsel jam segini.
Iya udah, semangat puasa hari ini.
Makasih doa-doanya. Semoga kamu sehat selalu😚

Bahkan Faiza tersenyum geli membaca kembali pesannya. Ia yang biasanya sering berontak bahkan ngga pernah se-alay itu, saat bersama Arkan bisa berubah 180 derajat.

Pagi pun tiba, Faiza sudah mandi sedari subuh. Sudah rapi, dan tinggal pergi ke sekolah.


Dengan yakin Faiza melangkah keluar rumah dan pergi menuju sekolahnya yang tinggal menyebrang jalan itu.

"Faizaaaaaa," teriakan Azizah yang begitu nyaring tiba-tiba saja menyambut kedatangan Faiza.
Padahal baru masuk gerbang, bisa-bisanya Azizah berteriak seperti itu.

Faiza memutar tubuh, menghadap Azizah. Lalu ia menatap tajam, dan yang ditatap langsung menciut dengan cengiran lebar di wajahnya.

"Biasa aja mukanya, Za!" ucap Azizah.

"Lagian teriak-teriak kaya bocah, " jawab Faiza.

Azizah terkikik. Lalu suara microphone memberhentikan obrolan mereka.

"Harap semuanya segera berbaris, kita akan melaksanakan apel sebelum Ujian dimulai,"

Semua murid berbaris dengan tertib. Beberapa peraturan disebutkan, dan tiba waktu setiap peserta dipersilahkan masuk keruangan masing-masing.

Detik demi detik berlalu, menit semakin berjalan, dan jam pun semakin terlewati.

Kringgggggg...

Selesai sudah ujian hari pertama, dengan lelahnya semua murid keluar ruangan.

Tapi tidak dengan Faiza, dia masih biasa saja. Karena dirasa pelajaran hari ini masih bisa dia kerjakan dengan baik. Hanya saja, ada pengganggu yang tak Faiza sukai.

Berjuang Tanpa Pengungkapan (COMPLETE) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang