ep. 3

2.9K 369 9
                                    

Di satu sisi lain sekolah Park Chaeyoung terdapat satu gedung khusus. Gedung itu hanya berisi satu kelas, kantin, ruang istirahat, uks, kolam renang, dan ruang kantor. Sedangkan lapangan dan taman dipakai bersama.

Dan gedung itu hanya di isi 7 orang siswa berprestasi dan konglomerat. Tidak sembarang orang yang boleh memasuki gedung itu begitu juga dengan gurunya. Guru mereka memiliki pendidikan yang sangat tinggi bahkan ada yang bolak-balik keluar negeri untuk mengajar ke 7 siswa tersebut.

Ruangan kelas yang bergaya klasik. Meja yang terbuat dari kayu ek beserta sofa nyaman. Ada nama mereka dimasing-masing meja. Jendela-jendela kaca yang besar. Kelas ini khusus untuk seven prince.
================================

#Ini buat ilustrasi saja yaa.. ^.^

================================
Kelas dengan nama Bangtan Seonyeondan atau biasa disebut bts. Seperti hari-hari biasa di jam pelajaran musik. Guru Vallery memainkan piano untuk diperdengarkan para muridnya. Dengan lagu The truth untold yang melow ia merasa terhanyut dalam buaian melodi.

Semua pintar memainkan piano sekalipun Yoongi yang suka tertidur kapanpun terlepas ia dari Group MY-entertaiment. Namun kecuali salah satu siswa yang berada di kelas itu.

Guru Vallery berhenti, "Nah, kalian sudah mendengar instrumen inikan. Lagu yang sangat damai dan memiliki makna dalam. Dan untuk Tuan Jeon. Saya mempersilakanmu memainkannya."

Tidak lain adalah Jungkook yang memiliki marga Jeon.

Jungkook duduk di bangku pianis. Ia terlihat gugup. Kelas yang tadinya tenang itu mulai gaduh. Jin menahan tawanya karena melihat Jungkook seperti kelinci dengan wajah kaku.

"Tuan Jeon, saya hanya ingin mendengar perkembanganmu"

Jungkook mengangguk dan mulai memainkan baris pertama dengan lancar namun di baris kedua.

Teng!

"Ah, buruk sekali. Kau hanya mampu di baris pertama? Maaf, mengatakan ini Tuan Jeon, jika terus seperti ini kau akan gagal di ujian." jelas guru Vallery.

Jungkook membuang nafas, "Maaf, aku akan belajar lagi." Jungkook kembali ke bangkunya. "Aish, membuat frustrasi saja." keluhnya.

Jimin menepuk pundak Jungkook, "Bersabarlah Jungkookie, Ne?"

Jungkook tak membalas, ia terdiam sambil menopang dagunya.

(○゚ε゚○)

Hari ini seperti biasa. Sepulang sekolah Chaeyoung menyendirikan diri di kelas musik. Jennie, ia biasanya langsung pulang karena eomanya akan khawatir. Lisa, ia adalah ketua judo jadi ia harus berada di kelas judo untuk mengajar.

Chaeyoung meletakan tas di atas meja lalu duduk di bangku pianis. Piano adalah kenangan baginya. Dia akan mengingat eomanya yang tersenyum jika ia memainkan piano. Kenangan yang pahit tapi amat dirindukan.

Chaeyoung menekan tutsnya dan mulailah ia memainkan lagu The truth untold. Lagu yang mengatakan isi hatinya. Jika ia terlalu sakit untuk menyimpan semua. Chaeyoung juga menyuarakan liriknya.

Ia bernyanyi meluapkan semua emosinya. Jari lentiknya menari-nari di atas batangan hitam putih itu. Sinar jingga dari jendela menerpa wajahnya. Hordeng putih nan tipis di kelas itu ikut melambai bak penonton. Hangat. Ruangannya menghangat.

~I'm not cinderella~ [Rose X Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang