Apa yang kau pikir dan rasakan? Ketika sebuah Bintang yang tadinya tepat di depan matamu kini direnggut oleh gegelapan. Bintang itu amat penting bagi kebahagiaan dan mimpimu. Dan juga harapan bagi seseorang. Tapi orang lain dengan mudahnya menyingkirkan bintang itu lalu menghancurkannya berkeping-keping.
Itulah yang dirasakan gadis malang itu, Chaeyoung. Ia duduk menangis di depan pintu kamarnya. Di rumah itu tidak ada satupun seseorang. Jadi dia dengan bebasnya menangis. Menangisi nasibnya.
Ia menatap riasan Mawar milik eomanya. Namun bibirnya melengkung sambil menahan air mata.
"Gwenchana eoma. Chae adalah gadis yang kuat. Aku tidak akan mengecewakanmu." Chaeyoung menghapus air matanya. "Eoma, aku akan bahagiakan nantinya? A.. Aku.." ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi karena ia kembali menangis.
Di tengah saat gadis itu berduka. Sebuah mobil mewah porsche cayenne terparkir di depan rumahnya lalu seseorang keluar dari mobil itu.
"Apakah saya bisa menemani?" ucap supir mobil itu.
Orang itu mengangkat tangannya yang artinya 'tidak usah'. Si supir mengerti jadi ia kembali duduk di bangku supirnya. Orang itu pun masuk ke dalam rumah. Ia terkejut mendengar suara tangisan.
"Sudah kuduga." gumamnya. Ia menemukan seorang gadis yang terduduk di depan pintu.
"Omo! Chaeyoung-ah." ia membantu Chaeyoung untuk berdiri.
Chaeyoung mengerutkan keningnya ketika seseorang itu datang. "Terima kasih. Kau siapa? Bagaimana kau bisa masuk rumahku?"
Orang itupun tersenyum, "Panggil saja aku halmeoni. Saat ini aku berperan sebagai ibu perimu. Chaeyoung-ah, aku senang bertemu denganmu."
"Ibu peri?"
Halmeoni memegang kedua tangan Chaeyoung, "Ehm, aku ibu perimu. Kau tahukan dongeng Putri cinderella. Cinderella sudah berbuat baik kepada ibu peri dan sekarang ibu peri yang akan berbuat baik kepadamu."
"Tapi aku baru kali ini bertemu halmeoni. Kapan aku pernah menolong halmeoni?"
"Kau memang tidak menolongku tapi kau pernah menolong seseorang yang halmeoni cintai." halmeoni mengangkat kedua tangan Chaeyoung, "Nah, sekarang kita harus cepat mempersiapkanmu untuk menghadiri pesta pangeran Jeon Jungkook. Ayo, ikut halmeoni."
Tetapi Chaeyoung tetap diam di tempatnya berdiri.
"Ada apa?"
Chaeyoung menggeleng, "Aku tidak mau jadi cinderella."
"Mengapa?"
Chaeyoung menunduk dan kembali terisak, "Jika aku menjadi cinderella. Hidupku akan hancur. Eomaku sudah meninggal, perusahaan appa akan bankrut, dan aku hidup dengan eoma yang memperlakukanku dengan buruk beserta saudaraku. Jadi aku tidak mau."
Halmeoni tersenyum sambil mengangkat dagu Chaeyoung, "Semua itu sudah terjadi bukan? sama persis yang kau katakan tadi. Kau sudah mendapatkan semua kepahitan itu. Jadi sekarang kau harus menemukan titik awal dari kebahagiaanmu. Bukankah sang cinderella menemukan kebahagiaannya dengan mendatangi pesta pangeran?"
Chaeyoung terdiam, 'Bahagia? Dengan menjadi cinderella.'
"Halmeoni adalah penghubung untuk ikatan kalian yang pernah terputus. Jadi aku akan menghubungkan kembali benang merah kalian. Chae, sudah waktunya kau mengambil kembali kebahagiaanmu. Jadi kumohon jadilah cinderella."
Setelah mendengar halmeoni, Chaeyoung tersadar dengan apa yang halmeoni katakan itu benar. Ia pun tersenyum lalu mengikuti langkah halmeoni menuju mobil. Ia akan dibawa untuk memilih gaun yang cocok untuk sang cinderella.

KAMU SEDANG MEMBACA
~I'm not cinderella~ [Rose X Jjk]
Romance[The end] aku tidak ingat kapan mengenalnya.. yang kutahu ia sekarang sedang bertekuk di hadapanku.. dengan sebuah sepatu kaca berkilau.. ia yakin bahwa sepatu itu milikku.. dan memasangkannya di kaki kananku.. --a girl who keeps all her own proble...