Gadis yang baru saja keluar dari lift, berjalan dengan lunglai.
Hanya mendengar kalimat seseorang yang ia cintai itu meninggal, itu membuat Chaeyoung sedih. Kalimat yang dapat membayangkan sesuatu yang menyakitkan.
Apalagi sekarang ia melihat seseorang yang ia cintai terluka.
Lihat wajah Jungkook. Pipinya memar dan bibirnya berdarah.
Chaeyoung memang tidak melihat kedua pengawal itu memukulnya. Dan luka itu juga tidaklah parah tapi itu berhasil membuat hatinya remuk.
"Jungkook-ah."
Panggilan nama itu bukan hanya terkejut atau terheran dengan keberadaan Jungkook di perusahaan tapi juga karena wajahnya yang terluka.
"Yaak! Apa yang kalian lakukan? Brengsek." maki Chaeyoung pada kedua pengawal itu.
"Siapa kau?" tanya salah satu mereka.
Gadis itu hampir meledak, "Aku? Karena kalian tidak pernah melihatku di perusahaan jadi kalian tidak mengenalku. Yaak! AKU ANAK TUAN PARK! Dan kalian, TELAH MEMUKUL PACARKU."
Kedua pengawal itu sangat terkejut dan langsung melepaskan Jungkook. Lalu Chaeyoung berganti membopong Jungkook. Mereka membungkuk dengan serempak.
"Maafkan kami, Nona."
"Pergi kalian! Brengsek." teriak Chaeyoung.
Maka kedua orang itu segera pergi dari tempat itu.
Chaeyoung menyentuh pipi Jungkook, "Aish jinjja, lihat wajahmu. Bagaimana kalau kau tidak tampan lagi? Aku akan menangis seharian."
Jungkook tersenyum untuk menenangkan gadisnya, "Gwenchana, aku hanya dipukul sedikit."
"Aahh, kata-katamu tambah membuatku sedih. Ayo, kita ke klinik dulu."
Namun hal yang tak terduga terjadi. Sebelum mereka pergi dari depan pintu kantor presdir itu ternyata nyonya Park bersama para koleganya bertemu dengan mereka.
Seakan wanita itu adalah pemimpin mereka. Dan para kolega itu berjalan di belakangnya.
Nyonya Park melipat tangannya, "Aigoo, apa yang kau lakukan di sini? Mengacak kantorku?"
"Ani," ucap Chaeyoung.
Ia pun maju selangkah lebih dekat dengan nyonya Park.
Lalu dengan tenang ia berkata, "Aku sedang mencari alamat dimana tempat eoma menyembunyikan appa."
Para kolega nyonya Park berbisik-bisik di belakang nyonya Park. Mempertanyakan maksud perkataan Chaeyoung. Mereka mulai mencurigai sesuatu.
Salah seorang pria tua bertanya pada Chaeyoung, "Kau anak tuan Park?"
"Nde, namaku Park Chaeyoung anak kandung dari tuan Park. Dan ini eoma tiriku. Aah, bapak dan ibu sekalian pasti belum pernah bertemu denganku. Itu karena aku selalu dihalangi oleh eomaku ini. Dan!"
Chaeyoung memperkeras suaranya, "Yang kalian dengar tadi tentang tempat penyembunyian appaku itu benar."
Mereka kembali bergemuruh. Mengerutkan kening. Dan bertanya-tanya.
Terlihat nyonya Park sedikit panik. Tangannya bergetar sampai ia harus memegang tangannya sendiri. Ia pun berbalik untuk menenangkan para koleganya.
"Tolong diam." ucapnya.
Seketika mereka langsung terdiam mendengar perintah itu. Namun tetap menatap nyonya Park curiga.
"Jangan dengarkan putriku. Dia sekarang sedang sakit. Makanya dia berbicara hal yang tidak mungkin. Ani, mana mungkin aku mencelakai suamiku. Iyakan, tuan Kim?"
KAMU SEDANG MEMBACA
~I'm not cinderella~ [Rose X Jjk]
Romance[The end] aku tidak ingat kapan mengenalnya.. yang kutahu ia sekarang sedang bertekuk di hadapanku.. dengan sebuah sepatu kaca berkilau.. ia yakin bahwa sepatu itu milikku.. dan memasangkannya di kaki kananku.. --a girl who keeps all her own proble...