Sudah tak terhitung berapa putaran lagi yang Chaeyoung lakukan pada gelas es krimnya.
Jihoon hanya menghela napas sambil memerhatikan sendok noonanya.
"Noona, Apa ingin memesan es krim rasa lain?" tanya Jihoon agar noonanya bisa berhenti melamun.
Chaeyoung tersenyum, "Aniyo. Ini sudah cukup."
"Hahhh.. Apa noona mau lihat? Bagaimana cara noona tersenyum? Itu seperti lukisan monalisa."
Chaeyoung melipat lengan, "Ehm, waeyo?"
"Di lukisan monalisa, dia memang tersenyum tapi tidak dengan sorotan matanya. Sama dengan senyummu, aku ingin matamu juga ikut tersenyum." Jihoon mencubit pipi noonanya, "seperti ini."
Itu berhasil membuat Chaeyoung tertawa, "Ne ne, arraseo. Hentikan."
Jihoon pun melepaskan cubitannya.
"Noona,""Ehm?"
"Uri appa, aku akan pastikan ia baik-baik saja." ucap Jihoon.
Kata-kata Jihoon membuat Chaeyoung terhenyak, ia tahu maksud dari ucapan adiknya tersebut.
"Jihoon-ah," Chaeyoung memegang tangan adiknya, "aku memang mencemaskan appa. Tapi aku juga mencemaskanmu, jadi kuharap kau selalu baik-baik saja."
Jihoon mengangguk.
Mereka melanjutkan dengan membicarakan sekolah Jihoon dan prestasinya saat pentas nyanyi.
Seseorang berjalan melewati meja mereka tapi tiba-tiba ia berhenti karena melihat Chaeyoung.
"Chaeyoung-ie?"
Chaeyoung melihat ke orang tersebut dan langsung berdiri, "Halmeoni!" ia senang.
Halmeoni memeluk hangat Chaeyoung.
"Apa kabarmu sayang?" tanya halmeoni.
"Aku sehat. Ahh, ini adikku." Chaeyoung mengenalkan Jihoon.
Halmeoni mencubit pipi Jihoon dengan gemas, "Aigoo, kau tampan sekali. Apa aku boleh bergabung?"
Chaeyoung tersenyum, mempersilakan halmeoni duduk. Ia menjelaskan pada Jihoon bagaimana mereka bertemu dan menghibur Chaeyoung.
Chaeyoung teringat sepatu kaca yang ia tinggalkan di pesta. Seharusnya ia ingin mengembalikan sepatu itu.
"Aku sangat berhutang pada halmeoni. Sepatu dan gaun itu pasti sangat mahal. Bagaimana aku harus membayar?"
Halmeoni menggeleng, "Ani, kau tidak perlu."
"Tidak bisa halmeoni. Aku tidak akan tenang. Kalau begitu aku harus mencicil hutangku."
"Kau yakin mau mencicil? Harganya lebih dari 10 juta won."
"Mwo!" seru Chaeyoung dan Jihoon serempak.
"Ottokhe? Semahal itu. Aku harus bagaimana? Apa tidak bisa dengan cara lain aku membayarnya?"
Halmeoni berpikir, "Hmmm.. Aku akan memikirkannya."
"Jinjja?"
"Ne,"
"Kamsahamnida halmeoni."
=============y^o^y==============
Kini giliran kelas Chaeyoung untuk piket gedung lapangan basket.
Dengan memakai seragam olahraga para siswa itu melaksanakan tugasnya.
Semua anak tidak memakai sepatu saat piket tapi kecuali satu orang yang sedang bersender di pagar penonton di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
~I'm not cinderella~ [Rose X Jjk]
Romance[The end] aku tidak ingat kapan mengenalnya.. yang kutahu ia sekarang sedang bertekuk di hadapanku.. dengan sebuah sepatu kaca berkilau.. ia yakin bahwa sepatu itu milikku.. dan memasangkannya di kaki kananku.. --a girl who keeps all her own proble...