Lisa duduk di bangku taman, ia menunggu Taehyung. Tak lama Taehyung datang dengan dua softdrink di tangannya. Taehyung ikut duduk di samping Lisa dan memberi Lisa satu kaleng.
"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya Lisa.
"Hei, jangan terburu-buru." Taehyung meneguk minumannya.
"Chae menyuruhku untuk cepat masuk kelas tapi kau malah mengajakku bolos."
Taehyung tersenyum, "Iya, aku tahu. Siapa namamu?"
"Lisa, namaku."
"Owh. Kalau begitu panggil aku Tae. Hmm.. Sebenarnya aku ingin tahu mengapa kau begitu khawatir dengan keadaan Chae."
"Tentu saja itu karena kami berteman."
"Yah, aku tahu kalian berteman. Tapi apakah Chae sering sekali di buli? Aku pernah bertemu dengannya saat dia berkelahi dengan saudaranya." jelas Taehyung.
Mendengar itu Lisa langsung panik, "Ah, benarkah. Kapan itu? Wae? Kenapa dia tidak pernah bilang padaku. Apa aku masih dianggap temannya?"
"Kau temannya, bukankah kau sendiri yang bilang. Chae hanya ingin kau tidak khawatir denganya makanya dia tidak mengatakan itu padamu." Taehyung berusaha menenangkan Lisa.
"Kau benar. Chae, teman yang baik. Sebenarnya hubungan Chae dan saudara tirinya itu kurang baik. Min-ah selalu saja ingin menyelakai Chae. Dia jahat, begitu juga dengan ibunya yang sering menghukum Chae."
"Benarkah?"
Lisa mengangguk, "Nde, itu sebabnya aku selalu ingin menolong Chae yang kubisa."
"Apa kau tulus mengatakan itu?"
Lisa mengepalkan tangan ke arah Taehyung, "Aigoo, aku ingin memukulmu. Aku lebih lama berteman dengannya."
"Ne, maaf. Aku hanya bercanda."
"Sebelum kami berteman. Aku tidak tahu Chae orang yang seperti apa. Mengapa dia selalu jadi tersangka saat terjadi perkara? Mengapa dia tidak melawan ketika di lukai? Aku bingung dengannya. Tapi baru kutahu saat Jennie temanku dibawa oleh Min-ah ke gudang. Chae yang tahu langsung datang menolongnya sedangkan aku datang terlambat.
Tubuh mereka banyak luka dan Jennie menangis. Aku pun membalas perbuatan Min-ah dan temannya tapi ketika Min-ah akan memukulku dengan tongkat baseball namun Chae rela menggantikanku dengan tubuhnya. Chae pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Aku ingin membalas perbuatan mereka tapi Chae berkata bahwa dia tidak mau membawaku ke dalam masalahnya."
Lisa berhenti sejenak, ia berusaha menahan air matanya. "Saat itulah aku ingin menolongnya. Tapi ternyata aku tidak selalu ada untuknya. Aku memang bukan teman yang baik."
Taehyung memegang pundak Lisa, "Gwenchana, setidaknya Chae masih memiliki teman. Ternyata kisahnya memilukan."
"Ehm, kuharap Jungkook memperlakukan Chae dengan baik."
"Tenang saja. Jung adalah pria yang baik. Ia bahkan sangat dekat dengan halmeoninya."
"Begitu. Baguslah." pikiran Lisa menenang kembali.
(T⌓T)
"Tuan muda silakan cicipi." ucap seorang pelayan yang menyodorkan sepiring kecil cake red velvet.
Jungkook mengambil sendok dan mencicipi kue itu, "Hmm.. Ini enak dan lembut. Sajikan juga ya." ucapnya pada pelayan itu.
"Baik tuan." pelayan itu pun undur diri.
Jungkook menunjuk ke komposer yang akan memutar lagu jazz di panggung, "Jangan, jangan lagu yang seperti itu. Putar suara piano saja."
Komposer itu pun mengangguk. Jungkook melanjutkan melihat ruangan cafe. Lampu-lampu hias berwarna emas mengelilingi dinding dan pohon kecil. Bunga Mawar juga sudah terpasang di pojok ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
~I'm not cinderella~ [Rose X Jjk]
Romansa[The end] aku tidak ingat kapan mengenalnya.. yang kutahu ia sekarang sedang bertekuk di hadapanku.. dengan sebuah sepatu kaca berkilau.. ia yakin bahwa sepatu itu milikku.. dan memasangkannya di kaki kananku.. --a girl who keeps all her own proble...